Penyakit virus Ebola atau sebutan lainnya Ebola Virus Disese (EVD) adalah salah satu infeksi langka yang sering berakibat fatal pada penderitanya. Virus ini disebabkan oleh salah satu dari lima strain virus Ebola. Menurut WHO (World Health Organization), Ebola pertama kali muncul pada tahun 1976 dalam sebuah wabah simultan di daerah Sudan dan Republik Demokratik Kongo, pada sejak saat itu, telah terjadi wabah sporadis di Afrika. Disimpulkan dari berbagai data, diketahui bahwa tingkat kematian terserang virus Ebola mencapai 50% yang berarti separuh penderita akan berakhir dengan kematian.
Penyebab dan Asal Virus Ebola
Virus Ebola diyakini dapat menular ke manusia melalui kelelawar. Walaupun ini belum dapat dibuktikan, namun hipotesis ini dianggap yang paling meyakinkan. Walaupun WHO juga sangat sependapat bahwa kelelawar mungkin menjadi pembawa virus Ebola. WHO juga mengatakan bahwa Ebola dapat ditularkan ke manusia melalui sekret darah, organ atau cairan tubuh dari berbagai hewan yang terinfeksi virus Ebola.
Selain kelelawar, ada juga beberapa hewan yang berpotensi menularkan Ebola yaitu monyet, simpanse, gorilla, antelope dan landak.Para ahli juga berpendapat bahwa penyebaran virus ini sangat cepat terjadi di Afrika Tengah ke Afrika Barat dan juga diakibatkaan oleh pola migrasi kelelawar. Selama wabah yang terjadi di tahun 1976 di Republik Zaire,(sekarang Republik Demokratik Kongo),280 orang yang terinfeksi melalui kontak antar penderita dan melalui penggunaan suntik yang terkontaminasi. Dari 280 orang penderita tersebut yang selamat hanya 20%.
Karakteristik Virus Ebola
Terdapat lima jenis virus Ebola dan berhasil diidentifikasi dan empat diantaranya menyebabkan penyakit pada manusia. Keempat virus ini adalah: virus Ebola (Zaire Ebolavirus), virus Sudan (Sudan Ebolavirus), virus Tai Forest (Tai Forest ebolavirus, sebelumnya namanya adalah Pantai Gading ebolavirus) dan virus Bundibugyo (Bundibugyo ebolavirus).
Spesies kelima, adalah virus Reston. Virus ini tidak menyebaban penyakit terhadap manusia, namun telah mempengaruhi primata non-manusia. Untuk dapat bertahan hidup, virus harus menemukan sel inang di dalam tubuh manusia dan mengambil alih. Virus ini juga terus menggandakan diri sehingga menyebar pada sel inang lainnya. Untuk mempertahankan serang virus ini, tubuh manusia kemudian memproduksi antibodi. Pada kasus Ebola, virus ini menyebar dengan begitu cepat sehingga virus ini dengan mudah mengalahkan mekanisme kekebalan pada tubuh.
Gejala dan Diagnosis
tportal.hrGejala penyakit Ebola muncul sekitar 2 hingga 21 hari setelah terpapar virus, dengan rata-rata kemunculan gejalanya selama 8 hingga 10 hari.
Pada gejala awal, yang muncul tidak spesifik sehingga kebanyakan dianggap hanya gejala flu biasa. Gejala yang muncul diantaranya:
- Deman lebih dari 38,6 C
- Nyeri otot
- Sakit kepala parah
- Kelemahan
- Diare
- Muntah
- Nyeri Perut
Beberapa penderita juga mengeluarkan darah dari hidung dan mulut yang disebut sebagai sindrom hemorrhagic dan biasanya terjadi pada tahap akhir penyakit.
Dikarenakan gejala Ebola ini hampir mirip dengan gejala lainnya, maka profesional medis menggunakan serangkaian tes untuk mendiagnosa penyakit ini. Pada umumnya tes meliputi:
- Isolasi virus dengan kultur sel
- Antibody-capture enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA)
- Serum neutralization test
- Antigen-capture detection test
- Electron microscopy
- Reverse transcriptase polymerase chain reaction (RT-PCR) assay
Penularan Ebola
Ebola bukanlah virus yang ditularkan melalui udara dan hanya dapat ditularkan melalui cairan tubuh. Namun, virus Ebola menyebar melalui penularan dari manusia ke manusia dengan kontak langsung. Penularan melalui kontak langsung ini juga berarti bahwa darah sekresi lendir, cairan organ atau cairan tubuh yang lain mengandung virus yang mengharuskan bersentuhan dengan kulit terbuka atau selaput lendir antar individu yang sehat,
Cairan pada tubuh dapat berasal langsung dari pasien yang terinfeksi atau dari permukaan objek yang tersentuh oleh individu yang sakit, seperti pakaian, tempat tidur, dan lain-lain. ASI, urin dan air mani juga dapat menjadi media penularan virus Ebola, termasuk dapat ditularkan melalui air mata dan air liur.
Pengobatan Ebola
Hingga kini belum ada obat yang tersedia atau vaksin yang dapat mencegah penyakit ini. Mereka yang sembuh pada umumnya dikarenakan sistem kekebalan tubuh mereka sendiri. Salah satu perawatan yang paling penting bagi pasien penderita Ebola adalah menjaga agar pasien terhidrasi denga baik dan membantu merka bernapas lancar agar mendapatkan sistem kekebalan tubuh melawan penyakit.Walaupun demikian, para ahli terus meneliti untuk menemukan obat penyakit Ebola. Beberapa obat sudah ada yang berhasiil dibuat namun belum berhasil menjalani tes secara keseluruhan untuk menjamin keefektifan dan keamanannya.
Kesembuhan dan Kekebalan Terhadap Ebola
Penelitian menunjukkan bahwa pasien yang sembuh dari Ebola mampu mengembangkan antibodi di dalam tubuhnya yang akan melindungi mereka dari virus Ebola selama kurang lebih 10 tahun. Namun, sangat penting di waspadai karena seseorang pasien yang pulih masih bisa dapat menyebarkan virus melalui cairan sperma hingga tiga bulan setelah sembuh. Karena itu, disarankan siapapun yang baru pulih dari Ebola untuk menggunakan kondom atau menahan diri dari berhubungan badan selama tiga bulan.