SEJARAH CANDI BOROBUDUR – Tidak banyak orang yang mengetahui asal-usul berdirinya Candi Borobudur. Karena mungkin kesadaran orang mengenai sejarah masih minim. Padahal, mengetahui sejarah merupakan suatu hal yang sangat penting. Manusia bisa belajar banyak hal melalui sejarah. Oleh karena itu, artikel ini menyajikan asal-usul Candi Borobudur hingga saat ini.
Sekilas Tentang Asal Usul Candi Borobudur
Candi Borobudur merupakan candi Buddha yang terletak di Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang. Candi ini terletak di daerah berbukit dan dikelilingi oleh gunung. Gunung-gunung yang mengelilingi Candi Borobudur, yaitu Gunung Merapi (sebelah Barat Laut), Gunung Merbabu (sebelah Timur), Gunung Sumbing (sebelah Selatan) dan Gunung Sindoro (sebelah Utara).
Lokasi candi ini tepatnya kurang lebih 86 kilometer dari sebelah barat Surakarta, 100 kilometer sebelah barat daya kota Semarang dan 40 kilometer disebelah barat laut kota Yogyakarta.
Perkiraan Asal-Usul Didirikannya Borobudur
Diperkirakan Candi Borobudur dibangun sekitar tahun 800 masehi. Perkiraan ini berdasarkan atas penemuan tulisan singkat yang dipahat pada pigura asli relief kaki candi (Karwa Wibhangga). Tulisan tersebut menggunakan huruf pallawa yang diperkirakan huruf tersebut digunakan pada abad ke-8 masehi.
Menurut sejarah, abad 8 Masehi ini merupakan abad kejayaan wangsa Syailendra. Wangsa Syailendra merupakan penganut agama Buddha Mahayana. Berdasarkan bukti-bukti tersebut, diambil kesimpulan bahwa Candi Borobudur dibangun pada masa wangsa Syailendra pada abad ke-8 Masehi.
Asal-Usul Penemuan Candi Borobudur
Beberapa prasasti menyebutkan bahwa Candi Borobudur pada waktu itu digunakan untuk tempat ibadah dan ziarah. Namun, penggunaan candi ini hanya berlangsung sekitar 150 tahun saja.
Karena wangsa Syailendra mengalami keruntuhan dan orang melakukan migrasi secara besar-besaran. Mereka terdesak dengan keberadaan orang Hindu yang pada saat itu populasinya meningkat secara tajam.
Dengan sedikitnya penganut Buddha, Candi Borobudur tidak digunakan lagi. Selain itu, candi ini juga sudah tidak terawat dan pada saat itu juga terjadi letusan gunung di sekitar candi yang membuat Candi Borobudur tertimbun tanah.
Pejabat pemerintah dari belanda bernama hotman yang ketika itu semua arkeolog sangat semangat di dalam mencari tahu asal usul candi borobudur yang merupakan candi budha paling besar didunia.
Para masyarakat sekitar yakin candi borobudur adalah sebuah peninggalan dari kerajaan pada Dinasti Sailendra ketika masa pemerintahan kerajaan di pegang oleh Samaratungga yang berasal dari Kerajaan Mataram Kuno. candi ini selesai dibangun ketika abad ke-8.
Sangat banyak misteri tersembunyi pada candi borobudur yang sampai saat ini belum terkuak ,seperti apa nama asli dari candi borobudur, kemudian tak ada satu pun prasasti dan buku yang menjelaskan candi ini secara jelas dan pasti tentang pembanguan candi borobudur.
Ada beberapa sumber yang mengatakan nama boroudur tersebut berasal dari sebuah nama samara budhara yang memiliki arti lereng gunung yang terletak yang ada di teras terasnya. ada juga yang berpendapatcandi borobudur ini berasal dari sebuah perkataan para budha yang mengalami pergesekan dan satu satu nya sumber yang tertulisan ada yang menyebutkan borobudur pertama kali adalah seorang thomas Sir Thomas Stamford Raffles dalam bukunya yang diberi judul api sejarah pulau jawa.
Semua ahli sejarah memperediksi Sir Thomas Stamford Raffles menyebut borobudur ini berasal dari kata bore dan budur, yang memiliki arti, bore adalah sebuah desa yang berada di dekat lokasi candi borobudur ditemukan. sedangkan budur memiliki arti yaitu zaman purba
Penemuan Kembali Candi Borobudur
Banyak orang pada saat itu tidak menyadari bahwa ditempat tersebut terdapat candi yang berukuran besar. Karena candi sudah tertimbun oleh tanah. Namun, pada akhirnya candi ditemukan kembali pada tahun 1814 oleh Gubernur Jendral Inggris, Sir Thomas Stamford Rafless.
Awalnya, Sir Thomas Stamford Rafless menemukan puing bebatuan yang berusia tua dalam jumlah yang banyak. Atas penemuan tersebut, Sir Thomas Stamford Rafless memerintahkan anak buahnya untuk membongkar penemuannya. Namun, akibat dari peperangan yang belum berakhir, pembongkaran ini tidak bisa diselesaikan.
Pada tahun 1835 Masehi, pembongkaran dilanjutkan kembali oleh gubernur selanjutnya, yaitu Hartman. Pada masa pemerintahannya, Candi Borobudur digali dan dibersihkan secara menyeluruh.
Pemugaran Candi Borobudur
Meskipun sudah dibersihkan secara menyeluruh, namun candi masih belum berbentuk secara sempurna. Banyak bagian-bagian yang rusak. Oleh karena itu, Gubernur pada saat itu, Van Erf melakukan pemugaran terhadap candi. Pemugaran ini hanya untuk melindungi candi agar tidak semakin rusak.
Pada tahun 1973 Masehi, dibawah Kepemimpinan Presiden Soeharto, pemugaran secara besar-besaran dilakukan. Pemugaran yang dipimpin oleh Dr. Soekmono ini dikerjakan oleh 600 orang dan sebagian besar lulusan SMA serta STM.
Karena banyak bagian dari Candi Borobudur yang harus dipugar, maka proses ini membutuhkan waktu yang sangat lama. Sekitar 10 tahun proyek ini baru bisa diselesaikan.
Pemugaran Candi borobudur tahap di jaman Presiden Soeharto ini dilakukan dari tahun 1973 sampai 1983 dan melibatkan beberapa ahli dari luar negeri dan ahli dari berbagai bidang disiplin ilmu. diantaranya adalah ahli purbakala, mekenika tanah, teknik bangunan, geologi, beton dan juga ahli mikro biologi. Biaya pemugaran ditanggung seluruhnya oleh pemerintah Indonesia dengan bantuan dari UNESCO.
Pemugaran tersebut meliputi pembongkaran dan juga pemasangan batu candi, pembetonan pondasi, pembersihan dan juga pengawetan dari batu-batu candi. sasaran dari pemugaran adalah empat tingkat Rupadhatu, sedangkan Kamadhatu atau kaki candi dann juga Arupadhatu atau kaki candi tidak dilakukan pemugaran karana kondisinya dinilai masih stabil.
Kegiatan dari pemugaran yang dilaksanakan diantaranya memasang pondasi dari pelat beton bertulang dan juga pengaturan penyaluran air dengan memasang pipa-pipa beton pada setiap tingkat.
Di beberapa bagian juga diberi lapisan lembaran timah dan juga lapisan kedap air yang berfungsi untuk menghadang resapan air dari bukit ke dalam candi.
Batu-batu yang dibongkar dibersihkan, diperbaiki dan diawetkan sebelum dikembalikan ketempat semula. Kegiatan permugaran tersebut diharapkan membuat candi Borobudur bertahan sampai 1000 tahun lagi.
Candi Borobudur Saat Ini
..
Setelah upaya yang dilakukan pada masa pemerintahan Presiden Soeharto, Candi Borobudur saat ini bisa dilihat oleh masyarakat dan dijadikan tempat wisata.
Menurut data, pengunjung Candi Borobudur setiap tahunnya bisa mencapai sekitar 3,5 juta wisatawan, baik wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara.
Pemerintah pun berencana menghidupkan atau mereaktivasi kembali rel kereta apa di jalur Yogya menuju Magelang yang sudah lama tak digunakan, jalur ini diharapkan akan mempermudah akses wisata menuju Candi Borobudur.
Sekarang ini juga banyak acara-acara atau event yang dilaksanakan di Candi Borobudur yang diharapkan dapat menarik lebih banyak minat pengunjung baik dari dalam negeri maupun luar negeri. salah satunya adalah event Borobudur Marathon 2016.
