Kebakaran hutan yang terjadi di beberapa kota Indonesia telah menimbulkan berbagai masalah berupa kesehatan bahkan kerugian yang mana dampak tersebut juga dialami oleh negara tetangga kita.
Tak sedikit pula masyarakat menyalahkan kejadian tersebut karena kesalahan presiden yang dinilai lamat dalam menangani penanggulangan asap. Akan tetapi, benarkah penilaian tersebut sudah benar di benak kita?
Baiklah, sebelum kamu ikut-ikut menyalahkan juga, nggak ada salahnya jika kamu telaah terlebih dahulu beberapa poin dibawah ini.
Dibawah ini ada sekumpulan fakta-fakta tak terduga yang akan membuka wawasan tentang apa yang sebenarnya terjadi di area kebakaran itu. Berikut cuplikannya.
Pembakaran Hutan Hanya Membela Keuntungan Pribadi
Dalam harian republika.co.id, Herry Purnomo, salah seorang guru besar di IPB (Institut Pertanian Bogor dalam wawancaranya beliau menuturkan bahwa pembakaran hutan bisa jadi merupakan cara paling murah dalam mentransformasi hutan menjadi kebun kelapa sawit.
Disisi lain, harga lahan yang telah terbakar menjadi lebih mahal. Bahkan, bisa naik hingga 3 Juta Rupiah per hektarnya. Miris sekali negeri ini, di balik kesedihan masyarakat sekitar akibat adanya polusi asap ternyata malah ada pihak-pihal lain yang justru ingin menikmati keuntungan dari bencana tersebut.
Hampir 99% Kebajaran Hutan Dilakukan dengan Sengaja
Kapolri Jend. Badrodin Haiti dalam wawancaranya di tempo.co mengungkapkan bahwa terdapat unsur kesengajaan pada kasus kebakaran hutan yang seringkali melanda kawasan perhutanan Indonesia. Umumnya, eksekusi pembakaran hutan tersebut dilakukan tanpa seizin pembukaan lahan dari Dinas Kehutanan.
Cara melakukannya sangatlah sederhana, cukup melempar puntung rokok atau obat nyamuk bakar, maka ranting kering pun akan terbakar. Hingga akhirnya kebakaran besar pun terjadi dengan sendirinya.
Terlebih lagi jika pemilu dan pilkada sedang ramai seperti tahun-tahun sebelumnya. Hampir dapat dipastikan jika kebakaran hutan akan sangat meluas. Siapa sangka jika politik yang sudah dibentuk sedemikian rupa, nyatanya malah menyengsarakan rakyat dengan nepotisme, korupsi bahkan kebakaran hutan yang menyesakkan paru-paru masyarakat.
Setidaknya Ada 1.000 Rawan Kebakaran Hutan di Indonesia
Lewat kompas.com, Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan. Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan bahwa jumlah titik api yang terdapat di Kalimantan dan Sumatera kini berjumlah sekitar 1.005 titik.
Jumlah titik api bertambah lantaran adanya lahan gambut kering yang disebabkan oleh fenomena alam El Nino. FYI, El Nino merupakan peristiwa bertambah panasnya suhu air permukaan laut yang mengakibatkan musim kemarau panjang.
Lain dari pada itu lahan gambut yang terbakar juga menjadi biang kerok mengapa kebakan hutan menjadi-jadi walaupun beragam tindakan pemadaman telah dilakukan.
Dampak Negatif dari Kabut Asap
Berdasarkan keterangan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) tercatat setidaknya ada 500 ribu jiwa dari enam provinsi yang telah terinfeksi saluran pernafasan aku di bulan Juli hingga Oktober 2015.
Bahkan, lebih dari 10 jiwa melayang akibat polusi asap tersebut. Anak-anak merupakan korban terbanyak yang meninngal dunia. Parahnya, kabut asap ini telah tersebar hingga ke negara tetangga seperti Singapura, Thailand dan Malaysia.