8 Persepsi Kuno yang Harus Kamu Ubah Karena Itu Hanya Mitos

Ada persepsi kuno yang dihembuskan orang antah berantah dengan menyebutkan bila seseorang berpenampilan tertentu memiliki keahlian spesial, atau orang seperti ini pasti kepribadiannya seperti ini, dan berbagai persepsi lainnya. Persepsi seperti itu dihembuskan untuk mempengaruhi penilaian seseorang kepada orang yang dilihatnya.

Delapan persepsi yang sudah ketinggalan zaman tersebut adalah:

1. Orang berkacamata adalah orang yang cerdas

Cerita di film dan sinetron hampir selalu menggambarkan bahwa orang berkacamata adalah kutu buku, kuper, gagap, baju dimasukkan, atau rambut kepang dua. Kenyataannya orang berkacamata itu punya kelainan di mata sehingga butuh alat bantu untuk melihat. Bukan berarti juga kutu buku, banyak yang berkacamata karena banyak ngegame.

2. Orang bertatto adalah orang yang kacau dan liar

Sampai sekarang, stigma yang muncul pada orang bertatto selalu negatif, suka membuat onar, merokok, pengguna narkoba, atau minum minuman keras. Padahal kenyataannya adalah dia tidak mau donor darah dan tidak memikirkan dampak buruk tatto.

3. Pria dengan jas putih adalah seorang dokter

Nah,, anggapan ini mengakar di masyarakat kita. Tidak semua orang berjas putih berprofesi dokter karena mahasiswa yang praktikum di laboratorium kimia juga menggunakan jas putih. Jas putih juga digunakan oleh pengantin pria ketika resepsi pernikahan, padahal dia bukan dokter.

4. Semua pria tidak bisa memasak

Keliru sekali anggapan ini, koki restoran lebih banyak berjenis kelamin pria daripada wanita. Bahkan tukang bakso dan siomay keliling adalah pria, memang siapa yang membuat makanan itu? Ingatlah lagu “Abang Tukang Bakso” yang dinyanyikan oleh Melissa.

5. Semua wanita bisa memasak

Sekarang memasak tidak perlu keahlian, masak air, nasi, memanggang roti tidak perlu keahlian khusus. Alat masak elektronik sudah memiliki sensor akan memberi tanda kapan masakan sudah masak, dan secara otomatis kegiatan masak berhenti. Hal inilah yang membuat wanita sekarang tidak bisa memasak. Selain elektronik, masakan dan bumbu instan telah membuat wanita semakin jauh dari kata bisa masak.

6. Ngegame hanya dilakukan pemalas

Orang dengan anggapan ini benar-benar kuper, tahukah Anda dengan berita penggrebegan memalukan pada studio game Gameloft? (http://jogja.tribunnews.com/2014/11/11/salah-gerebek-studi-gameloft-polisi-dibully-di-medsos). Dalam industri game, ada yang bekerja sebagai tester game. Mereka mengetes sesulit apakah game dimainkan, atau mencari kekurangan game sebelum dilaunching, dan mereka dibayar. Ada juga yang ngegame untuk mencari penghasilan. Jadi jangan berprasangka buruk dulu terhadap gamers sebelum tahu apa yang dia dapatkan dari ngegame.

7. Wanita tidak pernah bisa menjadi pemimpin

Salah dong, tahukah dengan The Iron Lady Margaret Thatcher? Dia adalah Perdana Menteri Inggris di tahun 1979-1990 yang terkenal dengan kebijakan Perang Malvinas. Itu adalah salah satu contoh pemimpin wanita di dunia. Secara fitrah, pria adalah pemimpin wanita. Tapi bila banyak pria yang lemah, wanita lah yang jadi pemimpin.

8. Wanita cuma sebagai pengasuh

Kodrat wanita adalah ibu rumah dan pengasuh anak-anaknya. Wanita tidak bisa berjalan sendiri mengasuh anak karena dia perlu pendamping, yaitu suami. Wanita yang hanya mengasuh anaknya sendiri mengakibatkan ketimpangan, anak tetap perlu figur seorang ayah. Wanita tetap boleh dan bisa berprofesi koki, perawat, konsultan, dokter, atau lainnya; asalkan tidak meninggalkan kodratnya sebagai wanita.