Setiap hari Budi habiskan untuk belajar di dalam kelas. Budi membaca buku dan mengerjakan soal-soal latihan. Saat weekendseringkali ia bermain di mall. Nilai-nilainya di sekolah baik-baik saja, tapi Budi merasa jenuh. Apakah lingkungan belajar seperti itu baik untuk Budi?
Penelitian tentang lingkungan belajar terbaik untuk mengembangkan otak
Mark Rosenzweig, peneliti dari University of California melakukan percobaan pada tikus. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kondisi terbaik untuk mengembangkan otak. Rosenzweig memberikan perlakuan yang berbeda untuk 4 kelompok tikus
Kelompok tikus pertama: kondisi laboratorium
Kelompok tikus pertama ditempatkan di kondisi laboratorium standar dengan kandang yang bersih berisi makanan dan air yang cukup.
Kelompok tikus kedua: diberi berbagai fasilitas bermain
Kelompok tikus kedua diberi makanan dan air yang cukup ditambah berbagai fasilitas bermain dan juga peralatan yang mengamankan tikus.
Kelompok tikus ketiga: diasingkan
Kelompok tikus ketiga dimasukkan ke tempat yang berisi 1 tikus untuk tiap kandang.
Kelompok tikus keempat: berinteraksi dengan alam
Sementara itu kelompok tikus yang terakhir ditempatkan di lingkungan alami. Kelompok keempat dapat bermain di antara bebatuan, rerumputan, batang pohoon, dan juga menggali tanah. Walau sudah beberapa generasi dijadikan tikus laboratorium, kelompok tikus keempat cepat belajar untuk menggali lubang dan berperilaku selayaknya tikus yang berada di alam bebas.
Hasil penelitian: lingkungan seperti apa yang terbaik untuk mengembangkan otak?
Otak setiap tikus diteliti dalam hal struktur dan perkembangannya. Penelitian menunjukkan bahwa tikus yang diberi berbagai fasilitas (kelompok kedua) punya serat otak yang lebih tebal daripada kelompok tikus pertama dan ketiga.
Namun otak yang paling baik dimiliki oleh tikus yang tinggal di alam. Rosenzweig menyimpulkan bahwa alam bebas adalah lingkungan terbaik untuk mengembangkan otak tikus.
Tentu penelitian Rosenzweig ini tidak mungkin untuk diuji coba pada manusia. Namun dalam Better Late than Early, Raymond Moore mengungkapkan bahwa berbagai penelitian perkembangan anak mendukung data Rosenzweig. Bagi anak-anak, rumah yang memberikan kebebasan yang masuk akal dan waktu bagi anak untuk menyendiri adalah lingkungan terbaik untuk membesarkan anak.
Pentingnya membawa anak berinteraksi dengan alam
Dr. Arnold Gesell, pakar pendidikan anak usia dini, mengungkapkan pentingnya alam bebas terhadap proses pembelajaran anak usia dini.
Bawalah anakmu ke alam bebas, ke bukit dan lembah. Di sana anak akan belajar mendengarkan dengan lebah baik. Namun di saat-saat yang bebas seperti ini, biarkan anak diajari oleh alam bukan oleh Anda.
Biarkan anak benar-benar menyadari bahwa alam adalah guru yang sebenarnya. Yang perlu Anda lakukan hanyalah diam dan mendampingi anak dengan berjalan di sampingnya.
Saat burung berkicau atau serangga bersuara, Anda harus diam. Burung dan serangga sedang mengajari sang anak. Tugas Anda hanyalah diam.
Lebih lanjut lagi, Dr. Gesell mengkritik pendidikan yang telalu banyak memberi perintah dan latihan. Menurutnya, “Pengalaman yang paling mendidik adalah interaksi tanpa kata dengan berbagai benda.”
Beberapa kisah tokoh yang masa kecilnya digunakan untuk belajar dengan alam
Pendidikan saat ini terlalu menekankan pentingnya anak untuk bersosialisasi dengan teman dan gurunya. Padahal berbagai penelitian yang dipaparkan Raymond Moore menunjukkan bahwa anak juga butuh waktu untuk menyendiri dan berinteraksi bebas dengan alam.
Berikut ini beberapa tokoh yang banyak belajar dengan alam semasa kecilnya.
B.J. Habibie
Semasa kecilnya di Parepare Sulawesi, B.J. Habibie banyak belajar di alam bebas. Habibie sangat suka berenang, main layang-layang, naik kuda, dan berbagai permainan tradisional lainnya. Pembelajarannya dengan alam melengkapi banyaknya buku yang ia baca sehingga bisa menjadi insinyur pesawat terbang yang lebih menyeluruh.
Isaac Newton
Masa kecil Isaac Newton dihabiskan di pedesaan. Sejak kecil Newton memang anak yang senang bertanya. Berinteraksi dengan alam sangat membantu Newton dalam memahami fenomena alam hingga ia dapat merumuskan hukum tentang gravitasi saat dewasa.
Thomas Alva Edison
Sejak kecil, Thomas Alva Edison sangat suka memperhatikan alam. Bukan hanya itu, Edison kecil juga senang bereksperimen dengan alam. Memang keaktifan Edison membuatnya perlu banyak pengawasan. Pernah Edison penasaran tentang telur itik menetas, ia pun mengerami sarang itik. Edison pernah penasaran akan api, ia pun membakar gudang jerami. Memang merepotkan orang tuanya, namun waktu belajar sendiri yang bebas inilah yang Edison butuhkan untuk mempelajari alam.
Muhammad Shalallahu alaihi wa Sallam
Masa kecil orang paling berpengaruh sepanjang sejarah dihabiskan di alam. Muhammad Shalallahu alaihi wa Sallam dibesarkan di pedesaan di gurun pasir. Beliau pun banyak berinteraksi dengan kambing saat menjadi penggembala.
Bagaimana menurut Anda? Seberapa pentingkah membawa anak berinteraksi dengan alam?