Tidak ada aturan paten dalam menulis sebuah cerpen. Gaya penulisan, gaya bahasa, dan cara ungkap cerita dalam cerpen bersifat pilihan bebas sebagaimana karya seni yang lain. Namun, ingatlah bahwa kebebasan bukan segala-galanya. Meskipun kebebasan dipuja oleh pegiat seni, ia tetap mematuhi koridor berkesenian yang ada.
Pada teknik menulis cerpen, penulis harus tetap memenuhi standar teori sebagai patokan pokok. Dua unsur pokok antara keteraturan dan kebebasan menjadi harmoni dalam berkesenian.
Unsur Pembangun Cerpen
1. Tema
Tema cerpen hanya satu. Sebab, cerpen memiliki ruang yang lebih sempit daripada novel. Pikirkan tema yang menarik untuk memikat pembaca.
2. Karakter Tokoh
Buat pembaca jatuh hati pada tokoh yang ciptaan Anda. Sebaiknya, tidak terjebak pada karakter yang sempurna (tampan, cantik, pintar, kaya, dll). Tokoh sempurna terkadang membosankan. Sebaliknya, tokoh cantik tapi memiliki kekurangan (misal: tunarungu) akan lebih mencuri simpati pembaca.
3. Plot (Alur Cerita)
Plot merupakan ruh cerita. Tanpa plot, cerita akan terasa hambar karena hanya berisi penjabaran. Komponen umum plot yaitu pembukaan, konflik, dan penyelesaian konflik. Buatlah satu konflik saja pada cerpen. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, cerpen memiliki ruang yang lebih sempit daripada novel. Anda dapat berimprovisasi dengan alur flashback (mundur).
4. Setting
Setting meliputi tempat dan waktu. Pada cerpen, setting tempat yang jelas akan memudahkan pembaca dalam berimajinasi tentang di mana dan kapan peristiwa itu terjadi. Misal, setting cerpen yaitu kehidupan kerajaan, ceritakan dengan jelas benda-benda apa saja yang ada di sekitar tokoh. Istana raja, barak prajurit, dan sebagainya.
5. Dialog
Sesekali, buatlah dialog antar tokoh. Cerpen yang berisi uraian terus menerus kadang membuat pembaca menjadi bosan. Misal, penggambaran seseorang yang cerdas. Buatlah dialog-dialog cerdas yang membuat pembaca berpikir bahwa tokoh yang sedang berbicara itu memang memiliki otak encer.
Selamat berkarya. Semoga bermanfaat.