Pada umumnya, orang tua baru mengetahui bahwa anaknya autis ketika anak mereka sudah berusia 3 tahun ke atas. Sebenarnya, autisme pada anak bisa dideteksi sejak dini yaitu ketika anak masih bayi. dapat mengenalinya dengan mudah, seperti anak tidak berceloteh, anak tidak menyadari jika namanya dipanggil, anak tidak tersenyum, anak tidak menyukai mainan, dan anak tidak mengenali wajah yang familiar
Lantas, bagaimana cara mengetahui autisme pada bayi? Simak uraian berikut.
Regresi (penurunan kemampuan)
Tanda yang paling umum jika seorang anak mengalami autisme adalah adanya penurunan kemampuan atau regresi. Penurunan kemampuan itu dapat dilihat pada berbagai macam hal, yaitu:
- Pada usia 6 bulan, bayi yang seharusnya sudah bisa tersenyum, tetapi tidak menunjukkan kemampuan tersebut.
- Tidak dapat menunjuk dan mengoceh layaknya bayi pada umumnya.
- Tidak dapat melakukan gerakan-gerakan sesuai usianya.
- Tidak dapat melihat benda yang ditunjuk dari jauh.
- Tidak atau belum bisa bicara sampai usia enam belas bulan.
- Hilangnya kemampuan anak dalam berbicara.
- Tidak bisa bermain “pura-pura” (pretend play).
Tanda autisme yang paling terlihat adalah kemampuan bayi saat berbicara atau berceloteh. Saat usianya mencapai dua tahun, anak belum mampu merangkai hingga dua kata. Normalnya, ketika usia kurang dari setahun biasanya bayi sudah bisa mengucapkan satu atau beberapa kata walaupun belum jelas.
Apabila Anda mendapati gejala-gejala autisme di atas pada bayi Anda, segera konsultasikan dengan pakar autisme. Semakin dini anak mendapat perawatan, maka manfaat dari pengobatan tersebut akan lebih maksimal. Kemungkinan perbaikan pada kesehatan anak pun akan semakin besar. Ingat pula bahwa hal terpenting dalam menangani anak yang mengidap autisme yaitu kesabaran orangtua. Anda harus bersabar selama melakukan perawatan tersebut.
Seoga bermanfaat.