tumblr_n24vmqgjam1rvn61co1_1280

8 Hewan Laut Bercahaya, Bioluminesensi VS Biofluoresensi Lebih Bagusan Mana?

Laut selalu menampilkan pesona yang menakjubkan dengan banyak keragaman, tak terkecuali pada keindahan alam bawah laut. Mungkin kamu mengira tak akan melihat sesuatu yang menarik di bawah laut pada malam hari.

Namun, justru disaat itulah kita akan disuguhkan keajaiban alam, dimana banyak hewan laut dapat bersinar. Ada dua cara hewan dan tumbuhan dapat bersinar, dengan bioluminesensi dan biofluoresensi.

Pada bioluminesensi lebih familiar bagi kita, hewan dan tumbuhan seperti kunang-kunang dan jamur Panellus stipticus sering kita jumpai. Namun, tahukah kamu jika bioluminesensi juga terdapat pada beberapa hewan laut?

Selain bioluminesensi, ada biofluoresensi yang saat ini tengah banyak diteliti dan dicari oleh para ilmuwan. Dalam menghasilkan cahaya bioluminesensi berbeda dengan biofluoresensi. Hewan dengan bioluminesensi menghasilkan cahaya sendiri dari dalam tubuhnya melalui reaksi kimia tertentu.

Sedangkan hewan dengan biofluoresensi tidak menghasilkan sendiri cahayanya, melainkan menyerap cahaya biru laut.

Melalui radiasi elektromagnetik memantulkan kembali dalam bentuk cahaya lain, kebanyakan berwarna hijau dan kuning. Lebih menakjubkan mana diantara keduanya, anda sendiri yang dapat menilainya.

Berikut ini 8 jenis hewan yang dapat bersinar di dalam laut, 4 dengan bioluminesensi dan 4 dengan biofluoresensi.

Hiu Lentera (Etmopterus spinax)

uwmacrophotographers.com

Para ilmuwan memperkirakan lebih dari 10 persen spesies hiu dapat berpendar atau bercahaya. Salah satu yang paling dikenal sebagai hewan bioluminesensi adalah hiu lentera atau yang bernama latin Etmopterus spinax. 

Ukurannya hanya sebesar telapak tangan manusia dewasa, tumbuh sampai dengan 60 cm. Hiu lentera dipastikan berada di perairan Okinawa Jepang. Cahaya kebiruaan yang nampak dalam sirip dan kepala berfungsi sebagai alat predasi, yakni dengan menciptakan ilusi cahaya bagi mangsanya.

Ubur – ubur Aequorea victoria

flickr.com

Ubur – ubur Aequorea victoria merupakan hewan bioluminesensi pertama yang dapat dipecahkan para peneliti. Ditemukan ada protein yang bertanggung jawab dalam menciptakan luminesensi yang disebut dengan Aequorea (sesuai dengan namanya).

Protein itu lalu berikatan dengan ion kalsium dan menghasilkan cahaya biru. Protein Aequorea ini selanjutnya dapat dikloning oleh scientist, dan diterapkan pada hewan lainnya sebagai rekayasa genetika. Contohnya seperti rekayasa genetika bioluminesensi pada ikan angel.

Anglerfish

haikudeck.com

Dengan rupa yang mengerikan, orang – orang bahkan menamainya common black devil. Cahaya bioluminesensi yang berada tepat di atas mulutnya, berfungsi sebagai alat predasi.

Memikat mangsa dengan cahaya diujung tulang khususnya. Seperti namanya, angler yakni pemancing yang licik, ikan ini memancing mangsanya untuk mendekat. Sekali lahap dengan rahang mulut yang besar, membuat hewan ini menjadi predator ganas di bawah laut.

Ikan Lentera (Lanternfish)

turbosquid.com

Seperti namanya, ikan lentera menghasilkan cahaya bioluminesensi dari dalam tubuhnya. Cahaya yang berasal dari organ photophores ini tersusun rapi di tubuhnya bagai lentera berjejer di sepanjang jalan. Cahaya bioluminesensi miliknya berfungsi sebagai alat predasi dan juga sinyal kawin.

Hiu Swellshark

blog.luminescentlabs.org

Hiu ini adalah keluarga catshark yang memiliki pola seperti macan tutul. Baru ditemukan bahwa hiu swellshark bercahaya dengan biofluoresensi pada tahun 2014. Protein fluoresensi dalam tubuhnya berfungsi sebagai penyerap cahaya biru laut untuk menghasilkan cahaya kehijauan yang menarik.

Menarik karena dapat dilihat cahayanya mengikuti pola kulitnya. Biofluoresensi bagi hiu swellshark berfungsi sebagai media komunikasi antar mereka, ataupun untuk menarik pasangan kawin.

Penyu Sisik (Eretmochelys imbricata)

beritagar.id

Temuan terbaru yang banyak diperbincangkan saat ini. Penyu yang dianggap hampir punah ditemukan oleh peneliti mampu melakukan biofluoresensi.

Cahaya yang Nampak keluar dari cangkangnya dan berwarna kehijauan. Belum dapat dipastikan fungsi cahaya ini, apakah sebagai predasi, pertahanan, atau alat komunikasi.

Ikan Pari (Urobatis jamaicensis)

mirror.co.uk

Biasanya hidup di perairan dangkal yang memiliki terumbu karang. Dengan panjang tidak lebih dari 36 cm, dan memiliki pola warna yang bervariasi sesuai kebutuhan. Cahaya biofluoresensi digunakan untuk berkamuflase, menghindar dari pemangsanya.

Kuda Laut Berjajar (Hippocampus erectus)

anotherescape.com
anotherescape.com

Hewan laut yang cantik ini ternyata juga memiliki kemampuan biofluoresensi. Hewan yang unik karena jantan yang dapat hamil danmembuahi telur. Kuda laut berjajar menggunakan cahaya fluoresensi untuk berkamuflase dan menghindar dari mangsanya.


Posted

in

by

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *