Jengkel karena antrian di Bank dilewati, Ananto meremas kartu antriannya sampai tak berwujud lagi. Sudah lama menunggu dipanggil teller, ternyata nomornya terlewat. Meskipun bank ini bertingkat nasional tapi antriannya masih manual menunggu panggilan teller atau customer service. Setelah tiba giliran Ananto, dia tetap tidak bisa menyembunyikan kekecewaannya, tampak mukanya merah dan masam. Tanda tangan setoran pun asal-asalan, dia tambah bete ketika harus menunjukkan KTP saat menyetorkan uang. Wajah penuh emosi Ananto baru reda setelah meninggalkan bank, usai mendapatkan permintaan maaf dari satpam.
Psikology Today mengatakan bahwa menurut penelitian, marah dapat bermanfaat bila diungkapkan dengan cara terkontrol, dan dapat meningkatkan produktivitas, komunikasi yang efektif, dan kesehatan mental.
Marah adalah tabiat manusia yang tidak bisa dihilangkan, yang bisa dilakukan adalah mengontrol atau mengendalikan marah. Dalam ajaran Islam, mengendalikan marah dilakukan dengan beberapa cara. Ingatlah The Last Prophet pernah berpesan yang intinya bila marah dalam keadaan berdiri, maka duduklah. Bila marahnya belum juga hilang maka hendaknya dia berbaring.
Kejadian yang menimpa Ananto harusnya juga disikapi demikian. Bila dia marah pada teller dalam keadaan berdiri, maka seharusnya duduk. Atau bila sudah duduk masih marah, berbaringlah sekejap di kursi tunggu.
Mengendalikan marah juga dapat dimulai dengan mengucapkan ta’awudz, berlindung kepada Yang MahaKuasa karena marah dark side ditunggangi oleh syetan. Lalu bercerminlah, lihat wajah Anda ketika marah di cermin. Marah tidak menambah kegantengan dan kecantikan, sebaliknya terlihat buruk rupa dan menakutkan. Lebih baik marah dalam diam, artinya ketika emosi keluar janganlah mengucapkan kata-kata karena biasanya yang keluar dari mulut adalah kata-kata kotor. Terakhir, ingatlah orang memaafkan lebih baik daripada dendam. Marah bisa mendapatkan pahala bila Anda bersabar dan mau memaafkan kesalahan.
Kita juga dapat belajar dari pengalaman, ketika marah membuat kacau suasana. Citra negatif ditempelkan pada diri kita ketika orang lain melihat kita marah. Kesehatan diri dan mental lebih berharga, jangan ternodai dengan emosi sesaat yang tidak terkontrol.