Di wilayah Sumatra Utara hiduplah seorang petani yang sangat rajin bekerja. Dia belum mempunyai istri apalagi anak. Setiap harinya menggarap ladang di kebun miliknya sendiri, untuk memenuhi kehidupannya setiap hari.
Petani itu terkadang pun merasa kesepian karena belum mempunyai pendamping, hingga suatu hari pergilah ia untuk memancing mencari ikan segar di sungai dekat rumah. Ketika sedang asik memancing tiba-tiba kailnya mendapatkan seekor ikan yang sangat cantik dan besar.
Anehnya ikan itu dapat bicara ketika petani mengangkat pancingnya dan melepaskan si ikan. Petani terkejut dengan ucapan ikan yang meminta tolong untuk tidak dimasak dan dimakan.
Kemudian petani membawa ikan tersebut kerumah, setibanya dirumah petani bertambah kaget lantaran ikan itu menjelma menjadi seeorang putri yang cantik jelita. Ikan itu mengucap terimaksih kepada petani yang telah membantunya membebaskan dari kutukan yang menimpanya karena melanggar peraturan kerajaan.
Sebagai tanda terimakasih putri itu bersedia dijadikan istri oleh petani. Petani pun sangat senang mendengar kabar itu, dengan begitu ia tidak merasa kesepian lagi. Petani pun bersedia melamar si putri.
Namun putri tersebut memberikan persyaratan dimana petani tidak boleh menceritakan asal-usul putri yang seekor ikan kepada siapapun. Jika dilanggar maka akan terjadi mala petaka yang dahsyat didesa itu. Petani pun berjanji untuk merahasiakannya.
Semenjak saat itu hiduplah petani tapa merasa lapar dan kekurangan sedikit apapun. Hingga akhirnya lahirlah seorang putra yang diberi nama Samosir. Suatu hari pergilah petani untuk berkebun seperti biasanya. Karena hari sangat terik sekali petani merasa lelah dan beristirahat menunggu kiriman makanan tiba untuknya.
Dirumah setelah selesai memasak putri menyuruh Samosir untuk mengirim makan ke ayahnya di ladang. Ditengah jalan, si anak merasa lapar dan memakan makanan bekal tersebut dan kerana sudah sangat kenyang tidurlah Samosir disebuah gubug. Sementara di ladang ayahnya menahan rasa haus dan lapar, akhirnya dia memutuskan untuk pulang ke rumah.
Saat di jalan bertemulah petani itu dengan anaknya yang sedang tidur, dibangunkannya lalu ditanyakan mana makanan untuknya. Samosir menjawab kalau makanan itu sudah dimakan sendiri.
Ayahnya marah dan langsung mengatakan “dasar anak ikan yang tidak tahu diri”. Samosir pun kaget dan pulang ke rumah sambil menangis, ibunya menanyai kenapa dan Samosir menceritakan semuanya kepadanya.
Putri pun seketika menyuruh anaknya berlari ke atas bukit yang paling tinggi dan tiba-tiba langit berubah mendung hujan pun turun deras dan melenyapkan seluruh desa itu beserta si petani sendiri.
Akhirnya tergenanglah desa itu dan berubah menjadi danau, yang kini disebut dengan Danau Toba. Ditengah-tengahnya ada pulau yang bernama pulau Samosir.