Orang yang bijaksana biasanya tercerminkan sebagai orang yang pandai dalam menanggapi sebuah permasalahan. Hal itu berawal dari proses pemikiran yang cepat dan tepat, sesuai dengan kondisi yang terjadi. Yang perlu diberi garis bawah adalah bahwa bijak itu adalah tindakan bukan hanya sekedar ucapan. Misalkan seseorang yang paham untuk apa dikenakannya pajak, maka biasanya ada tagline yang bertuliskan “Orang bijak bayar pajak”.
Untuk bisa menjadi orang yang bijak bukanlah perkara yang mudah. Pemikiran yang cepat dan tepat menjadi hal yang paling utama untuk bisa menjadi orang yang bijak. Tidak perlu susah-susah untuk bisa menjadi orang yang bijak, cukuplah dalam keseharianmu apakah kamu sudah bisa menjadi orang yang bijak? Marilah kita bercermin kepada diri kita tentang hal ini.
Baca juga:
Ilustrasi Berikut Ini Akan Membuatmu Lebih Bijak Dalam Hidup
5 Nasihat Mencari Jodoh dari Orang-Orang Bijak
Untuk bisa menjadi orang yang bijak dalam keseharianmu, simak 6 hal yang harus kamu hentikan agar kamu bisa menjadi orang yang bijak.
Banyak Bertanya Tentang Urusan Orang Lain ~ Padahal Itu Bukan Urusanmu
Kapan kamu nikah?
Skripsi kamu udah selesai atau belum? Kapan wisudanya?
Dapat kerjaan dimana kamu?
Mungkin pertanyaan-pertanyaan diatas tadi sudah sangat familiar disekitar kamu atau untuk anak-anak yang umurnya sudah mencapai diatas 20 tahun. Kumpulan pertanyaan dilontarkan dari orang-orang yang mungkin kamu kenal dan kamu malas untuk menjawabnya. Memang pertanyaan itu sederhana dan jawabannya juga sederhana, tetapi apakah kamu tidak risih dikasih pertanyaan seperti itu?
Jika direnungkan sejenak, pertanyaan-pertanyaan tersebut memang perlu dijawab, apalagi orang yang bertanya merupakan orang yang punya kedekatan dengan kamu, seperti sahabat atau orangtua. Kamu pastinya tahu rasanya jika disuruh memjawab pertanyaan diatas, maka cobalah hentikan untuk bertanya dengan pertanyaan yang sebenarnya tidak ada hubungannya dengan kamu.
Menyia-nyiakan Makanan Begitu Saja
Makanan merupakan kebutuhan pokok bagi setiap makhluk hidup. Untuk dapat bertahan hidup maka kamu harus makan, tetapi jangan sampai kebalik dalam mengartikannya menjadi “Hidup untuk makan”, tetapi yang benar adalah “Makan untuk hidup”.
Dengan tidak menyia-nyiakan makanan yang sudah dihidangkan didepan kamu, maka kamu sudah menjadi orang yang bijak dalam mensyukuri nikmat Allah SWT.
Jika kamu pernah membayangkan betapa susahnya makan, cobalah melihat saudara-saudara kamu yang berada di daerah konflik. Jangankan untuk makan sesuap nasi, bahkan rumput yang ada disekitar mereka dimakan hanya untuk dapat bertahan hidup.
Jika memang kamu mempunyai batasan dalam makan, maka janganlah berlebihan. Jika berlebihan dalam makan ujung-ujungnya pasti dibuang. Berbijaklah ketika makan dengan mengambil nasi dan lauk secukupnya.
Memaki-maki orang yang Berbuat Baik
Hidup itu terkadang diatas bahkan juga bisa dibawah. Ada juga yang hidupnya diatas terus dan juga sebaliknya, semua itu sudah ditentukan oleh Allah SWT. Tetapi jika kamu perhatikan, mungkin orang yang miskin itu lebih banyak daripada orang yang kaya atau yang merasa berkecukupan. Pastinya kebanyakan dari orang miskin mengambil jalan dengan menjadi seorang pengemis.
