OGOH-OGOH – Karya seni ogoh-ogoh adalah seni patung dalam tradisi kebudayaan Bali. Biasanya tradisini ini berlangsung saat menyambut hari raya Nyepi, berupa acara festival dan kemeriahan pawai og0h-ogoh di Bali.
Dalam adatnya, seni ini menggambarkan kepribadian Bhuta Kala yang digambarkan memiliki tubuh besar dan menakutkan, biasanya kita sebut sebagai makhluk raksasa. Berikut ini adalah beberapa foto kemeriahan festival Ogoh-ogoh yang pernah diabadikan.
Pensucian Diri
Pada saat menjelang hari raya Nyepi, masyarakat hindu di Bali biasanya menjalani beberapa tradisi, salah satunya berupa ritual untuk mensucikan diri.
Dimana setiap orangnya selalu menjadikan acara ini sebagai bentuk pengabdian diri, rasa syukur terhadap nikmat dan apa-apa yang telah di dapat dari kepercayaan leluhurnya. Sehingga bisa menjadikan cara tersebut sebagai upaya pensucian diri dari lingkungan sekitar.
Termasuk sehari sebelum hari Nyepi dilakukan ritiual rutinan Bhuta Yajna (Buta Yadnya) yang menggambarkan rangkaian upacara untuk menghalau kehadiran buta kala dari manifestasi unsur-unsur negatif pada kehidupan masnusia. Pada prosesnya, pawai ogoh-ogoh yang saat ini dibuat menjadi festival untuk menarik para wisatawan yang datang.
Ritual
Ritual ini sudah berlangsung sejak lama apalagi saat menjelang hari besar Nyepi khususnya untuk masyarakat Hindu Budha, bagi mereka ini adalah sebuah momentum berharga yang sayang jika dilewatkan.
Salah satu ritual yang tidak asing adalah Buta Yadnya, dimana hampir semua masyarakat Bali sangat antusias saat menjalankan acara ritual ini. Tetapi perli kita ketahui bahwa Buta Yadnya ini terdiri dari dua tahapan, yang pertama adalah ritual mecaru (pecaruan) sedangkan yang kedua yaitu ngrupuk (pengerupukan).
- Mecaru
Adalah upacara persembahan atau aneka sesajian (caru) terhadap buta kala. Upacara telah lama berlangsung yang dilakukan dari tingkatan sederhana diantaranya keluarga, banjar, kecamatan, kabupaten, kota, hingga tingkat provinsi. - Ngrupuk
Adalah ritual yang biasa berkeliling pada pemukiman sambil membuat bunyi-bunyian juga disertai penebaran nasi tawur dan menyebarkan asap dupa atau obor secara beramai-ramai. Ritual ini baisanya biasanya dilakukan bersama dengan mengarak-arakan ogoh-ogoh dengan tujuan agar buta kala dan segala unsur negatifnya dapat menjauh dan tidak mengganggu kehidupan manusia lagi.
Ogoh-ogoh Adalah Simbol
Ogoh-ogoh merupakan boneka atau patung beraneka rupa yang menjadi simbolisasi unsur negatif, sifat buruk, dan kejahatan yang ada di sekeliling kehidupan manusia. Boneka tersebut dahulu terbuat dari kerangka bambu yang dilapisi kertas.
Seiring waktu, kebanyakan ogoh-ogoh saat ini dibuat dengan bahan dasar styrofoam karena menghasilkan bentuk tiga dimensi yang lebih halus.
Waktu pembuatan sebuah ogoh-ogoh dapat bervariasi bergantung pada ukuran, jenis bahan, jumlah SDM yang mengerjakan, dan kerumitan desain dari ogoh-ogoh tersebut. Pembuatan ogoh-ogoh ini dapat berlangsung sejak berminggu-minggu sebelum hari Nyepi.
Ogoh-Ogoh Kreativitas Pemuda
Umumnya, pada setiap tingkatan masyarakat dari level biasa akan membuat ogoh-ogoh yang mewakili wilayah mereka. Sehingga membuat para remaja berlomba-lomba disetiap daerahnya membuat ogoh-ogoh memili mereka sendiri.
Hal ini agar ogh-ogh milik mereka lebih unggul diantara 0goh-ogoh yang ada di daerah lainnya. Maka dari itu, selain sebagai bagian dari ritual tradisi, proses pembuatan ogoh-ogoh juga menjadi wadah pencurahan kreativitas pemuda setempat.
Tempat Pawai Ogoh-Ogoh
Untuk wilayah Denpasar, keramaian pawai ogoh-ogoh dapat ditemukan di beberapa tempat. Salah satunya adalah di sekitar Patung Catur Muka Puputan, yang merupakan pusat dari alun-alun Kota Denpasar.