Disebut burung gereja karena ia berhabitat di halaman maupun atap gereja. Burung gereja tak jauh berbeda dengan burung pipit pada umumnya. Burung gereja jantan memiliki keunikan karena mampu mengeluarkan suara nyaring.
Suara yang memberi ketertarikan tersendiri. Di luar negeri burung ini sangat populer, bahkan lantaran burung inilah yang membuat bangunan gereja kian istimewa.
Morfologi Burung Gereja
Pada umumnya burung gereja mendiami kota dalam jumlah cukup besar dengan hidup secara berkelompok. Disebut juga burung Pingai atau sejenis pipit kecil yang berasal dari keluarga Passeridae.
Berukuran kecil tapi gemuk, warna bulu coklat-kelabu, ekornya pendek, dan memiliki paruh kuat yang digunakan untuk memakan biji-bijian. Berukuran kurang lebih 12,5 – 4 cm.
Untuk membedakan antara burung gereja dan burung pipit dapat dilihat dari kepala dan tengkuknya yang berwarna coklat dan hitam di sekitar muka.
Klasifikasi Burung Gereja
Adapun klasifikasi dari burung gereja adalah sebagai berikut:
- Kerajaan : Animalia
- Filum : Chordata
- Kelas : Aves
- Ordo : Passeriformes
- Upaordo : Passeri
- Infraordo : Passerida
- Superfamili : Passeroidea
- Famili : Passeridae
- Genus : Passer
- Spesies : Passer domesticu
Cara Membedakan Burung Gereja Jantan dan Betina
Perlu diketahui bahwa hanya burung gereja jantan yang memiliki suara nyaring, sedangkan burung gereja betina tidak. Ada beberapa hal yang membedakan keduanya yaitu:
- Pada burung gereja jantan warna bulu tubuhnya coklat gak kehitaman, dan tepat pada tenggorokannya berwarna hitam. Sedangkan betina warna tenggorokan kecoklatan.
- Pada bagian kepala burung gereja jantan berwarna abu-abu gelap, sedangkan pada betina berwarna coklat.
- Secara keseluruhan, warna bulu pada burung gereja jantan gelap, sedangkan pada betina cerah.
- Saat musim kawin tiba, warna paruh pada burung jantan dan betina berubah. Pada burung jantan berwarna gelap, sedang pada betina kecoklatan. Akan tetapi saat musim kawin usai maka warna paruh mereka sama, biasanya coklat.
- Untuk burung gereja yang menginjak dewasa, tekstur warna tubuhnya nampak pucat.
- Iris berwarna coklat, sedangkan paru pada umumnya berwarna abu-abu, dan kakinya berwarna coklat.
Habitat Burung Gereja
Burung gereja yang ditemukan di dataran Afrika antara lain burung gereja Passer, burung gereja Petronia, dan burung gereja Montifringila. Sedangkan burung gereja yang sering kita temui bernama ilmiah Passer Domesticus.
Burung gereja yang berada di dataran Amerika, biasanya tinggal di atap-atap gereja dan bangunan besar, biasanya disebut dengan burung gereja Domesticus.
Perilaku dan Perkawinan
Masa perkawinan dimulai dengan reaksi burung gereja jantan dalam menawarkan sarang yang telah ia buat. Memamerkan sarang tersebut untuk menarik perhatian betina.
Sang jantan akan terus bercicit disekitar betina sambil memamerkan tarian-tarian unik dengan membuka sayap. Namun tak semua trik tersebut disukai oleh sang betina, kadang justru timbul pertarungan antar keduanya jika sang betina sedang tak ingin diganggu.
Tidak hanya manusia, bahkan cinta segitiga pun juga kerap terjadi saat musim kawin pada burung gereja. Perebutan betina oleh dua pejantan. Persaingan antara keduanya berakhir jika sang betina bersedia melihat sarang yang telah dibuat oleh para pejantan.
Jika merasa puas dan nyaman, maka sepasang burung gereja tersebut akan melakukan perkawinan.
Pada burung gereja jenis Domesticus memiliki cara tersendiri dalam menarik perhatian betina. Burung jantan akan membentuk semacam pagar betis untuk menarik perhatian betina.
Lalu, mereka akan bersama-sama hinggap di salah satu dahan pohon atau kabel. Dengan penuh semangat burung jantan akan mengembangkan sayapnya sambil bercicit sebelum perkawinan berlangsung.
Perkawinan pada jenis burung gereja Domesticus berlangsung dengan cara bergiliran. Sang betina dalam satu waktu akan dikawini oleh beberapa pejantan.
Burung gereja merupakan burung poligami, sehingga tak jarang ditemukan satu sangkar yang berisi satu betina dengan beberapa jantan di sana.