Memang sih pengemis disekitar kita membuat diri kamu terkadang merasa tidak nyaman. Tetapi ternyata ketika pengemis itu meminta kamu untuk mensedekahkan sebagian kecil harta kamu, kamu menolaknya dengan berbagai alasan. Jika seperti itu apakah kamu masih bisa mengeluh dengan pengemis disekitar kamu?
Ada juga orang yang suka memaki-maki orang yang menyedekahkan sebagian uangnya untuk pengemis. Jika dia mau bercermin, apakah perlakuan itu pantas? Apakah kamu mau menyedekahkan sedikit uang kamu untuk orang yang benar-benar membutuhkan uang untuk dapat hidup?
Berbijaklah dengan menyedekahkan sedikit uangmu atau tidak memaki-maki orang yang membantu orang lain.
Menyebarkan Hal-hal yang Buruk Di Media Sosial
Media sosial sekarang memang tambah maju, tidak hanya bisa saling chattingan, tetapi juga bisa menyebarkan berita-berita yang ada disekitar atau bahkan yang ada diseluruh dunia.
Memang informasi itu penting untuk menambah pengetahuan. Tetapi jadilah orang yang bijak dengan tidak asal-asalan menshare berita yang tidak jelas atau tidak pantas untuk disebarkan. Seperti berita tentang pembunuhan, kejadian sadis yang memakan korban, atau bahkan hal-hal yang berbau maksiat sangatlah tidak pantas untuk dibagikan.
Menyalahkan Agama Dalam Sebuah Perkara
Masalah agama memanglah sangat sensitif karena menyangkut tentang pegangan hidup hingga nanti ajal datang untuk menjemput. Agama juga tidak pantas untuk didiskusikan dalam forum publik bahkan dengan alasan untuk diskriminasi, seperti berita tentang terorisme.
Terorisme biasanya disangkut pautkan dengan agama islam, padahal agama islam merupakan yang damai dan menyukai kedamaian. Dalam agama apapun tidak pernah mengajarkan untuk saling membunuh antara sesama manusia.
Jikapun ada masalah yang menyangkut tentang agama, maka agama itu tidak bisa disalahkan tetapi orangnya tersebut yang harus disalahkan. Karena agama tidak pernah salah dalam mengajarkan ajarannya (kecuali yang sudah jelas-jelas kesesatannya). Jadilah orang yang bijak dengan tidak menyalahkan agama sebagai pokok permasalahan tetapi oknumnya yang harus disalahkan.
Memilih yang Banyak Suaranya Daripada yang Baik Untuk Masa Depan
Dizaman sekarang adalah zaman dimana suara terbanyaklah yang mendapatkan dukungan dan pilihan, sementara yang baik tetapi pendukungnya dikit dikucilkan dan diacuhkan.
Orang yang bijak pasti berpikir panjang dalam memilih sesuatu. Setiap orang pasti dapat membedakan yang baik dan yang buruk, maka berbijaklah dengan memilih yang baik walaupun yang mendukung itu sedikit. Karena mungkin saja mereka belum disadarkan sehingga tugas kamu adalah membuat yang sedikit pendukungnya menjadi banyak pendukungnya.
Bilang Terserah dalam Memutuskan Sesuatu
..
Mungkin kamu sudah biasa mendengar kata terserah dalam sebuah forum diskusi atau debat. Kata terserah tanda bahwa orang tersebut sudah peduli akan yang terjadi selanjutnya, entah baik ataupun buruk.
Orang yang bijak tidak akan mengucapkan kata terserah dengan mudah begitu saja. Pastinya perlu pemikiran yang panjang dan teliti agar setiap orang dapat menjalankan sebuah perkara dengan mudah sehingga kata terserah benar-benar menunjukkan jalan yang benar.