Di malam pergantian tahun, segelintir orang menjajakan lapak ramalan menyambut tahun baru. Mereka ada di pinggir jalan, konser musik, cafe, atau klab malam. Media juga tak mau kalah dengan acara “ritual” tahun baru ini dengan menggeber rubrik ramalan 2016. Mereka berlomba menayangkan ramalan para pakar, paling tidak hingga sepekan setelah tahun baru.
Mayoritas peramal tersebut biasanya mengabarkan kebaikan, lalu cobaan akan datang di pertengahan tahun, selanjutnya memberi semangat bahwa cobaan akan dapat dilewati. Template banget deh jawaban tiap tahun sama, coba rekam tayangan ramalan tahun 2016 lalu bandingkan dengan tahun depan.
Nah, bagaimana ramalan hubunganmu dengan si dia di tahun 2016? Hubunganmu langgeng, atau akan ada perselingkuhan? Coba perhatikan hal ramal-meramal berikut ini:
1. Media Ramalan
Tiap peramal menggunakan media berbeda untuk meramal; ada kartu, kelereng, bola kristal, bola bekel, bintang di langit, dadu, membaca garis tangan, kancing baju, dan lain sebagainya.
2. Tidak diajarkan di Sekolah dan Universitas di Indonesia
Sekolah dan universitas di Indonesia tidak mengajarkan ramal-meramal nasib seseorang, tidak ada gelar Sarjana Ramal atau semacamnya. Oleh sebab itu ilmunya tidak bisa dipertanggung-jawabkan secara ilmiah.
3. Asal Njeplak
Karena tidak ada rumusnya, maka peramal sesuka hati menyampaikan “prediksinya”. Serupa dengan pengasuh ramalan bintang di media (cetak, elektronik, sosial media), mereka memutar otak supaya jawaban kepada si A tidak sama dengan si B, dan seterusnya. Mereka memiliki rumus rotasi yang dilakukan per beberapa orang, per bulan, per tahun atau tergantung keinginan, intinya ramalan tersebut sudah ada templatenya.
4. Merusak Akal
Percaya dengan ramalan akan merusak akalmu. Bila ramalan menyebutkan si dia memang jodohmu, kamu tersugesti dia adalah jodohmu. Kamu akan berusaha mempertahankan dirinya meskipun dia berpaling pada yang lain. Kamu bisa melakukan hal gila agar tetap bersamanya, karena kamu percaya dengan ramalan itu. Atau bila kamu diramal akan ada perselingkuhan, kamu akan selalu curiga dengan pasanganmu, insecure. Padahal kenyataannya si dia melakukan aktivitas seperti biasanya dan tidak melakukan perselingkuhan.
5. Merusak Iman
Yang lebih fatal adalah rusaknya iman bagi peramal dan yang diramal. Bila ingin masuk surga, salah satu caranya adalah menjauhi segala bentuk ramalan dari membacanya, bertanya, mendengar, atau melihatnya. Ramal-meramal adalah perbuatan dosa besar, bila masih ingin memiliki kesempatan masuk surga, pelakunya harus bertaubat.
6. Hanya Tuhan yang Tahu Masa Depan Kita
Hanya Yang Maha Mengetahui yang tahu nasib baik dan buruk. Segala hal yang baik dan buruk telah ditakdirkan 50 ribu tahun sebelum Sang Pencipta menciptakan langit dan bumi. Yang dapat kita lakukan adalah berusaha sebaik mungkin untuk melakukan hal yang baik dan terhindar dari keburukan, selebihnya serahkan semua hanya kepada-Nya.