Anemia aplastik merupakan satu kondisi ketika sum-sum tulang di dalam tubuh berhenti memproduksi sel-sel darah baru yang cukup. Lain dari anemia biasa pada umumnya, kondisi ini tidak hanya menghentikan produksi sel darah merah, bahkan juga menghentikan produksi sel darah putih dan trombosit. Oleh karenanya, kondisi seperti itu juga disebut sebagai pansitopenia.
Kondisi ini apabila tidak disadari dan dibiarkan begitu saja akan menyebabkan penderitanya selalu merasa lelah dan sangat berisiko timbulnya infeksi serta pendarahan tidak terkontrol.
Anemia aplastik memang kasus yang tergolong sangat jarang terjadi, namun bisa berakibat serius. Penyakit ini tidak mengincar usia, ras maupun jenis kelamin tertentu, namun berdasarkan data yang ada penyakit ini lebih sering menyerang pada anak-anak dan orang dewasa muda.
Penyebab Anemia Aplastik
Kehamilan
Data kasus mengenai anemia aplastik yang timbul akibat kehamilan sangat sedikit terjadi.
Kemungkinan anemia aplastik ini terjadi karena pada kondisi hamil tertentu, sistem kekebalan tubuh dalam kondisi yang sangat lemah sehingga anemia aplastik bisa muncul. Oleh karenanya, bagi para ibu hamil sangat dianjurkan agar tetap menjaga kondisi agar selalu fit.
Infeksi Virus
Infeksi virus yang berhasil ikut mempengaruhi sum-sum tulang juga bisa sebab anemia aplastik bagi beberapa orang.
Diantara virus yang bisa menyebabkan anemia aplastik adalah virus hepatitis, epstein-barr, cytomegalovirus, parvovirus B19 dan virus HIV/AIDS.
Gangguan Autoimun
Kondisi autoimun adalah kondisi dimana sistem kekebalan tubuh yang seharusnya melindungi sel-sel induk dari zat asing yang berbahaya bagi tubuh malah berbalik menyerang sel-sel induk itu sendiri.
Ketika terjadi kondisi autoimun, ia akan menyerang sel-sel secara brutal termasuk sel yang berada di sum-sum tulang.
Kondisi ini biasanya terjadi karena faktor gaya hidup yang tidak sehat atau dipicu karena infeksi tertentu.
Penggunaan Obat-obat Tertentu
Obat-obatan kimia tertentu yang biasa digunakan untuk meredakan rematik dan beberapa antibiotik juga berpotensi mengakibatkan anemia aplastik.
Cobalah untuk merubah gaya hidup yang selalu membutuhkan obat kimia menjadi obat-obatan herbal. Selain ampuh, obat-obatan herbal biasanya tidak memiliki efek samping yang berbahaya.
Terkena Bahan Kimia Beracun
Paparan bahan kimia yang beracun juga menyebabkan anemia aplastik.
Bahan kimia beracun yang dimaksud adalah bahan kimia yang apabila dikonsumsi manusia dapat menyebabkan kerusakan fatal pada organ tubuh atau seharusnya digunakan untuk pembasmian hama seperti pestisida, insektisida dan bensin.
Oleh karenanya, diharapkan ketika menggunakan bahan-bahan di atas memakai pakaian yang steril yang bisa menangkal masuknya zat kimia berbahaya ke dalam tubuh.
Kemoterapi dan Radiasi
Kedua terapi ini sebetulnya juga digunakan untuk proses penyembuhan penyakit kanker. Namun, selain membunuh sel kanker, ternyata terapi ini juga bisa berpotensi merusak sel-sel tubuh yang sehat dan masih diperlukan oleh tubuh, termasuk sel induk di dalam sum-sum tulang.
Beberapa kasus anemia aplastik terjadi karena ini, akan tetapi bukan berarti setiap yang memakai terapi tersebut akan terkena anemia aplastik, ini hanya efek samping yang bisa saja terjadi.
Gejala Anemia Aplastik.
Rendahnya Sel Darah Merah
Rendahnya sel darah merah atau yang biasa disebut dengan anemia bisa berpotensi menjadi penyakit anemia aplastik.
Sel darah merah adalah sel yang membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh. Sehingga jika jumlah sel darah merah menurun, tubuh akan terasa lemah dan mudah lelah.
Rendahnya Sel Darah Putih
Jumlah sel darah putih yang rendah disebut dengan neutropenia. Fungsi dari sel darah putih sendiri adalah melawan infeksi di dalam tubuh dengan membunuh virus dan bakteri.
Sehingga apabila produksi sel darah putih berkurang, beragam penyakit lebih leluasa menyerang tubuh.
Rendahnya Trombosit
Trombositopenia merupakan nama lain dari jumlah trombosit yang rendah. Trombosit sangat membantu untuk menghentikan pendarahan pada luka.
Apabila trombosit hanya berjumlah sedikit, sudah barang tentu akan mengakibatkan masalah-masalah pendarahan yang semestinya sepele menjadi masalah besar seperti gusi berdarah, mudah memar dan sulit menghentikan pendarahan.