Senang, sedih, marah, dan kesal memang biasa kita rasakan setiap hari. Tapi apa jadinya jika seluruh perasaan tersebut mudah timbul di hati kita secara bergantian dalam waktu singkat? Tanpa penyebab yang jelas pula. Selain bikin capek diri sendiri, orang-orang disekitar kita pasti juga bingung menanggapinya. Orang yang suka moody pasti sering ditegur oleh teman, bos, dosen karena tiba-tiba jenuh dan nggak mood mengerjaka tugas-tugasnya.
Sebagian orang memang sering bermasalah dengan mood, mau mengerjakan sesuatu, menunggu mood yang tepat muncul. Kalau tiba-tiba uring-uringan, kita menyalahkan mood yang lagi nggak enak. Kasihan juga ya mood selalu menjadi kambing hitam. Makanya kenali 7 fakta tentang mood agar kita gak moody
1. Mengganggu Aktivitas
Kata moody memiliki persamaan arti dengan sesuatu yang cepat berubah, perasa, impulsif dan sebagainya, yang berkaitan dengan emosi negatif seseorang. Lawannya, tentu saja perasaan senang dan ceria yang menunjukkan emosi positif.
Istilah si moody digunakan untuk menyebut seseorang yang mudah berubah emosi atau mood-nya. Kadang-kadang, kita langsung memberi label seseorang itu moody, tanpa melihat dulu gejala-gejala yang menyebabkan mood orang tersebut mudah berubah.
Seseorang dikategorikan moody ketika perubahan mood-nya sudah mengganggu aktivitasnya sehari-hari dan cukup sering terjadi dengan alasan kurang jelas. Hal ini bisa terlihat ketika kita mengandalkan mood yang memengaruhi gairahnya dalam melakukan sesuatu atau mengambil keputusan.
2. Dipengaruhi Lingkungan
Tidak ada hubungan antara moody dengan masa kecil seseorang. Perubahan karakter seseorang lebih dipengaruhi lingkungannya. Orang yang moody pada masa kecil, bisa saja berubah nggak moody lagi ketika dewasa, demikian sebaliknya. Pengaruh lingkungan terutama keluarga, yang sangat berperan dalam perubahan tersebut. Makanya pilih lingkungan yang positif ya…
3. Bukan Keturunan
Pada dasarnya, seorang anak memang akan meniru orang tuanya karena orang tua adalah contoh terdekat. Namun hal itu tergantung dari cara anak tersebut melihat dan menilai sendiri apakah yang dilakukan oleh orang tuanya itu benar atau salah. Selalu ada hal-hal positif dan negatif dari cara orang tua mendidik anaknya.
4. Beda dengan Pemarah
Nggak ada hubungan antara orang yang mudah marah dengan moody. Marah merupakan suatu sifat, sedangkan moody muncul pada saat-saat tertentu saja, tergantung dari situasi yang memengaruhinya.
5. Motivasi Kreatif
Menurut salah satu penulis buku tentang kreativitas, perubahan mood lebih berpengaruh pada motivasi untuk menghasilkan karya kreatif dari pada dalam proses kreatifnya sendiri. Perubahan mood yang biasa dialami pekerja seni, seperti artis dan penulis biasanya bersifat impulsif, tiba-tiba bisa muncul perasaan senang meluap-luap sehingga memicu kreativitas mereka. Orang-orang yang bekerja di dunia kreatif bisa mengalami peningkatan mood energi secara tiba-tiba dan memiliki kemampuan dalam menghubungkan ide-ide.
6. Dipengaruhi makanan
Katanya nih mengonsumsi makanan yang baik untuk jantung, kaya serat, dan rendah lemak jenuh sangat efektif untuk merangsang mood menjadi lebih baik. sepotong coklat juga dapat memperbaiki mood karena dapat merangsang produksi hormon endorfin yang membuat tubuh merasa nyaman dan bahagia.
7. Bisa dikendalikan
Kita bisa mengendalikan mood melalui pikiran. Saat sedang nggak mood, sebaiknya jernihkan pikiran dan perasaan sebelum melakukan sesuatu. Diperlukan kecerdasan dan kejernihan pikiran untuk menghapus rasa moody. Karena moody dapat menghasilkan rasa kesal dan marah. Kita juga harus pintar mengendalikan emosi supaya nggak merugikan orang lain.