20 Rumah Adat di Indonesia yang Hampir Punah

RUMAH ADAT – Kekayaan Indonesia tidak hanya sumber daya alamnya saja, tapi juga beragam budaya dimiliki Indonesia, termasuk alat musik tradisional dan juga rumah yang berbeda bentuk dan ciri khas di setiap suku.

Jika dilihat sekilas, rumah adat memang terlihat sangat sederhana. Namun, kenyataannya rumah adat tersebut sangat layak huni. Sayang saat ini bangunan modern seakan mengancam eksistensi rumah adat, sehingga menyebabkan rumah adat hampir punah.

 

Rumah Adat Bumbungan Lima

boombastis.com
boombastis.com

Pokok permasalahan terancam punahnya rumah adat yaitu sedikitnya para ahli di bidang rumah adat. Masyarakat saat ini lebih menyukai rumah bergaya modern yang terlihat menjanjikan dibandingkan dengan rumah adat yang menjadi identitas suku bangsanya sendiri.

Inilah yang dialami oleh rumah adat Bumbungan Lima yang notabene identitas daerah Bengkulu. Rumah adat ini sangat unik karena kamu akan menjumpai doa-doa yang terukir di tiang rumah. Sekarang ini rumah adat Bumbungan Lima dapat dihitung dengan jari. Salah satu rumah adat Bumbungan Lima yaitu rumah Ibu Fatmawati Soekarno.

Rumah Panggung Jambi

boombastis.com
boombastis.com

Tahukah kamu kalau Indonesia juga memiliki kota istana seperti di Cina? Ya, pada zaman kerajaan Melayu Jambi berjaya, dibangun sebuah kota yang terdiri dari bangunan yang terstruktur dengan sangat baik. Salah satu bangunan di kota tersebut yaitu rumah panggung Jambi yang memiliki ciri khas tersendiri.

Rumah berbentuk panggung ini memiliki ukuran panjang 12 meter dan lebar 9 meter yang ditopang oleh 30 tiang penyangga. Jika kamu ingin melihat rumah ini, kamu dapat mengunjungi kampung Lamo, Suku Bathin di Rantau Panjang.

Rumah Adat Karo

boombastis.com
boombastis.com

Sungguh amat disayangkan ketika harta yang sangat berharga negeri ini lenyap begitu saja. Contohnya rumah adat Karo yang ada di Sumatera Utara ini. Rumah adat ini sekarang sudah dimuseumkan.

Buat kamu yang penasaran dengan rumah adat Karo, bisa mengunjungi Desa Lingga di Kabupaten Karo. Rumah ini terjaga keasliannya sejak ratusan tahun yang lalu. Walaupun terlihat sederhana, namun kekuatannya bahkan dapat mengalahkan bangunan-bangunan modern.

Rumah Adat Kudus

boombastis.com
boombastis.com

Di tempat yang padat penduduk seperti di Pulau Jawa ini sangat sulit mempertahankan rumah adat seperti ini. Karena terus dibangun bangunan-bangunan modern, mall dan ruko. Padahal, dulu di Pulau Jawa ini banyak sekali rumah adat, mulai dari Banten hingga Jawa Timur, tak terkecuali Kudus.

Rumah adat Kudus yang jumlahnya tidak banyak itu semakin berkurang karena alasan ekonomi. Padahal tempat tersebut sudah dijadikan cagar budaya oleh pemerintah setempat.

Rumah Adat Mamasa

boombastis.com
boombastis.com

Jika kamu ingin merasakan tempat tinggal yang tidak seperti biasanya namun tetap nyaman, kamu perlu mengunjungi Kabupaten Mamasa. Karena di sini terdapat rumah adat yang sangat nyaman untuk dijadikan tempat tinggal.

Bentuk rumah adat Mamasa hampir mirip seperti rumah adat Toraja. Bangunan ini dibedakan berdasarkan status sosialnya. Banua Layuk merupakan yang paling tinggi dihuni oleh ketua suku. Sedangkan, masyarakat biasa tinggal di tempat yang paling rendah.

Rumah Adat Pati

2.bp.blogspot.com
2.bp.blogspot.com

Rumah adat pati atau biasa disebut dengan Joglo Pati merupakan salah satu Rumah tradisional asal Pati yang mencerminkan perpaduan akulturasi kebudayaan masyarakat Kabupaten Pati. Ciri khasnya pun sangatlah unik, rumah adat ini memiliki atap genteng yang merupakan perpaduan antara kebudayaan jawa dan tiongkok. Rumah ini diperkirakan telah dibangun sejak tahun 1700-an Masehi dan 90% bahan utamanya terbuat dari kayu. Jika diperhatikan, rumah Joglo Pati memiliki kemiripan dengan Joglo yang ada didaerah Kudus. Hanya saja bagian pintu dan atapnya yang berbeda.

