Dalam buku Raudhatul Muhibbiin wa Nuzhatul Musytaaqiin (diterjemahkan menjadi Taman orang-orang Jatuh Cinta & Rekreasi Orang-Orang Dimabuk Cinta oleh penerbit Irsyad Baitus Salam), filsuf sekaligus ilmuwan Timur Tengah, Muhammad Abu Bakar, yang lebih dikenal sebagai Ibnu Qayyim Al Jauziyah, mengupas berbagai jenis kata cinta beserta maknanya.
Bahasa Arab adalah bahasa yang sangat kaya. Ibnu Qayyim menemukan 50 kata yang menggambarkan perasaan cinta.
Makna cinta nomor berapakah yang sekarang sedang Kamu rasakan?
Cinta (Al-Mahabbah)
Ibnu Qayyim menuliskan 25 arti dari cinta menurut para ahli bahasa.
- Cinta adalah kecenderungan permanen yang dialami oleh kalbu orang yang dimabuk asmara
- Cinta adalah sikap memprioritaskan orangyang dikasihi lebih dari semua teman
- Cinta adalah menuruti kemauan yang dicintai, baik di hadapannya maupun di belakangnya
- Cinta adalah kesamaan kehendak antara pihak yang mencintai dan pihak yang dicintai dalam hal selera
- Cinta adalah menyajikan pelayanan disertai dengan menjaga kesucian
- Cinta adalah banyak berkorban untuk orang yang Anda cintai dan enggan merepotkan orang yang Anda cintai
- Cinta adalah bilamana kalbu seseorang selalu ingat kepada orang yang dicintainya
- Cinta pada hakekatnya adalah bila Anda menyerahkan diri Anda secara total kepada orang yang Anda cintai tanpa menyisakan barang sedikit pun bagi diri Anda
- Cinta adalah bilamana kalmbu Anda tidak mengingat apa pun selain orang yang Anda cintai
- Cinta adalah kecemburuan yang muncul dalam kalbu bila kehormatan kekasih ada yang melecehkan dan cemburu bila hati kekasih diberikan kepada orang lan
- Cinta adalah maksud hati yang tidak berkurang meskipun dijauhi dan tidak bertambah meskipun didekati
- Cinta adalah memelihara kesetiaan. Oleh karena itu, tidaklah benar orang yang mengakui cinta kepada seseorang, sedang dia tidak memelihara kesetiannya
- Cinta adalah bilamana Amda melakukan apa yang disukai oleh orang yang Anda cintai
- Cinta adalah menjauhi hiburan dalam keadaan apa pun. Seperti ungkapan seorang penyair berikut ini:
Barangsiapa yang merasakan hiburan
Karena telah lama dimabuk asmara, maka sesungguhnya
Cintaku kepada Laila belum pernah merasakannya
Kebanyakan dari apa yang kuperoleh
Untuk berhubungan dengannya
Hanyalah angan-angan belaka yang tidak pernah
Terwujudkan seperti halnya kilauan cahaya kilat
- Cinta adalah emosi yang membakar kalbu terhadap orang selain yang disukai oleh sang kekasih
- Cinta adalah ingatan kepada sang kekasih dalam setiap helaan napas. Seperti ungkapan Mutanabbi:
Ingin rasanya melupakanmu dalam kalbu ini
Tetapi apa daya naluri enggan untuk beralih ingatan
Ke yang lain
- Cinta adalah bila kalbu yang bersangkutan tidak mau memandang, kecuali kepada orang yang dicintai, dan telinganya tidak mau mendengar teguran orang-orang yang mencela kecintaannya
- Cinta adalah kecenderungan hati Anda kepada sang kekasih secara total, sehingga membuat Anda lebih memprioritaskan dia di atas kepentingan jiwa, raga, dan harta benda Anda; lahir dan batin Anda selalu bersesuaian dengannya, namun demikian Anda menyadari bahwa kecintaan Anda kepadanya masih belum maksimal
- Cinta adalah bilamana Anda mengorbankan semua jerih-payah Anda demi memuaskan hati sang kekasih
- Cinta adalah ketenangan tanpa keguncangan dan keguncangan tanpa ketenangan. Kalbu selalu berguncang dan tidak pernah merasa tenang kecuali dengan sang kekasih. Kalbu selalu berguncang karena rindu kepada sang kekasih dan baru merasa tenang bila berada dengannya.
