Kalimat “posisi menentukan prestasi” sangat terkenal di zaman sekolah hingga kuliah, bukan berkonotasi positif tapi sebaliknya membawa konotasi negatif. Yang ada dalam benak siswa adalah posisi tempat duduk di tengah dan di belakang saat ujian, akan meningkatkan kepercayaan diri, bisa melihat contekan atau kunci jawaban, dan bisa bertanya jawaban soal yang sulit kepada teman, dengan harapan hasil ujian bagus.
Tak hanya ujian, waktu kuliah di kampus juga begitu. Datang terlambat, cari tempat duduk di belakang supaya kalau ketiduran tidak bisa dilihat dosen. Bukan prestasi akademik yang didapat, tapi prestasi tidur. Enak sih, bisa tidur pas jam kuliah, cuma sayang uang untuk membayar kuliah jadi terbuang akibat tidak serius kuliah.
Pada zaman Rasulullah masih hidup, suatu ketika memberi pelajaran di masjid. Datanglah tiga orang yang datang terlambat. Satu orang di antara mereka hanya numpang lewat tidak ikut pelajaran. Dua orang lainnya duduk mengikuti pelajaran dari Rasulullah. Yang membedakan keduanya adalah posisi duduk mereka. Yang pertama duduk mencari celah tempat duduk yang kosong, sedangkan yang kedua duduk di belakang.
Usai pelajaran, Rasulullah bersabda yang artinya, “Perhatikan, aku sampaikan kepada semua tentang ketiga orang tadi. Seorang di antaranya mencari tempat di sisi Allah, maka Allah melapangkan tempat untuknya. Orang kedua malu-malu, maka Allah malu kepadanya. Dan orang ketiga jelas berpaling, maka Allah berpaling pula darinya.” Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Muslim, dan Ahmad.
Dalam kisah tersebut terkandung pelajaran cara menuntut ilmu. Di antaranya adalah anjuran duduk di depan sehingga dapat dengan jelas mendapatkan materi. Isilah tempat duduk yang kosong, meskipun berada di depan atau di sela-sela orang yang sudah hadir, daripada duduk di belakang. Orang yang duduk di depan memiliki keutamaan, dibandingkan orang yang duduk di belakang. Selain itu orang yang tidak mau belajar, dia tetap dalam kebodohan, dan berpaling dari ilmu adalah perbuatan tercela.
Pelajaran ini tidak terbatas untuk menuntut ilmu agama saja, tapi juga ilmu dunia. Dalam kenyataannya orang yang duduk di depan saat pelajaran berlangsung, dia lebih mudah memahami yang disampaikan pengajar, sehingga bisa mendapatkan hasil maksimal ketika ujian.
Jadi “posisi menentukan prestasi” yang benar adalah duduk sedekat mungkin dengan pengajar, agar lebih mudah menyerap ilmu darinya, dan berharap keberkahan datang karena duduk di depan, ilmu yang didapat akan tertanam dalam pikiran.