Film animasi atau di Indonesia seringkali disebut dengan film kartun. Sektor hiburan yang banyak dipenuhi penggemar dari seluruh dunia. Film animasi terus berkembang karena tuntutan konsumen.
Terutama animasi Jepang atau biasa disebut anime. Di Jepang perusahaan studio animasi sangat menjamur. Dari animasi olahraga, kehidupan nyata sampai animasi dengan rating dewasa.
Berbagai tema anime dibuat untuk memuaskan para penggemar film animasi Jepang ini. Ketika berbicara tentang anime tentu yang terpikirkan adalah film kartun anak.
Memang banyak anime Jepang yang mengambil tema seorang berkekuatan super bertarung untuk melawan kejahatan. Sangat banyak anime bertemakan seperti itu.
Dengan banyak tema seperti itu muncul anggapan bahwa film animasi itu hanya untuk anak kecil. Padahal banyak sekali jenis animasi yang ceritanya cukup bagus untuk ditonton oleh dewasa maupun remaja.
Namun ada beberapa anime Jepang yang memiliki tema khusus, unik dan menarik. Tema yang diambil cukup jarang sehingga memberikan efek tersendiri pada penonton anime tersebut.
Chihayafuru
Anime bertemakan para pelajar SMA jepang yang bermain permainan khas jepang bernama ‘Karuta’. Mereka bertanding antar SMA untuk memperebutkan gelar juara sampai tingkat nasional.
Ya, mungkin kamu berpikir itu sudah biasa. Yang membuat unik adalah Karuta itu sendiri. Permainan kartu bertuliskan bait puisi. Puisi bait pertama dibacakan, kemudian berebut kartu yang bertuliskan bait kedua puisi tersebut.
Tonari no Seki-kun
Untuk yang satu ini tidak hanya unik namun aneh. Anime pendek ini menceritakan seorang pelajar SMP bernama Seki. Dia selalu duduk dibagian paling belakang.
Alasannya duduk di bagian paling belakang adalah untuk bermain dengan sesuatu yang aneh ketika pelajaran. Kemudian teman di sampingnya Yokoi Rumi berusaha menasihati, namun selalu gagal. Tonton saja untuk melihat keseruan mereka.
Tokyo magnitude 8.0
Gempa dahsyat yang terjadi di Jepang diangkat menjadi sebuah film animasi. Seorang kakak perempuan dan adik laki lakinya berjuang untuk pulang setelah terjebak dalam situasi gempa besar.
Gin no Saji
Anime yang bertemakan pelajar SMA. Namun ini SMA pertanian atau lebih tepatnya SMK. Hachiken Yugo yang selalu dituntut oleh orang tuanya menjadi apa yang mereka mau.
Namun dia tidak mau dan memilih sekolah yang bahkan ia tidak ketahui sekolah apa itu. Dia masuk sekolah pertanian dengan jurusan peternakan. Bermain dengan hewan ternak adalah keseruan tersendiri.
Aoharu X Kikanjuu
Bermain airsoftgun dan saling menembak dengan musuh. Anime dengan tema battle airsoftgun yang cukup menghibur. Sangat jarang hobi seperti ini diangkat menjadi sebuah cerita anime.
Servant X Service
Bertemakan tentang pekerjaan seorang pegawai negeri sipil di Jepang. Khususnya pada kantor kesejahteraan atau kalau di Indonesia semacam kantor kelurahan, kecamatan atau pencatatan sipil.
Barakamon
Seorang pelukis kaligrafi kanji muda Seishuu Handa yang memukul seorang master kaligrafi ketika di pameran, karena memberi kritikan terhadap karyanya itu. Handa yang masih muda disuruh mendinginkan kepalanya.
Dia dikirim ke sebuah pulau terpencil dengan suasana kehidupan yang berbeda dengan di kota. Dia menemukan tetangga dan teman baru yang menemani kehidupannya itu.
Non non Biyori
Anime bertemakan kehidupan di sebuah desa kecil yang jauh dari perkotaan. Desa yang masih sangat sepi dan asri. Penduduknya yang tidak terlalu banyak sehingga anime ini terkesan hening dan tenang.
Menceritakan keseharian anak anak tersebut mulai dari sekolah, bermain, belajar dan bertani. Satu sekolah yang yang hanya berisikan 5 murid, itupun masuk dalam satu kelas dengan tingkatan kelas yang berbeda.
Dagashi Kashi
Bercerita mengenai cemilan anak khas Jepang. Berbagai cemilan dipertotonkan dalam anime ini. Tokoh utama adalah Hotaru dan seorang anak laki laki bernama Kokonutsu. Dia dituntut untuk mewarisi usaha ayahnya sebagai penjual cemilan.
Shouwa Genroku Rakugo Shinjuu
Rakugo adalah seni bercerita monolog atau satu orang yang memerankan beberapa karakter dalam cerita. Kalau bisa dibandingkan seperti mendalang wayang namun tanpa alat peraga sama sekali.