Seiring berkembangnya zaman, keberadaan rumah adat pati mulai terlupakan. Belum lagi harga pembuatannya yang mahal, sehingga hanya masayarakat dengan tingkat perekonomian menengah keatas saja yang mampu membelinya.

Rumah Balai Batak Toba

picturerumahminimalis.com
picturerumahminimalis.com

Rumah balai batak toba merupakan rumah adat yang berasal dari daerah Sumatera Utara. Rumah ini terdiri dari dua bagian yakni Jabu parsakitan dan Jabu bolon. Ruangan Jabu parsakitan digunakan oleh masyarakat sekitar untuk menyimpan barang-barang. Selain itu, ruangan ini juga terkadang dipakai sebagai tempat pertemuan yang membicarakan hal-hal penting mengenai adat. Sedangkan Jabu bolon adalah tempat dimana keluarga besar berkumpul (rumah keluarga besar). Rumah ini tidak memiliki kamar atau sekat. Sehingga keluarga besar dapat tinggal dan tidur bersama.

Menurut kepercayaan masyarakat batak, komponen rumah ini memiliki makna simbolis yang berbeda-beda. Bagian atapnya diyakini memiliki cerminan dari kehidupan dunia para dewa. Selanjutnya pada bagian kedua yakni lantai rumah, memiliki arti cerminan dari dunia manusia. Sedangkan bagian bawah diyakini sebagai cerminan dari dunia kematian.

Rumah Baloy

4.bp.blogspot.com
4.bp.blogspot.com

Tahukah kamu bahwasannya di Kalimantan terdapat rumah adat yang memiliki sejumlah tiang yang tinggi?  Jika dibandingkan dengan rumah adat lainnya, rumah adat ini memiliki gaya bangunan yang terlihat lebih modern dan modis. Diduga rumah adat ini merupakan pengembangan dari arsitektur Rumah Lamin  yang dihuni oleh Suku Dayak Kenyah di Kalimantan Timur.

Rumah baloy berasal dari Kalimantan Utara. Bahan dasar yang digunakan untuk membangun rumah ini adalah kayu ulin. Rumah adat ini juga didesain agar pintu utamanya menghadap ke arah selatan. Belum ada penjelasan mengenai  hal ini. Namun, kebiasaan ini telah menjadi syarat utama dibangunnya Rumah Baloy.

Mbaru Niang

static.dezeen.com
static.dezeen.com

Jika kamu pernah menjelajahi Kampung Wae Rebo-Pulau Flores Indonesia, mungkin kamu akan menemukan rumah yang satu ini.  Rumah adat Mbaru Niang sangatlah unik. Ia memiliki bentuk yang mengerucut dan terdiri dari 5 lantai.

Upaya konservasi Mbaru Niang telah mendapatakan penghargaan tertinggi dari kategori Konservasi Warisa budaya oleh UNESCO (Asia-Pasifik 2012). Selain itu Mbaru Niang juga menjadi salah satu kandidat peraih Penghargaan Aga Khan pada tahun 2013.

Rumah Belah Bubung

2.bp.blogspot.com
2.bp.blogspot.com

Rumah belah bubung atau biasa disebut Rumah rabung merupakan rumah adat yang berasal dari kepulauan riau. Konon katanya, nama ini diberikan oleh orang asing yang dahulu mendatangi indonesia seperti Belanda dan Cina. Sekilas jika dilihat rumah ini memiliki model bangunan yang sama dengan rumah panggung. Selain itu, rumah belah bubung memiliki bentuk atap yang menyamai bentuk pelana kuda. Jika kamu ingin membuat bangunan ini, disarankan agar tidak membangun dengan sembarangan. Hal ini dikarenakan ada beberapa tahap yang dipercaya mampu menghindari pemilik rumah dari kesialan.

Ukuran rumah ini menunjukan tingkat perekonomian sang pemilik rumah. Makin besar ukuran rumah, makin besar pula tingkat perekonomian yang dimiliki. Begitupun sebaliknya.

Rumah Adat Lopo

widyatama.ac.id

Lopo merupakan rumah adat yang berasal dari Propinsi Nusa Tenggara Timur. Rumah yang keberadaannya semakin terkikis oleh perkembangan zaman ini pada awalnya dianggap sebagai rumah serbaguna karena rumah model ini memang memiliki banyak kegunaan. Meskipun sudah semakin sedikit warga yang memakai model rumah seperti ini, namun suku Abui yang tinggal di Kabupaten Alor masih setia untuk menggunakannya.

Rumah lopo terbuat dari 2 bahan utama yang keduanya terbuat dari bahan alami, yaitu bambu dan alang-alang. Masyarakat suku Abui memanfaatkan bambu untuk digunakan sebagai lantai dan rangka atapnya dan alang-alang sebagai atapnya. Sedangkan untuk pondasi penyangganya, mereka memakai kayu jati atau yang sejenisnya. Yang unik dari rumah adat ini adalah ia tidak memiliki dinding sama sekali.