Misteri Nama Borobudur
Seorang Gubernur Jenderal Britania Raya atau Thomas Stamford Raffles yang telah berjasa mengarahkan perhatian dunia pada sebuah susunan batu bergambar yang tersebar di daerah Kedu (lokasi Candi Borobudur menurut cerita legenda Jawa). Sampai batu-batu yang sebagian besar telah terkubur di dalam gundukan tanah bersemak belukar itu kemudian digali lagi pada 1814.
Gubernur Jenderal Britanua kemudian menuliskan laporan temuannya tersebut melalui sebuah buku The History of Java pada tahun 1817 dan melalui buku itu juga nama Borobudur untuk pertama kalinya dituliskan.
Tidak banyak yang mengeahui tentang sejarah nama tersebut. Sampai sekarang pun masih menjadi problematis bagi orang yang penasaran karena memang belum ada informasi pasti yang dapat dipertanggung jawabkan.
Namun sebuah situs dari Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menuliskan bahwa pada zaman dalu di sekitar lokasi Candi Borobudur terdapat pohon budur yang tumbuh subur. Pohon Budur dilamangkan sebagai pohon bodhi atau pohon kehidupan.
Selain itu, ada juga pendapat bahwa Raffles memiliki 3 versi tafsiran dari nama Borobudur. Yaitu, budur yang kuno (Boro berarti kuno, budur berarti nama tempat), kemudian Sang Buddha yang agung (Boro berarti agung, budur berarti Buddha), dan terakhir Buddha yang banyak (Boro berarti banyak, budur berarti Buddha)
Disisi lain ahli Jawa Kuno, Poerbatjaraka disebutkan juga mempunyai pendapat lain terkait arti nama Borobudur. Menurutnya, nama Borobudur ini berasal dari kata biara (kuil atau tempat suci) dan budur yang berarti tempat yang tinggi. Sehingga apabila digabung menjadi kuil di tempat yang tinggi atau biara di budur.
Mengapa Candi Borobudur Ditinggalkan?
Sampai saat ini belum ada yang dapat menjawab mengapa Borobudur ditinggalkan hingga terkubur dalam tanah bersemak belukar sebelum pada akirnya ditemukan kembali oleh Thomas Stamford. Sebagian pendapat mengira, candi tersebut ditinggalkan dengan alasan bencana letusan Gunung Merapi.
Candi Borobudur memang terletak pada lokasi istimewa yaitu diapit oleh dua pasang gunung (Gunung Sindoro dan Sumbing di sebelah Utara dan juga Gunung Merapi dan Merbabu di sebelah Timur serta Pegunungan Menoreh pada bagian selatan ) Selain itu, di Borobudur juga berlokasi di antara dua sungai yakni Progo dan Elo.
Begitu juag dengan asal batu-batu besar yang menyusun Borobudur masih menjadi sebuah misterius. Tidak diketahui secara pasti dari mana batu tersebut didapatkan.
Relief Candi Borobudur
Di dalam candi ini memiliki sebuah relief yang ternyata mengisahkan tentang sebuah karya seni bergenre sastra yang cukup dikenal saat itu yaitu MAHABARATA. mahabarata ini aslinya bukanlah sebuah kisah nyata atau bukan kitab kitap para pemeluk agama budha karena penulis kisah ini bukanlah Nabi tapi hanya seorang maha barata.
Karya sastra ini didalam kitab adi parwa menyebutkan bahwa mahabarata kitab pertama yang mengutip kisah mengenai seorang pandawa dan kurawa yang kedua leluhur mereka sama yang berasal dari bangsa kuru dengan sifat yang sangat berbeda dari kurawa kususnya dengan durya dana yang memiliki sifat dan karakter yang licik.
Dia menginginkan sebuah kekuasaan dan warisan kerajaan. kelompoknya kurawa yang diwakili 100 orang dengan duryadana ini. Maka sang durya dana memanggil kunti ibunya pendawa. maka beberapa anaknya yang berjumlah lima pendawa ini di undang untuk pergi ke suatu daerah untuk bermalam sambil bermain di daerah tersebut.
Ketika mereka sedang bermalam rumahnya pun di bakar. untungnya kunti dan pandawa ketika itu tidak terbakar hidup-hidup mereka berhasil meloloskan diri dan berlari ke daerah hutan di dekat rumahnya. Dalam perjalan di tengah hutan, pandawa pun sampai pada kerajaan yang bernama pancala dengan rajannya bernama drupada.
