Menanam Dan Budidaya Labu Siam

Labu siam adalah sejenis buah yang tumbuh merambat yang dikonsumsi daging buahnya sebagai bahan dasar makanan. Sebenarnya labu siam masih tergolong anggota labu-labuan yang juga famili tanaman merambat seperti waluh, melon, dan blewah. Namun tidak seperti waluh, melon, ataupun blewah, labu siam hanya memiliki besar dua kali kepalan tangan dengan bentuk membulat. Kulit luarnya beralur begitupun dengan pembagian ruang di dalam buahnya. Labu siam juga memiliki kulit yang cukup tipis dan penuh dengan tonjolan yang tidak beraturan. Uniknya lagi, tanaman ini akan mengeluarkan getah jika kulit buahnya dikupas. Maka penting sekali agar melakukan perendaman sebelum labu siam dimasak agar masakan tidak tercampur getah. Selain dikonsumsi sebagai sayur, labu siam juga bisa dijadikan lalapan sebagai teman makan Anda. Jika Anda tertarik membudidayakannya, maka berikut adalah panduannya:

Pengolahan Tanah

Pertama-tama lakukan pengolah tanah dengan cara membalik tanah dan menyeimbangkan unsur haranya dengan menaburi pupuk kandang/kompos dan membajak/mencangkul lahan yang akan ditanami labu siam.Buat guludan dan saluran drainase berupa parit agar memudahkan dalam pengairan dan mencegah genangan air yang adapat membuat tanaman busuk. Sediakan para-para dari kayu atau bambu setinggi 2 meter dengan lebar dan panjang bisa disesuaikan dengan luas lahan. Berikan anyaman bambu di atasnya atau ramraman kawat agar penjalaran tanaman bisa sempurna dan kuat menahan buah labu siam saat pembesaran. Buat lubang tanam berukuran 40 cm x 40 cm dengan kedalaman 20 cm. Atur jarak lubang tanam 3 m x 5 m, usahakan kerapatan tanaman antara 1200-1500 tanaman per hektar lahan.

Pembibitan

Seperti umumnya tanaman merambat khusunya famili labu-labuan, labu siam diperbanyak melalui biji dalam buah. Semaikan biji labu siam di tempat lembab sampai berkecambah dan muncul tunas. Benih siap tanam jika tunas sudah memiliki panjang 30 cm.

Penanaman dan Pemeliharaan

Masukan 2-3 benih ke dalam lubang tanam yang sudah disiapkan, kemudian tutup dengan tanah. Basahi dengan sedikit air untuk menjaga kelembaban tanaman. Jaga agar areal tanam terhindar dari serangan hama, penyakit, dan gulma/rumput liar. Kontrol para-para apakah masih tetap kokoh untuk dijadikan sebagai media rambat labu siam. Bila terlihat rapuh maka segera ganti dengan kayu atau bambu yang cukup kuat. Segera lakukan penyulaman pada tanaman yang mati atau tidak tumbuh baik dengan bibit baru yang berumur sama dengan tanama yang sedang ditanam di lahan tanam. Penyulaman sudah bisa dilakukan setelah 1 minggu setelah tanam. Saat labu siam mulai tumbuh merambat/menjalar, lakukan penyiangan tahap lanjutan agar tanaman dapat tumbuh berbuah dengan maksimal. Jika sulur sudah keluar, rambat sulur pada para-para dengan benar. Tujuannya agar saat mulai berbuah nanti dapat menyanggah beban buah sehingga pohon tidak rusak dan patah. Setelah tanaman berumur 3-6 minggu, pangkasan cabang agar tunas bisa menyebar dengan baik dan buah akan tumbuh merata serta sempurna. Potong ujung cabang yang tua/tidak tumbuh agar tunas-tunas baru dapat tumbuh dan pucuk daun baru bisa tumbuh. Jaga dan hindarkan tanaman dari serangan hama dan penyakit. Gunakan pestisida dan obat jika tanaman sudah terlanjur terserang hama dan penyakit sesuai aturan pakai dan dosis yang dianjurkan.

Pemanenan

Labu siam sudah bisa dipanen setelah masuk umur 3-5 bulan setelah masa tanam. Potong tangkainya menggunakan pisau/gunting tajam, tahan dengan tangan agar jangan sampai terjatuh sebab nilai jual akan berkurang jika kulit buahnya tergoresatau rusak. Selanjutnya panen berikutnya bisa dilakukan setiap seminggu sekali. Labu siam sendiri memiliki masa produktif sampai usia 3-4 tahun masa tanam. Lakukan pembaruan pada tanaman yang sudah melewati masa produktifnya. Rata-rata perpohonnya labu siam dapat menghasilkan 500 buah atau 8-10 ton/hektar lahan per tahunnya.