Perbedaan pendapat adalah sesuatu yang wajar terjadi dalam kehidupan. Kamu dan pasanganmu yang akhirnya memutuskan untuk menikah karena ada kecocokan sekalipun sering berbeda pendapat.
Terlebih kamu dan orang tua atau mertua yang dibesarkan pada zaman yang berbeda. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan informasi memberikan bekal ilmu pada bunda jauh sebelum si kecil lahir.
Bunda sudah memiliki bayangan model pengasuhan anak seperti apa yang akan diterapkan. Di sisi lain orang tua atau mertua merasa lebih berpangalaman dalam hal pengasuhan dibandingkan kamu yang baru berapa hari resmi menjadi ibu.
Contoh kecilnya adalah penggunaan bedak. Ilmu pengetahuan modern menyimpulkan bahwa penggunaan bedak pada si kecil justru tidak baik untuk kesehatan. Bedak tabur dapat masuk ke paru-paru si kecil dan mengganggu kesehatan.
Namun orang tua berpikiran bahwa anak setelah mandi harus memakai bedak. Selain wangi, penampilan anak juga terlihat lebih bersih dan segar.
Belum lagi pola pengasuhan yang berkaitan dengan kondisi psikologis si kecil. Perbedaan pendapat ini tak jarang menimbulkan pertengkaran dan berakhir pada renggangnya hubungan antara bunda dengan nenek.
Berikut ini ada beberapa hal yang bisa bunda pertimbangan agar perbedaan tak berujung pada hal-hal buruk.
Dengarkan Pendapat Orang Tua
Siapapun manusia di dunia ini tentu tidak suka jika tidak didengar dan dipotong pembicaraannya. Terlebih orang tua yang memiliki perasaan lebih sensitif layaknya anak kecil.
Oleh karena itu dengarkan pendapat orang tua sampai tuntas. Jangan membantah sebelum orang tua puas menyampaikan pendapatnya. Biasanya orang tua akan lega setelah menyampaikan pendapatnya.
Carilah Waktu yang Tepat
Jika kamu ingin menyampaikan pendapat kepada orang tua, carilah saat yang tepat. Dimana orang tua memiliki hati yang lapang sehingga mau mendengar pendapat kita dan akhirnya menerimanya.
Menyampaikan pendapat disaat yang kurang tepat sama halnya dengan menabuh genderang perang dengan orang tua.
Sampaikan Pendapat dengan Cara Baik
Sampaikan dengan lembut dan perlahan-lahan. Jika kamu hendak menyampaikan bukti ilmiah, sampaikan dengan bahasa sederhana yang bisa dipahami orang tua. Gunakan analogi sehingga mudah dibayangkan orang tua.
Tambahi dengan sedikit humor agar suasana lebih cair dan tidak tegang. Sebagai contoh pada kasus bedak diatas. Bunda dapat menyampaikan, “Tanpa bedak si dedek tetep cantik kok, kaya eyangnya.”
Tetap Hargai Orang Tua
Meskipun bunda sudah mencari waktu yang tepat dengan cara yang tepat, tak jarang orang tua tetap berpikiran kolot dan berpikir bahwa pendapatnya yang paling benar. Kondisi ini tidak hanya dialami oleh bunda. Hampir semua orang tua berpikiran demikian.
Hal yang perlu bunda ingat bahwa batu yang keras tidak dapat melunak jika bertemu dengan batu yang keras pula. Akan lebih baik jika bunda menjadi air yang menyejukan.
Tetap hargai orang tua dan jangan sampai timbul kebencian di dalam hati bunda. Jika bunda sudah membenci orang tua atau mertua, maka bersebrangan pendapat hal kecil dan sepele sekalipun dapat memancing pertengkaran.
Mandiri Lebih Baik
Rumah tangga yang sehat adalah rumah tangga yang mandiri dengan suami sebagai kepala keluarga. Usahakan seminimal mungkin berada pada bayang-bayang orang tua atau mertua.
Mengontraklah rumah sendiri meskipun kecil dan sederhana. Jelaskan pada orang tua bahwa bunda dan suami ingin belajar mandiri. Kemandirian akan membuat perbedaan pendapat dengan orang tua tak sampai memuncak.
Walaupun perbedaan pendapat tersebut tetap tidak bisa dihindari. Orang tua tentu menginginkan yang terbaik untuk cucu tersayangnya. Begitu juga dengan bunda. Kedua belah pihak sama sekali tidak memiliki niatan buruk.
Oleh karena itu kendalikan emosi agar tidak berujung pada buruknya hubungan dengan orang tua.