Di kerajaan itu sedang di adakan sayembara untuk memperebutkan hadiah hadiah tapi di antara yang di hadiahkan adalah drupadi. itu adalah drupadi adalah seorang putri dari kerajaan pancala ini lalu pandawa ini memakai pakaiannya untuk penyamarkanan pakaian brahmana dan mengikuti sayembara dan tentunya arjuna yang mewakili dia mempunyai kehebatan dalam hal memanah memenangkan sayembara ini.
Sesampainya pandawa di rumah dia menceritakan kepada ibunya kunti kemenangan tersebut, “kami memenangkan sayembara kami dapat hadiah lalu ibunya dengan suara berwibawa seorang ibu begini nak apapun yang kamu dapatkan kamu harus adil itu hadiah harus di bagi lima tapi ibu.
Tetapi tidak alasan kamu harus mendengar orang tua di bagi rata, tapi bu , tidak tapi-tapian. lalu sepakat di bagi lima nah kunti ibunya baru tahu bahwa hadiahnya termasuk drupadi seorang wanita karena tidak mau menjilat lidahnya dan kata-katanya maka apa boleh buat drupadi harus menikahi 5 orang laki-laki.
Mitos Candi Borobudur
Situs-situs bersejarah di mana pun tidak akan pernah lepas dari yang namanya mitos, kejadian aneh, dan kisah-kisah unik yang membersamainya. Tidak terkecuali dengan Candi Borobudur, candi yang konon ditemukan pada tahun 1814 ini memiliki mitos-mitos yang bila dilanggar maka pelanggarnya akan mendapatkan musibah. Ngeri, ya. Hmm …
Lalu apa saja mitos tersebut? Ini dia beberapa diantaranya:
1. Kunto Bimo
Seperti yang kita tahu, Candi Borobudur adalah bangunan yang dipenuhi arca-arca atau patung sesembahan. Kunto Bimo adalah salah satu arca yang terletak di teras tingkat I di sebelah sisi timur.
Mitos tentang Kunto Bimo adalah mitos yang paling laris diketahui oleh para pengunjung Candi Borobudur.
Apa mitosnya? Mitosnya adalah bila ada salah seorang, siapa saja, yang berhasil merogoh dan menyentuh salah satu bagian dari arca tersebut (arcanya tertutup stupa), maka permintaan yang sedang didamba – dambakan dapat terkabul.
Masyarakat di sekitaran Candi Borobudur percaya keinginan yang diidamkan bisa terkabul bagi pria, bila pria tersebut sanggup memegang bagian jari manis Kunto Bimo. Sedangkan bagi wanita / perempuan akan bisa terkabul bila saja bisa menyentuh bagian ibu jari, telapak kaki, atau tumit arca Kunto Bimo tersebut.
2. Singa Urung
Sama seperti halnya Kunto Bimo, Singa Urung juga merupakan nama sebuah arca yang terletak di Candi Borobudur.
Arca ini berjumlah dua buah dan berwujud singa. Letaknya ada di sisi kanan kiri tangga Candi Borobudur. Masyarakat sekitar mempercayai sebuah mitos yang mengatakan bahwa, bila sepasang kekasih melewati kedua arca tersebut, maka hubungan mereka diramalkan akan kandas di tengah jalan.
3. Perbukitan Menoreh
Mitos lain yang berkembang di daerah Candi Borobudur adalah mengenai Perbukitan Menoreh yang mengelilingi Candi Borobudur. Bila kita amati dari puncak, akan terlihat bahwa Perbukitan Menoreh tersebut menyerupai orang yang sedang tertidur dengan posisi kepala berada di bagian barat.
Mitosnya adalah, orang yang diserupakan oleh Perbukitan Menoreh tersebut merupakan titisan dari Gunadharma, sang perancang Candi Borobudur pada era Dinasti Syailendra dengan Raja Samaratungga, pada tahun (sekitar) 824 Masehi.
4. Stupa
Stupa di Candi Borobudur dibuat unik dengan bentuk berlubang kotak / belah ketupat dengan satu buah arca ‘telanjang’ bernama Dhyani di dalamnya. Bila matahari sedang menyembul, arca di dalam stupa tersebut akan terlihat seperti memakai pakaian kemeja kotak-kotak karena sinar matahari sebagian ada yang masuk pada lubang kotak-kotak tersebut.