- Cinta adalah keinginan menemani sang kekasih untuk selamanya. Seperti ungkapan seorang penyair:
Sungguh aneh diriku, mengapa merindukan mereka
Dan menanyakan kepada siapa pun yang kujumpai tentang mereka
Padahal mereka selalu bersamaku dalam hatiku
Pandangan mataku senantiasa mencari mereka, padahal mereka
Berada di dalam yang hitam dari bola mataku,
Kalbuku selalu merindukan mereka
Padahal mereka selalu berada di dalam dadaku
- Cinta adalah bilamana sang kekasih terasa lebih dekat oleh orang yang mencintainya daripada jiwanya sendiri. Seperti ungkapan seorang penyair:
Wahai belahan hati dan jiwaku,
Meskipun jauh dari mata dan penglihatanku
Engkau adalah jiwaku meskipun aku tak melihatnya
Engkau bagiku lebih dekat
Daripada segala yang dekat dalam diriku
- Cinta adalah bila sang kekasih selalu berada dalam ingatan orang yang mencintainya. Seperti ungkapan seorang penyair:
Bayanganmu selalu di mataku,
Mulutku selalu menyebutmu, dan kau selalu di hatiku,
Mana mungkin kau terlupakan olehku
- Cinta adalah bilamana orang yang jatuh cinta merasakan bahwa tidak ada bedanya antara dekat dan jauhnya rumah sang kekasih.
Wahai orang yang bersemayam dalam diri
dan rongga dadaku, meskipun rumahmu jauh dariku
kasihanilah orang yang jatuh cinta tergila-gila kepadamu
jika tidak kauhubungi dia,
niscaya akan hancur berkeping-kepinglah dirinya
dia tak mampu sadar dari kecintaannya
setiap kali mereka menghalanginya darimu,
tercabik-cabiklah semua tirai yang menghalanginya
- Cinta adalah kesetiaan kalbu untuk tetap merindukan sang kekasih, tanpa memedulikan celaan dan cacian yang mengecam sikapnya, bahkan hal itu terasa menyenangkan baginya.
Ketergantungan (Al-‘Alaaqah)
Al-‘Alaq atau ketergantungan adalah nama lain dari cinta. Seperti syair yang dilantunkan Ibnud Daminah:
Ingin rasanya hatimu melupakanmu, tetapi apa daya
Ketegantungan hatiku kepadamu
Telah mengakar sejak lama
Kecenderungan hati (Al-Hawaa)
Dalam bahasa Arab, kecenderungan hati kepada sesuatu disebut Al-Hawa. Al-Hawa ini dapat berarti pula diri sang kekasih, seperti yang diungkapkan isi puisi cinta berikut:
Sesungguhnya wanita yang mengira
Bahwa hatimu telah bosan kepadanya
Dirimu pun telah diciptakan
Sebagaimana dirinya diciptakan
Rindu (Ash-Shabwah)
As-Shabwah atau Ash-Shibaa adalah nama lain dari rindu. Ibnu Qayyim menafsirkan asal kata ini adalah cenderung kepada sesuatu.
Mabuk Kepayang (Asy-Syaghaf)
Cinta mempunyai nama lain berupa mabuk kepayang. Al Jauhari memaknai kata Asy-Syaghaf ini sebagai lapisan yang menutupi kalbu (kulitnya) seperti pelapis yang membungkusnya. Cinta yang syaghaf itu berarti seseorang telah dimabuk cinta yang kecintaannya telah menembus lapisan kalbunya.
Ibnu Abbas mengungkapkan bahwa cinta yang dimabuk kepayang ini terjadi pada istri Al-Aziz kepada Yusuf yang telah memasuki relung kalbunya yang dalam.
Jatuh Hati (Al-Miqah)
Al-Miqah adalah nama lain dari cinta, artinya jatuh hati.
Rindu Bercampur Sedih (Al-Wajd)
Cinta yang diikuti dengan kesedihan disebut sebagai Al-Wajd. Al-Wajd dapat digunakan untuk menggambarkan perasaan saat kehilangan barang, dalam emosi kemarahan. Penggunaan kata Al-Wajd untuk makna cinta secara mutlak kurang dikenal. Umumnya kata ini digunakan untuk menunjukkan makna cinta yang diiringi dengan perasaan kehilangan dan kesedihan.
Beban/Derita Karena CInta (Al-Kalaf)
Al-Kalaf adalah terbebani oleh cinta, seperti perkataan seorang penyair:
Pelajarilah bahwa aku telah membebani kamu,
Sesudah itu perbuatlah apa yang kamu sukai
Dengan sadar terhadap diriku
Kalaf diambil dari suatu bekas yang mewarnai roman muka, misalnya jerawat. Ada pula yang mengartikan bercak merah kehitam-hitaman yang ada di wajah.
Bukan kebetulan sekarang ada anggapan kalau jerawat itu tanda jatuh cinta, bukan?
Pemujaan (At-Tatayyum)
Konteks penggunaan At-Tatayyum dapat berarti seseorang telah diperbudak oleh wanita. Seperti ungkapan syair ini:
Seandainya engkau dibuat sedih oleh apa
Yang dilakukan salah seoarang wanita,
Berarti hatimu diperbudak olehnya
Rindu Berat (Ash-Shababah)
Ash-Shaababah berarti kerinduan yang lembut tetapi menyengat. Seorang penyair mengungkapkan makna dari rindu berat ini:
Orang-orang yang jatuh cinta mengeluh kerinduan,
Aduhai sekiranya aku yang juga salah seorang dari mereka
Dapat menanggungnya sendirian
Kasmaran (Al-‘Isyq)
Al-Isyq atau kasmaran menggambarkan cinta yang paling pahit dan paling buruk rasanya. Inilah sebabnya kata ini jarang digunakan orang-orang Arab. Mereka berusaha keras untuk menyembunyikan kata ini dan memakai kata-kata lain yang semakna dengannya. Orang-orang Arab dulu tidak pernah menggunakan kata kasmaran (Al-Isyq) dalam syair-syair mereka, baru sekarang-sekarang ini kata ini digunakan.
Al-Isyq dapat diartikan juga cinta yang berlebihan. Al-Isyq ini sendiri diambil dari nama pohon asyiqah: awalnya berdaun hijau, lalu menguning dan layu.
Yang Membara (Al-Jawaa)
Al Jawaa berarti membara dan perasaan rindu yang berat atau kesedihan yang membakar. Al-Jawaa dapat digunakan juga untuk menjelaskan air yang telah berubah dan berbau. Penyair ‘Adiy bin Zaid mengungkapkan:
Kemudian terjadilah senda-gurau yang segar dan meriah
Bak air hujan, bukan seperti air yang telah berubah
Dan bukan pula yang telah tercemari
Sakit Karena Cinta (Ad-Danaf)
Kata Ad-Danaf figunakan untuk menggambarkan cinta yang serius karena diserupakan dengan sakit yang serius.
Yang Menyedihkan/Merana (Asy-Syajwu)
Syajwun berarti merana karena cinta. Penyair Al-Musayyab bin Zaid mengungkapkan:
Jangan kamu ingkari lagi hukuman mati
Yang akan menimpa diri karena kita telah tertawan,
Sedang pada kerongkonganmu tersedak oleh tulang
Dan kita benar-benar menderita
Asy-Syajyu berarti ada yang menyangkut di kerongkongan berupa tulang atau benda lainnya. Ini digunakan juga untuk menunjukkan makna cinta yang mengganjal di dalam kalbu seperti duri yang menyangkut di kerongkongan dan membuatnya kesakitan.
Rindu (Asy-Syauq)
Asy-Syauq berarti kerinduan kalbu kepada sang kekasih. Asy-Syauq ini dapat digunakan dalam kalimat yang menggambarkan tergugah oleh kerinduan, seperti gambaran dalam syair berikut:
Wahai tempat tinggal Mayyah
Yang ada di padang sahara yang berbatu,
Semoga hujan membasahimu
Sesungguhnya engkau
Telah menggugah kerinduan orang yang mencintaimu
Ada perbedaan pendapat sehubungan dengan masalah rindu. Apakah rindu menjadi terobati bila telah bertemu dengan sang kekasih? Atau makin bertambah?
Ada yang mengungkapkan rindu itu ingatan kalbu kepada sang kekasih, yang apabila telah bertemu, akan terobati kerinduannya.
Dia menghentikan perjalanannya dan telah menetap
Padanya dengan senang hati, sebagaimana
Seorang musafir merasa senang bila kembali ke tempatnya
Kerinduan yang terjadi saat pertemuan dan berhubungan berbeda dengan kerinduan yang terjadi saat sang kekasih berada jauh dari orang yang mencintainya. Ibnur-Rumi mengungkapkan:
Kupeluk dia dengan erat
setelah sekian lama merindukannya, apakah ada cara lain
yang lebih dekat daripada berpelukan?
Kukecup bibirnya agar kerinduanku terobati,
tetapi justru makin bertambah gejolak kerinduanku
Masih belum dapat terpuaskan kerinduan yang kualami ini
hanya dengan mengecup kedua bibirnya
dengan kedua bibirku
Seakan-akan gelora cinta dalam hatiku
masih belum terobati, kecuali bila kedua jiwa ini
menyatu dalam persetubuhan
Yang Menggelisahkan (Al-Balaabil)
Balaabil adalah bentuk jamak dari balbalah. Balbalah itu sendiri bisikan yang menggelisahkan hati.
Yang Memperdaya (Al-Khilaabah)
Al-Khilaabah maksuddnya cinta yang mengenai pelakunya hanya menyentuh bagian luar hatinya saja dan memperdayainya. Al-Khilaabah berasal dari kata al-khilb yaitu lapisan yang menghalangi antara kalbu dan perut besar. Kata ini dapat berarti juga tipuan dengan lisan. An-Namir bin Taulab mengatakan dalam syairnya:
Kutinggalkan masa muda dan cinta yang palsu
Lagi memperdaya
Sesungguhnya aku telah berlepas diri dari semuanya
Sehingga kalbuku tidak sakit lagi
Yang Memberatkan (At-Tabaariih)
Kata tabaariih ini biasa digabungkan dengan kata cinta lainnya. Tabaarihul hubbi berarti cinta yang memberatkan. Tabaarihusy syauqi berarti rindu yang memberatkan. Tabaarihul jawaa berarti kasmaran yang memberatkan. Seorang penyair mengungkapkan:
Semoga Allah memanjangkan usiamu
Apakah benar cinta itu
Setiap kali kerinduannya menimpa dirimu,
Kedua matamu tak dapat tidur?
Sesal dan Sedih (As-Sadam)
As-Sadam berarti cinta yang berakhir dengan penyesalan dan kesedihan.
Tidak Sadar atau Mabuk (Al-Ghamaraat)
Al-Ghamaraat berarti suatu hal yang menutupi hati, baik karena dimabuk cinta, mabuk karena minuman keras, maupun karena lelap dalam kelalaian. Kata ini juga dapat digunakan dalam konteks air yang begitu banyak sehingga menenggelamkan orang yang masuk ke dalamnya.
Kata Al-Ghamaraat dipakai juga untuk menggambarkan lelaki yang dermawan. Ungkapan ini merupakan sindiran, kedermawanan seseorang menutupi semua kekurangannya sehingga kekurangan yang ada pada dirinya tidak ia lihat sama sekali. Seperti kata penyair Kutsayyir:
Dia seorang yang dermawan
Apabila tersenyum, maka berhamburanlah harta yang berlimpah karena senyumannya
Yang Menakutkan (Al-Wahal)
Al-Quthamiy menggambarkan tentang unta dalam bait syairnya:
Kaulihat kemiringan pada sekedup kami
Begitu menakutkan, karena pengaruh lari unta kami
Yang begitu kencang lagi sangat ringan
Seakan-akan unta-unta itu terserang penyakit gila
Al-Wahal dimasukkan ke dalam sinonim cinta karena di dalam cinta terdapat makna kejutan. Ketampanan itu mengejutkan. Apa yang menyebabkan ketampanan tampak begitu mengejutkan? Apa yang membuat orang yang jatuh cinta saat melihat kekasihnya, tiba-tiba tubuhnya gemetar dan wajahnya pucat?
Seorang penyair mengutarakan hal ini dalam baitnya.
Tiada lain begitu kulihat dia, mendadak aku terkejut
Hingga hampir aku tidak dapat berkata
Barang sepatah kata pun
Dan memang banyak orang bila melihat kekasihnya
Langsung pucat mukanya dan tubuhnya gemetar
Ibnu Qayyim mengutarakan hal ini termasuk masalah yang masih samar di kalangan orang yang jatuh cinta, bahkan mereka sendiri tidak menyadari penyebabnya.
Ada yang mengutarakan bahwa penyebabnya adalah ketampanan manusia sangat menakjubkan hati. Begitu ia muncul, langsung pengaruhnya mengejutkan hati orang yang melihatnya.
Ketampanan pun dapat menawan hati dan membuatnya seakan-akan menjadi tawanan penampilan yang terlihat olehnya, sehingga tubuh orang yang melihatnya menjadi gemetar layaknya seseorang gemetar melihat orang yang akan menghukumnya. Seorang penyair mengatakan:
Pertanda orang yang hatinya sedang dimabuk cinta
Bila melihat orang yang dicintainya
Ialah penampilannya akan langsung berubah
Yang Dibutuhkan (Asy-Syajan)
Asy-Syajan berarti suatu kebutuhan atau kerinduan cinta. Orang yang dimabuk cinta sangat membutuhkan orang yang dicintainya, seperti kata penyair:
Teman-temanku bertahan
Meskipun tidak mendapatkan cintaku
Memang manusia itu
Mempunyai kebutuhannya masing-masing
Sedang kebutuhanku adalah ingin sendirian
Asy-Syajan bermakna juga kesedihan. Memang cinta itu mengandung 2 konsekuensi, terkadang dibutuhkan dan terkadang mengakibatkan kesedihan.
Yang Memedihkan (Al-Laa’ij)
Al-Laa’ij digunakan dalam konteks apabila seseorang merasa sakit oleh pukulan sehingga membekas pada kulitnya. Cinta membuat seseorang merasa pedih karena hatinya terbakar.
Yang Membuat Merana (Al-Ikti-aab)
Al-Ikti-aab berarti keadaan yang merana dan menyedihkan karena cinta. Ada ungkapan dalam bahasa Arab yang berarti pasir yang berwarna kelabu seperti roman muka orang yang merana dan sedih.
Sementara itu bentuk lainnya, Al-Ka-aabah berarti merana terlahirkan karena ditolak oleh orang yang dicintainya sehingga membuatnya berpenampilan buruk dan merana.
Kepedihan (Al-Washab)
Al-Washab berarti kepedihan dan sakit karena cinta. Al-Washab dapat diartikan juga kelestarian. Seorang lelaki dapat disebut washabar jika ia mengerjakan urusannya dengan lestari.
Yang Menyedihkan (Al-Huznu)
Al-Huznu termasuk istilah cinta, namun bukan termasuk salah satu namanya. Al-Huznu adalah gejala yang dialami oleh orang yang jatuh cinta karena tidak mendapat perlakuan menyenangkan.
Cinta itu tidak terlepas dari kemungkinan patah hati, maka al-huznu alias kesedihan adalah salah satu dari konsekuensinya.
Yang Mengeruhkan (Al-Kamad)
Al-Kamad juga merupakan konsekuensi dari cinta. Makna asal Al-Kamad adalah kesedihan yang terpendam sehingga mengeruhkan penampilan orang yang jatuh cinta.
Yang Menyengat (Al-Ladz’u)
Al-Ladz’u ini gejala cinta. Pujangga Arab menyerupakan sengatan lisan dan sengatan cinta dengan permisalan sengatan api.
Yang Membakar (Al-Hurq)
Al-Hurqu juga termasuk gejala dan pengaruh yang diakibatkan oleh cinta. Al-Hurqu alias terbakar terjadi karena jatuh cinta terkadang menyebabkan emosi kemarahan.
Yang Menggelisahkan (As-Suhdu)
As-Suhdu adalah salah satu konsekuensi dari cinta. As-Suhhaad berarti kurang tidur (karena gelisah). Abu Kabir AL-Hudzali mengutarakan:
Engkau memendam kebencian terhadapnya
Hingga tak dapat tidur karenanya
Meskipun semua orang tidur lelap di malam harinya
Yang Membuat Tak Bisa Tidur (Al-Ariq)
Ini juga gejala cinta yang membuat orang yang jatuh cinta susah tidur.
Yang Mengecewakan (Al-Lahaf)
Al-Lahaf juga pengaruh dari cinta, yakni membuat orang menjadi merasa kecewa.
