Buat para orang tua yang memiliki anak berumur 5-7 tahun, maka kita perlu mulai bersiap-siap untuk mengajak anak kita berpuasa beberapa bulan lagi. Pasalnya, beberapa bulan lagi kita kan memasuki bulan puasa. Dan di umur segitu, anak-anak sudah perlu kita ajarkan berpuasa. Supaya ketika waktunya mereka wajib menjalankan ibadah puasa mereka sudah punya pengalaman dan sudah terbiasa.
Dan bagian paling berat dari proses membiasakan anak berpuasa adalah saat hari pertama puasa. Bayangkan saja, anak yang belum bisa mengatur kapan waktu bermain dan beristirahat ini, kita minta untuk tidak makan dan minum seharian.
Tentunya berat sekali mengajarkan anak berpuasa. Apalagi ketika anak berada di sekitar waktu-waktu kritisnya menjalankan puasa. Bagian-bagian kritis saat hari pertama puasa ada dua waktu, yang pertama adalah ketika menjelang jam dua belas, saat matahari sedang panas-panasnya. Lalu, yang kedua antara jam tiga sampai dengan menjelang berbuka.
Jadi di waktu-waktu ini orang tua perlu memahami jika anak mengeluh dan anak merengek-rengek untuk berbuka. Kita hanya perlu menenangkannya dengan mengalihkan perhatian mereka dengan aktivitas lain, misalnya saja jalan-jalan di seputar komplek atau kita pun bisa mengajaknya menggambar dan mewarnai.
Lalu, bagaimana caranya ya para orang tua ini membantu anaknya? Pasalnya keberhasilan anak berpuasa dipengaruhi dengan kesuksesannya di hari pertama puasa.
Bangunkan Anak dengan Lembut Saat Makan Sahur
Sebelum para orang tua melakukan banyak cara untuk membantu anak melewati hari pertama puasa, maka langkah pertama yang bisa orang tua lakukan adalah mengajak anak untuk makan sahur. Supaya anak mudah dibangunkan, dari malam kita bisa memberi tahu kepada anak bahwa besok ia akan dibangunkan lebih awal.
Saat membangunkan sahur pun kita sebaiknya membangunkan dengan lembut. Jangan sampai anak merasa trauma di hari pertama puasa. Sambut anak dengan senyuman ketika ia bangun, lalu bisikkan ke telinganya bahwa pagi ini anak akan memulai puasa, oleh karena itu ia perlu makan sahur.
Di saat makan sahur, maka kita perlu memperhatikan menu makanannya. Selain itu, kita pun bisa memberikan suplemen tambahan bagi mereka. Hal ini perlu kita lakukan supaya mereka lebih kuat dalam menjalani hari pertama puasanya.
Temani Anak di Waktu-Waktu Kritis
Setelah kita mengetahui masa-masa kritis saat anak berpuasa, maka di waktu-waktu tersebut kita perlu menemani anak. Jangan biarkan mereka melalui waktu-waktu kritis sendiri. Bukankah kita pun saat mengalami pengalaman yang baru butuh sokongan? Sokongan motovasi yang akan membuat kita tetap bertahan melaluinya.
Lalu bagaimana jika anak memaksa untuk berbuka? Jika anak memaksa karena memang benar-benar tidak kuat, maka kita pun tidak baik jika memaksanya. Jika dialihkan pun mereka tetap ingin berbuka, maka izinkanlah dengan syarat bahwa besok mereka akan menyelesaikan puasanya. Jika keesokan harinya mereka tetap meminta berbuka, maka orang tua harus tegas dengan kesepakatan di hari awal.
Berikan Motivasi dengan Memberikan Penghargaan
Jika anak-anak berhasil melalui puasanya, maka ada baiknya kita memberikan motivasi dan penghargaan bagi mereka. Penghargaan tidak selalu berwujud materi, namun bisa juga dengan menyiapkan menu berbuka yang mereka sukai, atau menyampaikan pujian atas prestasinya.
Tapi manakala ia tak sanggup menjalani hari pertama puasanya, tetaplah menerima mereka dan berikan penghargaan kepada mereka. Karena penerimaan kita akan kondisi anak, mampu meningkatkan motivasi intrinsik anak untuk berpuasa ke depannya. Jika motivasi muncul dari dalam dirinya, maka tanpa disuruh pun anak akan dengan senang hati menjalankan puasa tanpa perlu disuruh.
Saat mengajarkan anak puasa pertama kali, orang tua pun perlu bersabar. Karena yang namanya proses belajar itu butuh tahapan, dan tidak akan berhasil dalam sekali mencoba. Jadi untuk para orang tua bersabar ya!