Wanita diciptakan dari tulang rusuk pria, bukan dari kepala untuk jadi atasannya, bukan pula dari kaki untuk jadi alasnya, wanita disamping pria untuk menjadi pendamping, ia berada di hati untuk dicintai, ia berada di jiwa untuk dihormati, ia berada di mata untuk pelipur lara.
Tapi kenapa kita masih sering mendengar pendapat dari beberapa orang yang mengatakan bahwa dunia ini telah berlaku kejam pada wanita, kekuasaan lelaki telah menempatkan wanita dalam posisi ‘setengah manusia’, wanita adalah makhluk lemah yang ditindas. Akibatnya, mereka begitu menggebu-nggebu mengangkat isu persamaan gender, menuntut hak-hak mereka untuk diakui.
Namun ketika ditanya, hak apa yang mereka tuntut? Jawabannya sungguh mencengangkan. Ternyata mereka hanya menuntut sesuatu yang kurang penting dan kurang bermanfaat. Mereka hanya menuntut “hak” diperbolehkan bekerja di luar rumah dan menuntut diakui keberadaannya sebagai wanita yang mempunyai banyak masalah seperti haid, melahirkan dan menyusui.
Duhai alangkah sederhana sekali tuntutan itu. Mengapa disebut sederhana, karena Allah telah memberikan sesuatu yang agung, telah menempatkan wanita sederajat dengan lelaki seperti yang disebutkan dalam al-qur’an sebagai “pasangan dari jenismu sendiri…”. Pasangan tentu menyiratkan sebuah makna persamaan, tidak ada pasangan yang tidak sama. Misal binatang selalu berpasangan dengan binatang, singa dengan singa, kuda dengan kuda, binatang laut tidak mungkin berpasangan dengan binatang yang terbang dan matahari selalu dipasangkan dengan rembulan karena mereka sama.
Berikut adalah beberapa bukti penghargaan bahwa wanita itu mulia;
1. Islam melarang membunuh anak perempuan yang biasa dilakukan oleh kaum jahiliyah. Hal tersebut memiliki makna bahwa islam telah melindungi dan mengakui hak-hak wanita sejak si wanita masih bayi atau bahkan masih dalam kandungan.
2. Ketika dewasa, islam juga memberi perlindungan pada wanita dengan amat detail, hingga persoalan fashion atau soal pakaian. Buktinya islam mewajibkan para wanita untuk menutup aurat, untuk melindungi wanita, agar tidak dilecehkan dan tidak dijadikan obyek atau bahan eksploitasi kepentingan laki-laki.
3. Islam mengagungkan wanita sebagai istri, karena itu para suami harus menjaganya, mengasihi dan menyayanginya.
4. Lalu sebagai ibu, wanita juga mendapat tempat yang mulia karena wanita diberi kemampuan istimewa oleh Allah yaitu mampu melahirkan, merawat dan mengasuh putra/putrinya.
Karena itu wahai saudariku, janganlah engkau terbujuk untuk menari bersama lagu yang dimainkan oleh orang-orang memilih untuk jauh dari agama yang tidak mengerti bersyukur, sudah saatnya bagimu untuk meyakini bahwa dalam islam, segala bentuk pelecehan terhadap diri dan jiwamu dilarang keras, lelaki tak boleh semena-mena memperlakukanmu, sebab masa depan peradaban manusia lahir dari rahimmu.