Meski terlihat sangat sederhana, rumah adat lopo terdiri dari 3 lantai. Lantai pertama adalah tempat untuk memasak, menerima tamu dan bersantai. Lantai kedua digunakan sebagai kamar tidur dan yang ketiga sebagai tempat penyimpanan bahan makanan.

Rumah Adat Uma Lengge

flickr.com

Uma lengge adalah rumah adat peninggalan nenek moyang suku Bima. Pada awalnya, tempat ini digunakan hanya untuk menyimpan padi atau hasil bumi lainnya. Alasannya adalah, agar tidak tercipta efek domino yang merugikan apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan pada perumahan penduduk, contohnya kebakaran. Apabila rumah penduduk mengalami kebakaran, penduduk akan masih memiliki persediaan padi untuk makan. Sehingga komplek uma lengge memang dibuat jauh dari pemukiman warga.

Seiring perkembangan waktu, masyarakat suku Bima mulai menggunakan uma lengge sebagai tempat tinggal tetap. Hanay saja untuk saat ini, hanya diketahui tinggal satu desa saja yang masih melestarikan rumah adat ini, yaitu Desa Maria, Kabupaten Bima. Meski begitu, susunan yang rapi dan unik pada perumahan adat ini justru menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan yang datang.

Rumah Adat Betang

gpswisataindonesia.blogspot.com
gpswisataindonesia.blogspot.com

Rumah betang merupakan rumah adat khas Kalimantan yang tersebar di hulu-hulu sungai di pulau tersebut. Biasanya, ia menjadi pusat pemukiman bagi masyarakat suku Dayak. Rumah adat ini memiliki ciri yaitu bentuknya panggung dan memanjang. Tidak tanggung-tanggung, rumah betang bisa mencapai 100 meter panjangnya dengan lebar 15 meter.

Biasanya, rumah ini dihuni oleh sekitar 70an jiwa atau sekitar 10 keluarga. Semua suku Dayak, kecuali Suku Punan yang hidup mengembara, memiliki rumah adat mirip dengan rumah betang ini, yaitu dengan model memanjang. Ini bedanya Suku Punan dengan suku-suku Dayak lainnya.

Dengan sedikitnya jumlah pemakai, sudah otomatis punahnya rumah betang (apabila tidak diurus oleh pemerintah) hanya tinggal menunggu waktu saja. Apalagi, sekarang pengaruh globalisasi juga mulai hinggap di kalangan anak muda suku Dayak.

Rumah Adat Bola Soba

blogaramelia.blogspot.co.id

Bola soba adalah rumah adat yang berasal dari Sulawesi Selatan. Ketika masih aktif digunakan, rumah ini dipakai untuk bangsawan atau keluarga raja dari suku Bugis. Bola soba adalah bahasa bugis yang apabila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi “Rumah Persahabatan”.

Saat ini, bola soba benar-benar hanya tinggal sejarah. Tidak ada lagi keluarga raja yang di rumah model kuno tersebut dan lebih memilih tinggal di rumah modern. Beberapa rumah adat bola soba yang tersisa saat ini dimanfaatkan sebagai museum sejarah.

Rumah Adat Honai

desainrumah99.web.id

Honai merupakan rumah adat khas Papua, khususnya bagi suku-suku yang tinggal di pegunungan. Hal ini tidak terlepas dari desain rumah honai dimana ia memiliki bentuk yang sempit dan tidak memiliki jendela guna menahan hawa dingin yang menusuk. Biasanya, honai hanya dibangun setinggi 2,5 meter dan di tengah rumah disiapkan api unggun untuk menghangatkan diri.

Dalam satu keluarga, biasanya mereka memiliki 3 honai sekaligus yang berguna untuk tempat makan bersama, tempat tidur serta kandang hewan ternak. Pada honai yang digunakan untuk tempat tidur terdapat 2 lantai. Lantai dasar biasa digunakan untuk para pria sekaligus berjaga dan lantai kedua adalah khusus untuk wanita.

Mirip dengan daerah lainnya, masalah yang dihadapi rumah adat honai untuk eksistensinya adalah pengaruh globalisasi, sehingga perhatian dari pemerintah sangat diperlukan agar rumah adat honai terus terjaga dari kepunahan. Contoh langkah sederhana yang bisa dilakukan adalah dengan mengadakan perlombaan rumah honai atau yang sejenisnya.