Yang Penuh dengan Kasih Sayang (Al-Haniin)
Al-Haniin berarti rindu dan kecenderungan hati. Al-Hanaan berarti kasih sayang. Bentuk lainnya dapat berarti juga belas kasihan, seperti syair ini:
Bani Syamjin bin Hazm menganugerahkan kepadanya
ternak kambing mereka sebagai belas kasihan dari-Mu,
wahai Yang Mempunyai Belas Kasihan
Pada hakikatnya, al-haniin adalah konsekuensi dari cinta bila telah bersemi dalam hati. Abu Muhammad al-Faq’asi mensyairkan:
betapa seringnya kuberjalan di malam hari
yang gelap-gulita tanpa ada yang menghalangiku
baik rasa rindu kepada (Hannah) kekasih
maupun kepada rumah tempat tinggalnya
Yang Penuh dengan Kepasrahan (Al-Istikaanah)
Al-Istikaanah adalah konsekuensi dari orang yang jatuh cinta. Makna asalnya adalah ketundukan dan kepatuhan. Al-Kaunu adalah kondisi yang diwarnai dnegan nuansa kepasrahan, kepatuhan, dan ketundukan. Hal ini terpuji bila dilakukan kepada Allah dan tercela bila dilakukan terhadap selain-Nya.
Yang Membinasakan (At-Tabaalah)
Tabaalah dapat berarti dibinasakan oleh masa dan dilenyapkan olehnya. Ka’b bin Zuhair mengatakan dalam syairnya.
Su’ad telah pergi, tinggallah hatiku menderita
karena dimabuk rindu kepadanya lagi terbelenggu
oleh cintanya tanpa bisa dibebaskan
Yang Membakar Kalbu (Al-Lau’ah)
Bermakna panasnya cinta. Adakalanya cinta itu bisa membakar hati karena rindu yang berapi-api kepada sang kekasih. Permisalannya seperti keledai betina yang merindukan anaknya sehingga seakan-akan terbakar gelisah oleh kerinduannya.
Cinta yang Penuh dengan Cobaan (Al-Futuun)
Maknanya adalah cinta adalah cobaan. Tidaklah sekali-kali orang mengalami cobaan, melainkan karena dia mulai jatuh cinta.
Yang Membuat Gila (Al-Junuun)
Di antara cinta itu adala yang mengakibatkan pelakunya menjadi gila, sebagaimana ungkapan penyair:
Si dia berkata, “Kamu telah dibuat gila oleh kekasihmu.”
Kukatakan kepadanya, “Rindu karena cinta itu
lebih dahsyat daripada penyakit yang diderita
oleh orang-orang gila.”
“Rindu karena cinta tak dapat menyadarkan pelakunya
selama setahun penuh, sedangkan orang yang gila
hanya sebentar kehilangan akal sehatnya.”
Cinta yang keterlaluan akan menutupi akal sehat,sehingga ia tak dapat lagi membedakan hal yang bermanfaat dan hal yang merugikan bagi dirinya. Dapat dikatakan bahwa cinta yang berlebihan adalah cabang dari kegilaan.
Tergila-Gila (Al-Huyaam)
Al-Huyaam berarti pergi karena dilanda kerinduan; kehausan yang sangat; gila karena rindu; penyakit yang menjangkiti unta hingga membuatnya kepaung (dibiarkan sesukanya) tanpa ada yang menggembalakan.
Yang Membuat Sinting (Al-Lamam)
Al-Lamam adalah cabang dari kegilaan. Ibnu Abbas mengungkapkan definisi Al-Lamam dijelaskan oleh hadits yang dikemukakak oleh Abu Hurairah berikut.
Sesungguhnya mata itu punya zinanya sendiri
Zinanya adalah melalui pandangan matanya
Tangan pun punya zinanya sendiri dan zinanya adalah melalui pukulannya
Kaki pun punya zinanya sendiri dan zinanya adalah melalui langkahnya
Mulut pun punya zinanya sendiri dan zinanya adalah melalui senyumannya
Kerinduan yang Menggila (Al-Khabil)
Al-Khabil adalah konsekuensi dari rasa rindu akibat cinta. Makna asal Al-Khabl adalah kerusakan. Seorang lelaki yang al-khabl adalah lelaki yang setengah gila atau mengalami gangguan mental dan jasmani.
