Novelis Indonesia, Tere Liye pernah menulis dalam sebuah novelnya, “Peraturan membuat karangan yang baik itu hanya dua. Yang pertama adalah tidak ada peraturannya sama sekali. Yang kedua adalah jika ada yang bilang ada peraturannya, maka lihat peraturan pertama.”
Singkatnya, menulis cerita rekaan itu tidak ada aturan baku. Siapapun dapat membuat cerpen yang singkat maupun novel yang panjang. Sebagai pemula, camkan dalam hati bahwa menulis itu gampang. Namun, bila dalam hati masih timbul keraguan, berikut akan dikupas seluk beluk novel.
Pengertian
Novel merupakan karya yang panjang, kompleks, dan mengandung banyak konflik atau pesan. Biasanya merupakan rangkaian cerita tentang peristiwa hidup seseorang dengan orang-orang di sekitarnya yang menonjolkan watak atau karakter dan sifat tokoh.
Berbeda dengan cerpen yang harus memiliki konflik tunggal, novel memiliki kompleksitas cerita yang lebih banyak, dengan tetap menjaga konflik tokoh utama yang lebih kuat dan terlihat.
Unsur Pembangun Novel
1. Tema
Sebuah novel boleh memiliki tema yang beragam. Namun, sebaiknya pilih satu tema saja. Terlalu banyak tema akan membuat novel Anda membingungkan. Lain cerita bila anda sengaja membuat banyak tema untuk dijadikan novel berseri berupa dwilogi, trilogi maupun pentalogi. Contohnya: Harry Potter-nya J.K. Rowling, atau serial anak mamak-nya Tere Liye.
2. Setting
Setting novel berupa tempat dan waktu. Hal ini tergantung jalannya cerita. Setting tempat dapat berubah-ubah dengan seketika, serta biasanya terdapat deskripsi yang detail untuk membangun imajinasi pembaca. Setting waktu pun akan turut mewujudkan jalannya cerita dan menguatkan efek suasana yang ingin disampaikan pada pembaca.
3. Tokoh
Pada novel, kita memiliki lebih banyak ruang untuk menciptakan tokoh-tokoh dengan karakter yang bermacam-macam. Mulai dari orang gila, intelijen, pejabat, pelacur, kyai, tukang santet hingga presiden. Cerita dalam novel akan lebih menarik apabila tokoh memiliki karakter yang unik. Menurut beberapa novelis kawakan, tokoh yang unik adalah separuh nyawa dari sebuah cerita.
4. Plot (alur cerita)
Plot merupakan ruh sebuah cerita. Tanpa plot tentunya novel menjadi hambar karena hanya berisi penjabaran. Komponen plot secara umum yaitu pembukaan, konflik, dan penyelesaian konflik. Pada sebuah novel sering ditemui plot lebih dari satu. Hal ini karena terdapat banyak konflik dan peristiwa yang saling terjalin. Munculnya sub plot selain plot utama hendaknya menjadi penguat alur cerita utama. Supaya novel tidak membingungkan pembaca, apa yang telah ditulis dalam plot-plot awal sebaiknya tidak ditulis ulang dalam plot-plot berikutnya. Kecuali jika Anda memilih alur balik.
Tips Menulis Novel
- Mulailah dengan menceritakan lingkungan diri sendiri dari sudut pandang yang berbeda. Misal, Anda tinggal di daerah desa terpelosok. Rata-rata, orang akan berpikir bahwa tinggal di daerah seperti itu akan sulit. Sebab, jauh dari peradaban, tidak ada mall ataupun restoran mahal. Akan tetapi, bila dilihat dari sudut pandang yang lain cerita akan menjadi seru. Lebih nyaman tinggal di pedesaan, karena sosialisasi dengan tetangga terjalin dengan baik dan Anak-anak tidak terkontaminasi dengan polusi udara.
- Buatlah awal cerita yang mengesankan. Tiga halaman pertama adalah penting dan menentukan, baik bagi editor maupun bagi pembaca. Apabila bagian awalnya sudah mengesankan pembaca, maka ia menuntaskan isi novel Anda.
- Temukan konflik cerita yang menimbulkan greget bagi pembaca. Anda dapat membuat sudut pandang cerita yang unik, deskripsi suasana yang detail dan hidup, atau mencipta tokoh kontroversial. Tokoh yang kontroversial memberi potensi timbulnya konflik yang seru.
- Akhiri novel Anda dengan mengejutkan. Seperti novel The AlchemistĀ milik Paulo Coelho, ending cerita membuat pembaca terperangah.
Selamat berkarya. Semoga bermanfaat.