Meskipun dari lagu kita tahu bahwa nenek moyang kita adalah seorang pelaut, ada baiknya kita tidak terlalu percaya lagu dan mulai kembali membaca buku sejarah. Karena seperti pepatah bilang, buku adalah jendela dunia. Peradaban di Indonesia, sejak zaman kerajaan nusantara hingga peradaban moderen masa kini tidak lepas dari peran perdagangan.
Perdagangan di masa lampau adalah salah satu alasan mengapa banyak dari kita memiliki nama dari Bahasa Sanskrit, atau yang lebih dikenal sebagai Bahasa Sansekerta. Karena salah satu pedagang yang banyak membawa pengaruh bagi nusantara di masa lampau adalah pedagang dari Gujarat, India. Ini hanya sebagian kecil dari pengaruh perdagangan terdahap perkembangan peradaban.
1. Perdagangan Ke Nusantara Membawa Aliran Agama Baru
Di masa silam, sebagian besar dari peradaban di Indonesia memiliki paham dinamisme atau animisme, ataupun tidak memiliki paham sama sekali dan tidak mengenal konsep Tuhan. Tidak salah, karena sejarah agama dunia baru dikenal sejak 3000 Tahun sebelum Masehi. Sebelum era ini, kebanyakan dari peradaban di dunia, termasuk di Indonesia menganut paham animism dan dinamisme. Di Indonesia sendiri, yang saat itu masih dikenal sebagai nusantara, pedagang dari India adalah yang pertama memperkenalkan konsep agama dengan ketuhanan, yaitu dengan agama Hindu.
Pada masa kedua Masehi, Indonesia termasuk ke dalam jalur sutra laut yang menghubungkan pedagang dari jalur di Timur Tengah, hingga ke Tiongkok dan India melalui perairan Nusantara. Tidak heran, Nusantara menjadi salah satu jalur penting bagi pedagang. Interaksi dengan pedagang yang datang dari India dan memeluk agama Hindu kemudian banyak berpengaruh terhadap peradaban di masa itu. Di abad ke-14, Nusantara bahkan memiliki kerajaan Hindu terbesar di wilayah Asia, yaitu Kerajaan Majapahit.
Tidak hanya membawa ajaran Hindu, pedagang dari India pun membawa ajaran Islam yang berkembang di abad ke-14, terutama setelah keruntuhan Kerajaan Majapahit di Nusantara. Bisa disimpulkan bahwa perdagangan yang telah mengenalkan agama ke peradaban di Indonesia.
2. Indonesia Memiliki Salah Satu Sistem Perdagangan Tercanggih di Masa Silam
Kalau kamu memperhatikan pelajaran sejarah ketika masih duduk di bangku sekolah, tentu kamu ingat dengan VOC, yang merupakan kepanjangan dari Vereemigde Oost Indische Compagnie. Perusahaan ini berbasis di Batavia atau yang kini dikenal sebagai kota Jakarta. Menurut sejarah, perusahaan dagang ini adalah perusahaan dagang terbesar bukan hanya di Indonesia, namun di seluruh dunia.
VOC melakukan perdagangan ke seluruh dunia dengan komoditas utama berupa rempah-rempah yang tentu saja mudah didapatkan di tanah Indonesia. Selain menjadi perusahaan dagang terbesar pada zamannya, ternyata sistem perdagangan di tanah air pada saat itu sudah mengenal sistem perusahaan terbuka dengan menjual saham kepada masyarakat umum dan membayar dividen sebagai imbalan dari investasi terhadap VOC.
Sistem perdagangan dengan menjual saham perusahaan dan memberikan dividen yang dijalankan oleh VOC ini ternyata yang pertama di dunia. Sayangnya, kejayaan perusahaan dagang VOC harus berakhir di tahun 1795 karena korupsi yang merajalela di kalangan pegawainya dan juga sistem pembayaran dividen yang belum efisien. Meskipun demikian, hingga kini VOC di Indonesia tetap dikenal sebagai perusahan pertama dengan sistem perdagangan yang mampu memonopoli kawasan Asia dan Eropa dan juga perusahaan pertama yang mengenalkan sistem kepemilikan saham ke publik.