Gejala Cinta (Ar-Rasiis)
Ar-Rasiis ini menunjukkan makna sesuatu yang kokoh. Ar-Rasiis juga digunakan dalam konteks menyerupakan demam cinta dengan penyakit demam saat mulai penyerangannya, sehingga yang bersangkutan merasa panas dingin. ‘Urwah bin Adziinah bersyair:
Bila kurasakan panasnya cinta merasuk dalam kalbuku
Segera kupergi ke tempat sumber air kaum
Untuk mendinginkannya
Bila bagian luarku telah sejuk karena dinginnya air
Maka tiada lagi rasa panas yang kurasakan dalam tubuhku
Penyakit yang Memabukkan (Ad-Daa-ul Mukhaamir)
Daa-ul Mukhaamir termasuk sifat cinta. Cinta disebut penyakit yang memabukkan karena pengaruhnya mencemari kebersihan kalbu dan kejernihan rohani sehingga menutupinya. Namun ada kalanya makna kata ini memperbudak. Karena memang cinta itu adalah penyakit yang mencemari hati dan memperbudaknya.
Kasih yang Tulus (Al-Wudd)
Al-Wudd adalah cinta yang penuh dengan ketulusan dan kelembutan. Kedudukan Al-Wudd dalam cinta sama halnya dengan kedudukan belas kasihan dalam kasih sayang.
Kata mawaddah yang sering diucapkan dalam harapan pernikahan akar katanya adalah al-Wudd ini.
Kekasih (Al-Khullah)
Al-Khullah berarti hanya menyayangi seseorang. Al-Khaliil berarti satu-satunya orang yang disayangi oleh orang yang mencintainya. Khalil adalah kedudukan cinta yang tidak menerima persekutuan. Oleh karena itu, hanya 2 orang yang berhak menerima kedudukan ini di alam dunia, yakni Nabi Ibrahim dan Nabi Muhammad.
Khullah adalah kecintaan yang merasuk sampai seluruh relung jiwanya yang terdalam. Seperti ungkapan penyair:
Sungguh ingatanku kepadamu
Telah merasuki relung-relung jiwaku yang terdalam
Tak heranlah bila orang kesayangan disebut khalil
Teman Dekat (Al-Khilm)
Asal katanya Al Mukhaalamah berarti teman dekat, bentuk jamaknya akhlaam berarti teman-teman. Al-Kumait mengungkapkan:
Manakala api peperangan telah dipicu
Oleh para sahabatnya
Terjadilah perang terbuka
Dan para pendekar pun mulai beraksi
Yang Mendalam (Al-Gharaam)
Al-Gharaam artinya yang mendalam. Konteksnya bisa digunakan dalam lelaki yang dimabuk cinta, alasannya yang bersangkutan telah dirasuki oleh cinta yang mendalam.
Al-Gharaam juga dapat berarti sangat menyukai. Al-Ghariim bisa berarti orang yang punya banyak utang. Seperti kata penyair Kutsayyir ‘Azzah:
Setiap orang yang punya piutang menagih utangnya
Dan dibayar oleh yang berutang padanya
Tetapi ‘Azzah selalu ditangguh-tangguhkan pembayarannya
Lagi dipersulit oleh orang yang berutang kepadanya
Yang Menghilangkan Kesadaran (Al-Walahu)
Al Walahu artinya hilangnya akal sehat dan kebingungan karena kerinduan yang sangat. Penyair mengatakan:
Wanita itu datang tergesa-gesa
Bak orang yang tidak waras lagi kebingungan
Usai kematian anak kesayangannya
Baginya bencana yang bertumpang tindih
Menyatu menghimpit dirinya
Menjadi Tidak Waras Karena Cinta (At-Tadliyah)
Tadliyah adalah hilangnya akal sehat karena cinta bagaikan unta betina yang tidak merindukan kelompoknya dan juga anaknya.
Pengabdian (At-Ta’abbud)
At-Ta’abbud artinya puncak kecintaan dan pengabdian. Orang yang dimabuk cinta, dia telah diperhamba dan diperbudak oleh cintanya. Kedudukan ini tidak layak bagi siapa pun, kecuali hanya bagi Sang Pencipta Semesta Alam. Yang Maha Kuasa tidak akan mengampuni siapa pun yan gmempersekutukan DIa dengan sesuatu dalam penyembahannya.