Pengelola Candi Borobudur membuat sebuah aturan bagi para pengunjungnya. Salah satu aturan itu adalah, pengunjung wajib memakai kain sarung yang sebelumnya memang telah disediakan. Kenapa? Hal itu untuk menghormati Borobudur sebagai tempat ibadah masyarakat Buddha.
5. Candi Borobudur Peninggalan Nabi Sulaiman?
Ada satu desas-desus yang berkembang di sekitar kita bahwa Candi Borobudur adalah peninggalan Nabi Sulaiman. Benarkah?
Tidak ingin panjang lebar menjelaskan bukti-buktinya, tidak ingin pula mempromosikan buku-buku yang membantah hal tersebut. Mari kita coba untuk berpikir secara sederhana.
Candi Borobudur dipenuhi oleh patung-patung, arca-arca, sesembahan-sesembahan yang berbentuk materi. Bagi kalian yang beragama Islam, pasti sudah paham betul kalau hal tersebut adalah kemusyrikan, menyekutukan Allah dengan sesuatu yang lain.
Logikanya, bila kalian membuka lembaran-lembaran sejarah tentang kisah para Nabi, pasti kalian akan membaca, meskipun sekilas, bahwa “Nabi A menghancurkan berhala.”
Maka kesimpulan yang bisa ditarik adalah, tidaklah mungkin seorang Nabi utusan Allah, yang diperintahkan untuk mengesakan Allah malah membuat patung untuk disembah. Jadi, Candi Borobudur adalah murni peninggalan kerajaan Buddha yang dulu pernah berdiri di Nusantara kita ini.
Dan siapapun yang menjadi Warga Negara Indonesia, wajib menghormatinya sebagai sebuah keberagaman budaya. Bukan untuk kemudian dicampur adukkan dengan sesuatu yang sudah pasti kekeliruannya.
Fakta Candi Borobudur
Berbincang tentang Candi Borobudur, hal apa sih yang kamu ingat banget? Dalam memori saya, Candi Borobudur pernah menjadi bagian 7 keajaiban dunia dan dibangun pada masa pemerintahan dinasti Syailendra.
Nah, Candi Borobudur bukan hanya tentang itu saja. Banyak fakta mengejutkan yang harus kamu tahu. Berikut adalah 7 fakta tentang candi borobudur :
- Tokoh Thomas Raffles yang Memperkebalkan Candi Borobudur
Anda Kenal dengan tokoh Sir Thomas Raffles? Yap, Raffles merupakan gubernur jenderal Inggris atas Pulau Jawa. Selama masa kepemimpinannya di Jawa, dia pernah menuliskan satu buah buku yang berjudul The History of Java atau Sejarah Pulau Jawa.
Dalam bukunya, Raffles menceritakan tentang penemuannya yang berupa gundukan bebatuan besar yang tertimbun di dalam tanah dan tertutup semak belukar. Dari bukunya juga lah, nama Candi Borobudur pertama kali dituliskan.
- Asal-usul Nama Borobudur Masih Belum Jelas
Banyak sejumlah ahli yang mencoba mengintepretasikan dari nama Borobudur. Raffles sendiri mengartikan Borobudur berupa 3 versi nama, yaitu Borobudur yang bermakna Buddha Agung (Boro= Agung, Budur= Buddha), tempat yang kuno (Boro= nama daerah, Budur= kuno), dan banyak Buddha (Boro= Banyak, Buddur= Buddha).
Sedangkan di dalam situs Direktorat Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Borobudur yang a artinya pohon kehidupan yang tumbuh secara subur di sekitar candi.
- Candi Borobudur Terletak di Tempat Istimewa
Borobudur berada di daerah yang subur dan strategis. Candi buddha ini diapit dua pasang gunung yaitu Gunung Merapi dan Merbabu, Gunung Sindoro dan Sumbing. Lalu, Pegunungan Menoreh pun ikut bagian untuk ‘menjaga’ Candi Borobudur. Istimewanya lagi, dua sungai, Progo dan Elo, mengelilingi Candi Borobudur.
- Candi Budha Terbesar yang Terbuat dari Balok Vulkanik
Bagi kamu yang sudah ke sana, pasti tahu benar bahwa Candi Borobudur dibangun dari susunan balok vulkanik. Uniknya, meski balok tersebut tersusun tanpa perekat, namun candi ini tetap berdiri kokoh. Pertanyaanya, darimana asal balok vulkanik tersebut? Siapa yang menyusunnya?
