Pernikahan adalah jalan menuju kesempurnaan hidup dan kebahagiaan keluarga. Calon mempelai yang dibuai cinta hanya membayangkan kehidupan indah dalam pernikahannya.
Namun dinamika hubungan dua anak manusia yang berbeda sifat dan karakter, tentu akan memunculkan gesekan-gesekan yang berakhir pada percekcokan pada puncaknya.
Memang banyak alasan yang membuat cinta semakin pudar, seperti keadaan ekonomi, kelakuan pasangan, dan alasan orang tua. Namun, semuanya bisa tertutupi andai kepentingan keluarga menjadi prioritas.
Tapi ketika ego diri semakin tinggi melebihi kepentingan keluarga, pertengkaran pun akan semakin banyak menghiasi pernikahan.
Pada kondisi ini banyak dari pasangan pernikahan yang memilih perceraian sebagai solusi. Akhirnya anak-anak menjadi korban dari ketidakharmonisan hubungan orang tua.
Kebanyakan dari perpisahan berasal dari masalah kecil. Apabila kita bisa mengelola semua permasalahan keluarga dengan baik dan penuh pengertian, tentu pernikahan akan bisa dipertahankan.
Tidak ada yang tidak mungkin, bahkan pernikahan yang sudah di ujung tanduk juga bisa diselamatkan, kalau ada komitmen dan kemauan untuk merubah diri.
Berikut ini hal-hal yang harus dilakukan untuk mempertahankan pernikahan dan membentuk keluarga harmonis.
Meluruskan Cara Pandang Terhadap Keluarga
Ketika kamu sudah memilih untuk mengikatkan diri dalam tali pernikahan, disaat itulah seharusnya kamu sudah menyadari bahwa kepentinganmu tidak lagi tunggal.
Kepentingan suami atau istri adalah kepentinganmu, kepentingan anak juga kepentinganmu. Begitu juga dengan respek kita terhadap keluarga dari pasanganmu.
Orientasikan kebahagiaanmu yang sinkron dengan kebahagiaan keluarga. Masalah percekcokan diantara pasangan biasanya karena masing-masing punya orientasi kebahagiaan yang berbeda.
Seorang yang berpikiran dewasa, akan menempatkan pernikahan sebagai sesuatu yang sakral. Suatu ibadah yang diniatkan untuk menggapai keridhoan Tuhan. Dengan begitu, kamu dan pasanganmu tidak akan mempermainkan ikatan yang sakral itu.
Menerima Kelebihan dan Kekurangannya
Kita bukanlah nabi yang sempurna sebagai manusia. pasangan kamu juga manusia biasa yang punya kelebihan dan kekurangan.
Bercerminlah pada diri, bahwa kita punya kekurangan yang pasangan kita mau menerimanya. Alangkah tidak adil jika kita tidak mau menerima sisi negatif dari pasangan kita.
Dalam hubungan pra pernikahan kita lebih banyak mengetahui kelebihan-kelabihan pasangan kita. Maka siapkan dirimu setelah pernikahan pasti ada kerkurangan dari pasangan yang satu persatu mulai terbuka.
Kalau kita sudah siap dengan kekurangan, kita akan mudah menerimanya. Lebih sering mengingat kelebihan pasangan ketimbang kekurangannya, akan menghidupkan rasa cinta dan menghindari pertengkaran.
Maafkan dan Lupakan Kesalahannya
Kekurangan-kekurangan yang dimiliki pasangan kita kadang berujung pada kesalahan. Jika kesalahan itu ringan mungkin mudah kita lupakan, tapi bagaimana jika dia melakukan kesalahan besar pada diri kita?
Kesalahan besar yang sulit dimaafkan ini yang menjadi alasan di balik perpisahan. Tapi jika kita berkomitmen pada pernikahan, mau tidak mau memaafkan adalah jalan satu-satunya untuk mempertahankan keharmonisan.
Pasangan kita adalah manusia biasa yang tak lepas dari kesalahan. Jika dia mau meminta maaf atas kesalahannya dan berkomitmen merubah diri, alangkah egoisnya jika kita tidak mau memaafkannya.
Sebaliknya, kita juga harus meminta maaf atas kesalahan yang pernah kita lakukan pada pasangan.
Berinisiatiflah meminta maaf terlebih dahulu, agar pasangan kita juga terpancing untuk meminta maaf. Dengan begitu hubungan akan semakin cair.
Membangun Kehangatan Komunikasi
Tuntutan kehidupan membuat kita lebih sibuk berada di luar daripada bersama keluarga. Intensitas komunikasi pun semakin berkurang.
Apalagi dengan kemajuan teknologi komunikasi, membuat kita terlarut berbincang dengan teman atau client ketimbang berkomunikasi dengan pasangan.
Seringkali juga cara komunikasi kita berubah seiring berjalannya waktu. Komunikasi yang dulu hangat, penuh kata rayu dan memanja, semakin lama semakin datar. Kita seperti robot yang berbicara dengan robot.
Tanpa ekspresi, tanpa kehangatan, seakan-akan pasangan kita bukanlah sosok yang penting dalam hidup kita.
Komunikasi adalah hal yang paling penting dalam menjaga hubungan. Tak ada cinta dan saling pengertian tanpa ada komunikasi yang hangat. Pertengkaran pun makin jamak terjadi ketika tidak ada rasa saling pengertian.
Kalau kita berkomiten untuk menjaga jalinan pernikahan, mulailah ubah jalinan komunikasi dengan pasanganmu. Prioritaskan dia, bumbuilah komunikasimu dengan kata-kata yang hangat, seperti diawal pernikahan.
Jangan Berburuk Sangka
Ini yang sering menjadi biang kerok dalam hubungan suami istri. Tidak adanya kepercayaan, membuat pasangan saling berburuk sangka. Curiga dan menuduh pasangan mengkhianati kita.
Tidak ada jalinan pasangan pernikahan yang dibangun atas sikap saling curiga. Percayailah pasangan kamu, jangan percaya hasutan orang lain.
Mengapa kita lebih percaya orang lain ketimbang pasangan yang sudah hidup bertahun-tahun dengan kita?
Berbaik sangka akan membuat kita lebih tenang. Tidak memikirkan hal yang lain dan hanya fokus untuk membina keluarga yang harmonis.
Merubah Diri Untuknya
Jangan mengharapkan pasanganmu merubah diri kalau kamu juga tak mau merubah diri. Rubahlah dirimu menjadi sosok yang didambakan dia.
Tidak perlu memaksakan diri untuk berubah 100%, ubahlah semampu kamu dengan ketulusan, bukan kepura-puraan.
Jangan Menutup Diri
Bersikaplah terbuka pada pasangamu, bicarakan semuanya, ungkapkan masalahmu. Sebaliknya kamu juga akan menjadi tempat dia mencurahkan masalahnya.
Saling terbuka adalah cara untuk menjalin hubungan yang harmonis, sekaligus membangun kehidupan keluarga yang lebih baik.