Rumah Krong Bade

Rumah Krong Bade
tradisikita.my.id

Rumah adat khas Nanggroe Aceh Darussalam ini biasa disebut oleh penduduk setempat dengan sebutan rumoh Aceh. Krong Bade memiliki ciri khas berupa tangga depan yang biasanya digunakan oleh para penghuni dan tamu untuk masuk ke dalam rumah. Umumnya jumlah anak tangga di dalam Rumah Krong Bade terhitung ganjil. Selain itu, Rumah Krong Bade dihiasi dengan berbagai macam ukiran pada bagian dinding rumah. Banyaknya ukiran pada dinding Rumah Krong Bade biasanya tergantung dari kondisi kemampuan ekonomi si pemilik rumah.

Rumah Krong Bade kini telah menjadi salah satu warisan rumah adat budaya Indonesia yang hampir punah. Hal ini disebabkan karena masyarakat Aceh mulai menempati rumah-rumah modern dibandingkan dengan perawatan Rumah Krong Bade yang perawatannya jauh lebih mahal.

Rumah Lamin

Rumah Lamin
nobertamebang.blogspot.com

Berbentuk panjang dan berpanggung merupakan ciri khas dari rumah adat khas Kalimantan Timur ini. Hal inilah yang menyebabkan rumah Lamin dapat ditempati oleh beberapa kepala keluarga sekaligus. Salah satunya adalah Rumah Lamin di Kalimantan Timur yang dihuni oleh 12 sampai dengan 30 keluarga.

Suku Dayak umumnya menggunakan rumah adat berjenis ini sebagai identitas jati diri mereka di masyarakat. Pada bagian dinding Rumah Lamin terdapat beberapa ukiran atau gambar yang mempunyai makna khusus bagi para penghuni suku Dayak di Kalimantan Timur. Sebagian masyarakat Dayak beranggapan bahwa gambar dan beberapa ukiran tersebut memiliki kekuatan magis yang dapat menjaga kelangsungan hidup keluarga mereka dalam satu rumah dari kondisi bahaya apapun.

Tanean Lanjhang

Tanean Lanjeng
stevenbrahma.deviantart.com

Penduduk Madura memang dikenal sebagai masyarakat yang menjunjung tinggi tali persaudaraan antar sesama. Salah satu contoh bahwa mereka benar-benar menjunjung tinggi ikatan terlihat dari pola rumah adatnya. Adalah Tanean Lanjhang atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan halaman panjang yang merupakan bagian dari rumah adat khas Madura.

Tanean Lanjeng terbentuk karena sejumlah rumah yang ditata secara berjajar dengan rumah induk yang berada di tengah-tengah. Rumah induk biasanya ditandai dengan jengger ayam di bagian atapnya. Orang tertua dalam suatu keluarga diwajibkan untuk menempati rumah induk tersebut agar menjadi Kepala Somah. Setelah itu, kepala somah memiliki wewenang dalam mengatur semua kebijakan yang ada di dalam keluarga, khususnya menyangkut masalah pernikahan.

Rumah Limas

Rumah Limas
wikimedia.org

Rumah Limas khas Sumatera Selatan ini memiliki bangunan yang bertingkat-tingkat sesuai dengan filosofi budayanya sendiri. Tingkat-tingkat tersebut biasanya disebut oleh masyarakat dengan nama bengkilas. Rumah Limas memiliki luas antara 400 hingga 1000 meter persegi.

Kayu tembesu digunakan sebagai bahan material dasar dalam pembuatan lantai, dinding serta pintu Rumah Limas. Sementara itu, untuk pembuatan tiang rumah umumnya masyarakat menggunakan kayu unglen kedap air.

Saat ini pembangunan Rumah Limas di Sumatera Selatan sudah sangat jarang didirikan. Hal ini diakibatkan karena luas wilayahnya yang terlalu lebar sehingga memakan banyak biaya jika dibandingkan dengan membangun rumah biasa.

Lontiok

Lontiok
id.worldmapz.com

Lontiok memiliki ciri khas berupa beberapa tiang penyangga yang saling menopang di tiap bagiannya. Rumah khas Riau ini sengaja dibangun dengan permukaan yang tinggi agar mereka terhindar dari serangan binatang buas serta ancaman dari beberapa suku lain. Selain itu, bagian bawah dari rumah Lontiok juga bisa dimanfaatkan untuk memelihara berbagai hewan dan binatang ternak

Rumah Lontiok merupakan salah satu Budaya Indonesia yang wajib untuk dilestarikan. Rumah Lontiok kini sudah jarang untuk ditemukan karena sudah mulai termakan usia, bahkan jika ada sekalipun pastinya sudah mulai terlihat tidak terawat. Di Dusun Pulau Belimbing Desa Sipungguk terdapat salah satu Rumah Lontiok yang sudah tidak terawat lagi kondisinya. Meskipun begitu, Rumah Lontiok ini masih dapat menjadi objek wisata yang menarik jika pemerintah berupaya untuk merawatnya.