Entahlah, sampai sekarang hal tersebut masih mejadi misteri karena belum ada penelitian yang menyebutkan asal muasal batuan vulkanik tersebut.
- Jumlah Relief keseluruhann mencapai 2672
Candi Borobudur berbentuk bujur sangkar dengan ukuran 123 x 123 meter. Terdapat 504 arca Buddha yang terletak dalam 432 relung di teras bujursangkar dan 72 stupa berlubang di teras lingkar. Total 2672 pahatan relief yang terdiri dari 1212 relief dekoratif dan 1460 relief kisah Buddha.
- Setiap Relief Menceritakan Kisah nya Tersendiri
Nah, bila kamu amati, terdapat relief pada dinding-dinding candi. Hebatnya, relief tersebut bukan sekedar hiasan. Total 1460 relief pada dinding candi berkisah tentang kehidupan Buddha. Salah satu contohnya adalah kisah kelahiran Buddha yang diceritakan pada kisah relief Jataka dan Awadana.
- Menurut W.O.J Nieuwenkamp Daratan Kedu dulunya Merupakan danau purba
Penemuan kontroversial pernah disampaikan oleh seniman dan arsitektur Hindhu Buddha W.O.J. Nieuwenkamp. Menurutnya, Borobudur adalah lambang dari bunga teratai yang mengapung di atas permukaan danau purba. Nah, daratan kedulah yang disinyalir sebagai danau purba. Namun, hipotesa W.O.J. Nieuwenkamp masih menjadi perdebatan para ahli.
Itulah Fakta-fakta tentang candi borobudur.
Wawasan Lain Tentang Candi Borobudur
Nama Borobudur Disebut dalam Kitab Nagarakertagama
Empu Prapanca juga menyebut Nama Borobudur dalam sebuah karya beliau dalam kitab Negarakertagama pada tahun 1365 Masehi. Di dalam kitab tersebut diceritakan mengenai adanya bangunan suci dari agama Buddha aliran Wajradhara yang dikatakan sebagai budur.
Pada laman web milik Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbud mengatakan bahwa sampai sekarang kata budur ini hanya digunakan oleh masyarakat pedesaan yang tinggal di wilayah Borobudur. Oleh sebab itu kata budur yang disebut dalam kitab karya Empu Prapanca diperkirakan untuk menyebutkan Candi Borobudur.
Nagarakertagama juga bercerita mengenai kehidupan pada zaman Kerajaan Majapahit. Pada kitab yang ditulis dari pelepah lontar itu sendiri sekarang telah diakui oleh Badan Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan UNESCO atau Kebudayaan PBB sebagai salah satu warisan dokumenter ingatan dunia (Memory of the World).
Tiga candi serangkai
Terdapat beberapa candi Hindu dan Buddha di kawasan Borobudur. di masa pemugaran dan penemuan di awal abad 20-an ditemukan juga candi Buddha lainnya yaitu Candi Pawon dan Candi Mendut yang membentang di dalam satu garis lurus
Berdasarkan dongeng penduduk disekitar candi, diceritakan bahwa ada jalan berlapis batu yang dipagari oleh pagar langkan di kedua sisinya yang saling menghubungkan ketiga candi tersebut, namun, sampai saat ini belum ada bukti fisik tentang adanya jalan tersebut.
Danau Purba
Pakar arsitektur Hindu Buddha sekaligus seorang seniman, W.O.J. Nieuwenkamp mengemukakan teori kontroversial pada tahun 1931. Beliau mengatakan, daratan Kedu dulunya merupakan sebuah danau purba.
Menurutnya, Borobudur merupakan lambang bunga teratai yang mengapung di atas permukaan danau tersebut. Ketika itu, hipotesa ini menjadi bahan perbincangan hangat di kalangan para ilmuwan.
Sementara itu Van Bemmelen dalam bukunya The Geology of Indonesia mengatakan, bebatuan hasil letusan besar pada tahun 1006 telah menyelimuti danau di Borobudur sampai menjadi kering. Dari material vulkanik itu juga yang diduga menyelimuti candi tersebut sampai kemudian dilupakan sebelum ditemukan kembali. Namun masih dibutuhkan penelitian-penelitian lebih mendalam lagi untuk mengungkap misteri di balik Candi Borobudur tersebut.