Pernahkan kamu mencoba bicara dengan seseorang yang tak mau mendengarkan? Atau tak pernah memberi kamu kesempatan untuk bicara? Pasti membuat frustasi dan ini terjadi pada anak-anak setiap hari. Mereka disuruh mendengarkan ketika kita memberikan nasehat, pengarahan, atau pengoreksian kepada mereka. Tapi, ketika mereka bicara, kita bukannya memberikan perhatian, tapi seringkali malah menunggu untuk memberitahu mereka sesuatu yang lainnya.
Anda mungkin kaget, betapa sedikitnya waktu yang diberikan orang tua untuk bicara dengan anaknya. Penelitian menunjukkan, seorang ayah hanya menghabiskan waktu 8 menit per hari untuk bercakap-cakap dengan anaknya. Ibu ternyata juga tidak lebih baik. Ibu yang bekerja diluar rumah menghabiskan waktu kurang dari 11 menit per hari sedangkan ibu-ibu yang tidak bekerja menghabiskan waktu sekitar 30 menit.
Mendengarkan merupakan bagian yang terpenting dalam berkomunikasi dengan anak-anak. Merupakan saat di mana kita bisa mempelajari mereka dan bahkan belajar dari mereka. Mendengarkan cerita yang melantur-lantur dari anak-anak memang memerlukan kesebaran. Tapi kesabaran ini bukanlah untuk sesuatu yang sia-sia. Anak-anak yang tahu, kata-kata mereka didengarkan akan membentuk rasa percaya diri. Berikut beberapa tips agar kita lebih bisa mendengarkan anak-anak.
1. Pertama-tama yang harus kita sadari adalah kenyataan bahwa kita punya 2 telinga dan 1 mulut. Ini berarti kita harus mendengarakan dua kali lipat dibanding bicara.
2. Bersikap sabar, jangan mencoba menyambung kata yang belum selesai diucapkan anak kita, jangan melengkapi kalimat mereka. Mulailah mendengarkan dari awal pembicaraan dan jangan berhenti mendengarkan karena berkomunikasi dengan anak dengan mendengarkan dan ngobrol butuh kesabaran.
3. Sebisa mungkin menatap wajah anak kita ketika kita bicara dengannya atau sebaliknya dan letakkan Hand Phone, Surat kabar, Majalah, Matikan tv dan hentikan kegiatanmu sebentar, kesampingkan semua pemikiran lainnya dan konsentrasilah hanya pada anak kita yang sedang bicara pada kita.
4. Saat pergi untuk mengurus suatu keperluan yang tidak resmi, ajak serta anak kita. Pembicaraan pribadi akan memberi kita peluang yang lebih besar untuk mendengarkan ungkapan-ungkapan istimewa dari anak kita.
5. Luangkan waktu dari kehidupan kita yang sibuk sehingga anak kita tahu bahwa kita menyediakan kehadiran kita untuk dia. Sebagai contoh ibu-ibu yang bekerja mungkin bisa menelpon anaknya sesudah mereka pulang sekolah.
6. Hadir dalam diam, duduk di sisi tempat anak kita bermain, nonton vidio bersama, membacakan cerita untuknya, menemani anak sampai tertidur. Kebanyakan anak akan ngobrol macam-macam untuk membuat kamu tetap bersamnya.
7. Jangan selalu menunjukkan kesalahan ucapan atau kesalahan tata bahasa. Lebih baik dengarkan inti dari seluruh cerita anak kita.