3. Perdagangan Membawa Pengetahuan Bercocok Tanam
Pada masa penjajahan Belanda, tentu kita masih ingat dengan sistem tanam paksa yang diberlakukan oleh pemerintah Belanda. Tanam paksa ini diberlakukan untuk mencukupi komoditas perdagangan yang dilakuka oleh pemerintah Belanda saat itu dengan pedagang hampir di seluruh dunia melalui perusahaan dagang VOC.
Efek dari tanam paksa ini adalah berkembangnya wawasan masyarakat Indonesia saat itu terhadap cara bercocok tanam. Sebelum perdagangan rempah menjadi komoditas, masyarakat tanah air tidak banyak bercocok tanam produk yang menjadi komoditas ekspor/impor di dunia. Sejak adanya sistem tanam paksa, masyarakat Indonesia mulai mengenal cara menanam tanaman kopi, misalnya, yang hingga kini pun masih mendunia.
4. Perdagangan Merevolusi Teknologi di Indonesia
Perdagangan, atau transaksi jual beli antara dua belah pihak memang sudah menjadi bagian dari peradaban di Indonesia, sejak ribuan tahun silam hingga hari ini. Transaksi jual beli bisa dibilang sebagai salah satu pendorong berkembangnya teknologi di berbagai belahan dunia, termasuk juga Indonesia. Perdagangan dengan menggunakan platform elektronik, atau yang dikenal luas sebagai e-commerce secara langsung membuat banyak masyarakat Indonesia “melek” terhadap internet dan juga sistem pembayaran online.
Sejak dikenalnya sistem perdagangan elektronik ini, hampir semua produk kini bisa didapatkan secara online. iprice, salah satu platform product discovery yang beroperasi di 7 negara di Asia, termasuk di Indonesia, mencatat setidaknya ada lebih dari 30 juta produk dalam katalognya. Produk ini bukan hanya produk fashion saja, mulai dari kabel charger sampai cuttonbud bisa ditemukan di katalog produk milik iprice. Kaget dengan jumlah produk yang kini bisa Kamu temukan melalui platform belanja online? Tunggu dulu.
Sistem belanja online ini juga mendorong perkembangan sistem transaksi online di Indonesia. Sejak belanja online booming di tahun 2012-an, pengguna kartu kredit di Indonesia meningkat hingga 11 persen sampai tahun 2014 saja. Meskipun masih tergolong rendah, namun angka ini tergolong tinggi mengingat hampir 60% dari konsumen Indonesia tidak mempercayai sistem pembayaran menggunakan kartu kredit di tahun 2013.
Selain mengubah cara konsumen di dalam negeri untuk melakukan transaksi pembayaran, perdagangan elektronik juga mendorong banyak platform yang dihadirkan untuk memenuhi kebutuhan personal Kamu. Misalnya saja Go-Massage yang merupakan platform yang menyediakan layanan pijat ke rumah layaknya spa. Tidak hanya menghadirkan layanan pijat ke rumah, Kamu pun bisa memilih terapis yang akan memberikan layanan ini.
Untuk yang tidak memiliki banyak waktu untuk belanja bulanan, platform seperti HappyFresh akan membantu kamu mendapatkan berbagai produk yang Kamu butuhkan sehari-hari. Tentu hal ini tidak terjadi di era sebelumnya. Baru ketika belanja online booming di dalam negeri, teknologi pun mau nggak mau harus berkembang untuk mengimbangi kebutuhan konsumen yang semakin kompleks.
Jika kini perdagangan bahkan membuat abang ojek di depan rumah menggunakan aplikasi untuk mendapatkan penumpang, mungkin perdagangan di masa depan akan memungkinkan kita mengirimkan bahan makanan secara real-time kepada mereka yang berada di daerah krisis. Siapa yang tahu, kan.
Sumber Foto: PEXELS.com