Globalisasi terus bergulir pada semua bagian bola dunia. Gaya hidup hedonisme tidak hanya di perkotaan. Wilayah kota kecil sampai desa sekalipun sedikit banyak terpengaruh dengan gaya hidup yang menilai semua hal dengan materi ini.
Anak-anak harus dibentengi sejak dini agar tidak terlalu larut dalam gaya hidup hedonisme. Terlebih zaman yang akan ia hadapi tentu lebih berat dibandingkan zaman yang kita hadapi saat ini.
Benteng tersebut harus cukup kuat. Berikut ini beberapa hal yang bisa kamu lakukan untuk mengajari anak-anak agar tidak terbiasa dengan gaya hidup hedonisme.
Kuatkan Benteng Agama
Agama adalah cahaya untuk menerangi jalan kehidupan sepanjang masa. Meskipun Rasulullah telah wafat ratusan tahun yang lalu, ajaran-ajaran yang berasal dari Al Qur’an dan Hadits tetap tidak basi dan tidak ada yang bisa menggantikannya.
Benteng agama yang kuat akan mampu membentenginya dari berbagai tantangan zaman. Jika ayah bunda merasa belum cukup ilmu agamanya, tak ada salahnya untuk menyekolahkan anak pada sekolah-sekolah Islam.
Meskipun demikian ayah bunda juga harus selalu mengupdate ilmu agama agar bisa mengimbangi anak. Bagaimanapun juga pendidikan yang paling berpengaruh terhadap kehidupan anak adalah pendidikan dari rumah.
Berikan Teladan
Anak adalah cerminan dari orang tuanya. Jika ayah bunda terbias berfoya-foya maka anak juga akan menirunya. Teladan adalah cara terbaik dalam mendidik anak-anak.
Dari awal pernikahan, kuatkan komitmen bersama suami untuk membiasakan hidup sederhana. Bedakan antara keinginan dan kebutuhan.
Hidup sederhana tidak selalu identik dengan terlalu hemat dan pelit. Hidup sederhana adalah memenuhi semua kebutuhan hidup tanpa berlebih-lebihan. Sebagai contoh membeli tas. Jika masih memiliki tas yang layak untuk di pakai, tidak perlu mengumpulkan koleksi tas hingga memenuhi lemari.
Ajarkan Kepada Anak untuk Bekerja Keras
Anak yang dibesarkan dengan kemudahan akan tumbuh menjadi anak yang lemah dan cengeng. Mereka tidak akan survive menghadapi tantangan dan kondisi sulit di masa depan.
Ajari anak untuk bekerja keras sejak kecil. Meskipun ayah bunda mampu melimpahinya dengan materi dan kemudahan.
Sebagai contoh anak ingin dibelikan mobil-mobilan mahal. Maka bunda dan ayah mensyaratkan agar si kecil mendapat nilai bagus pada beberapa mata pelajaran.
Cara lain adalah mengajarinya menabung uang sakunya selama beberapa waktu. Mereka akan belajar bahwa untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan anak harus bekerja keras.
Katakan Tidak pada Konsumtif
Konsumtif adalah pintu gerbang utama tercemplung ke dalam gaya hidup hedonisme. Oleh karena itu ajarkan sejak kecil pada anak untuk tidak konsumtif.
Contohnya membeli sepatu sekolah. Jika ia masih memiliki sepatu yang layak pakai dan beberapa sepatu ganti, jangan membelikannya sepatu baru hanya karena mengikuti trend.
Begitu juga dengan makanan. Ajarkan pada anak bahwa makan makanan di rumah lebih sehat dan hemat. Jangan membisakan jajan di tempat makan setiap harinya.
Batasi uang saku sekolahnya agar tidak berlebihan. Jika perlu bawakan bekal makanan ke sekolah agar ia tidak jajan sembarangan.
Tidak Semua Keinginan Harus Dituruti
Kasus yang sering terjadi adalah anak menangis meraung-raung di minimarket meminta dibelikan es krim. Padahal dalam sehari anak sudah menghabiskan uang jajan cukup banyak.
Karena malu terhadap petugas minimarket dan pengunjung lainnya maka bunda membelikan es krim. Padahal cara ini kurang tepat. Anak akan berpikir bahwa ia bisa mendapatkan semua yang diinginkannya hanya dengan menangis mempermalukan ibunya di hadapan umum.
Ayah dan bunda harus bersikap tegas terhadap anak. Jangan menuruti semua keinginannya jika memang itu tidak baik. Tak peduli meskipun anak menangis dan merengek.