Belajar Menjadi Muslim yang Baik dari Sirah Nabawiyah

“Sungguh telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan yang banyak mengingat Allah.” (QS Al Ahzab 21).

Hampir seluruh umat muslim pernah membaca kisah Rasulullah. Setidaknya dalam pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) yang di dapatkan sejak SD sampai SMA.

Sayangnya sirah nabawiyah dalam PAI hanyalah serangkaian kronologi kisah-kisah penting. Nilai spirit Rasulullah dan sahabat-sahabatnya mempertahankan keislaman dan memperjuangkan Islam hampir tidak didapatkan.

Alhasil semangat pelajar-pelajar Indonesia untuk berislam secara baik kurang tertempa. Jika kamu sudah beranjak dewasa dan belum greget berusaha belajar Islam maka kamu perlu membaca buku sirah nabawiyah.

Beberapa hal ini mejadi alasan mengapa kamu yang mengaku Islam namun bukan anak pondok pesantren tetap dianjurkan membaca sirah nabawiyah.

1

Memahami Pribadi Rasulullah

www.ngaji.web.id

Rasulullah adalah sosok manusia yang paling terpuji akhlaknya bukan hanya pada zamannya, namun hingga kelak akhir zaman. Beliau adalah seorang suami yang penyayang, seorang ayah yang baik, panglima perang handal, serta negarawan yang cerdas dan jujur.

Beliau adalah potret seorang muslim secara kaffah (keseluruhan) yang secara seimbang menjalankan kewajiban kepada Allah, memimpin keluarga, serta bergaul dengan masyarakat dan sahabat.

Jika Rasulullah kurang tepat dalam bersikap, Allah sendiri yang menegur Rasulullah melalui malaikat Jibril. Seperti saat Rasulullah bermuka masam kepada Ibnu Ummu Maktum yang buta di dalam Surat ‘Abasa.

Ketika itu Rasulullah sedang berbicara dengan para pembesar bangsa Quraisy agar mereka memeluk Islam. Namun Ibnu Ummu Maktum berdiri di hadapan beliau dan bertanya dengan terus mendesak.

Rasulullah menginginkan agar Ibnu Ummu Maktum tidak bertanya terlebih dahulu lantaran beliau sedang bersemangat menyampaikan khutbah kepada para pembesar Quraisy. Kemudian Rasulullah bermuka masam.

Padahal kita sebagai umat Rasulullah berapa kali dalam sehari bermuka masam?
Membaca sirah nabawiyah membuatmu termotivasi untuk terus menerus memperbaiki akhlaq diri sendiri hingga mendekati akhlaq Rasulullah.

2

Mempermudah Memahami Kitab Al Qur’an

inthoen.esy.es

Pedoman hidup seorang muslim hanya 2 yaitu Al Qur’an dan Hadits. Al Qur’an bukan hanya sekedar di baca dari Al Fatihah sampai An Nas. Namun lebih dari itu, kita harus berusaha mempelajarinya untuk kemudian mengaplikasikannya sedikit demi sedikit dalam kehidupan.

Banyak sekali ayat-ayat Al Qur’an yang baru bisa ditafsirkan dan dijelaskan maksudnya melalui peristiwa-peristiwa yang dialami Rasulullah. Hal ini disebut juga asbabun nuzul atau sebab-sebab turunnya ayat Al Qur’an.

3

Mendapatkan Pengetahuan Islam yang Benar

www.tarbawiyah.com

Saat ini banyak sekali aliran-aliran Islam yang menyimpang cukup jauh dari kemurnian agama Islam. Mulai dari Negara Islam Indonesia (NII), Syi’ah, dan yang baru-baru diperbincangkan adalah Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar).

Rata-rata target orang yang direkrut mereka adalah orang-orang yang memiliki pemahaman Islam sangat minim. Orang-orang seperti ini sangat empuk untuk di doktrin dan di cuci otak dengan pemikiran mereka.

Oleh karena itu kamu harus membaca buku Sirah Nabawiyah agar mendapatkan pengetahuan Islam yang tidak menyimpang. Jika kamu memiliki pengetahuan Islam luas dan pemahaman Islam yang kuat, maka kamu dapat membentengi diri dan keluargamu agar tidak mudah terseret arus aliran sesat.

4

Berani Mengatakan, “Saksikanlah Bahwa Aku Seorang Muslim.”

www.fahmi-ibrahim.blogspot.com

Pencitraan yang buruk tentang Islam akhir-akhir ini sering dilancarkan oleh berbagai media massa. Orang yang berislam dengan baik seperti berjilbab lebar bagi muslimah serta berjenggot bagi muslim adalah tersangka teroris.

Alhasil kamu malu menunjukan identitas keislamanmu. Setelah membaca buku Sirah Nabawiyah, maka kamu akan menemukan semangat berislam secara kaffah. Bukan tidak mungkin pada akhirnya kamu berani mengatakan, “Saksikanlah bahwa aku seorang muslim.”