Selama ini kita selalu menuntut anak untuk berpikir kritis, namun kita lupa bahwa tanpa disadari seringkali kita mengikis sikap kritis anak dengan tanggapan kita akan kekritisan mereka. Contohnya saja saat anak bertanya perihal A, B, C secara berulang-ulang kepada kita, banyak dari kita bukan menjawab rasa ingin tahu mereka atau memandu mereka menemukan jawaban, justru meremehkan pertanyaan mereka dengan mengucapkan kalimat, “Ah, kamu mah banyak tanya!”.
Akan berbeda ceritanya jika kita menanggapi setiap kekritisan anak, baik itu yang berupa pernyataan atau pertanyaan dengan sikap yang positif. Sikap positif di sini bisa dalam bentuk mendengarkan dengan empati, menjawab pertanyaan, menanggapi pernyataan atau pun membantu mereka mencari tahu dari sumber lain jika kita tidak paham tentang apa yang mereka tanyakan.
Apabila kita terus menerus menanggapi sikap kritis anak dengan positif, maka banyak dampak positif juga yang akan didapatkan oleh anak. Berat dan butuh kesabaran memang, tapi bukankah kita ingin anak kita menjadi pribadi yang kritis dan berakhlak mulia? Selain itu, kita pun akan menemukan banyak dampak positif lainnya seperti yang dijabarkan di bawah ini.
Rasa Ingin Tahu Anak Berkembang dengan Baik
Saat anak baru dilahirkan ke dunia, maka ia sudah dibekali rasa ingin tahu yang tinggi oleh Sang Maha Pencipta. Hal ini terbukti di tahun-tahun perkembangannya, betapa penasarannya anak dengan benda-benda yang baru dilihat. Tidak hanya dilihat dengan mata atau diraba dengan tangan, bahkan mereka pun terkadang memasukkan benda-benda ke mulutnya. Ini dalam rangka apa? Tentunya dalam rangka memenuhi rasa ingin tahunya yang tinggi bukan?
Setelah anak sudah bisa bicara, maka untuk memenuhi rasa ingin tahunya, mereka pun akan banyak bertanya ini itu. Jika setiap pertanyaan anak kita tanggapi dengan positif, maka ia pun akan lebih semangat untuk mencari tahu lebih banyak lagi mengenai banyak hal yang mereka temui dalam kehidupan.
Kepercayaan Diri Anak Akan Tumbuh
Mungkin kita pernah menghadiri sebuah seminar atau pun pelatihan yang ketika sesi diskusi hanya sedikit sekali yang mengajukan pertanyaan. Bukan karena tidak ada pertanyaan di benak tiap orang di acara seminar tersebut, namun banyak dari mereka yang takut untuk bertanya atau pun untuk mengungkapkan pendapat.
Kenapa banyak yang takut? Ketakutan yang biasa menghantui adalah ketakutan bahwa pertanyaannya akan menjadi bahan tertawaan atau sama dengan pertanyaan orang lain. Ini terjadi, mungkin karena saat kecil dulu, bertanya adalah pengalaman yang paling memalukan untuk sebagian orang, karena saat bertanya banyak yang menanggapi negatif.
Oleh karena itu, usahakan untuk selalu positif dengan sikap kritis anak, jika kita ingin anak kita tumbuh menjadi pribadi yang percaya diri. Apabila saat anak bertanya kita sedang sibuk, maka kita bisa bilang ke anak bahwa kita akan menjawab pertanyaannya di lain waktu.