Orang pertama yang menjadi penemu teleskop adalah Galileo Galilei. Ia telah diakui menjadi orang yang pertama kali dalam sejarah yang menggunakan teleskop untuk tujuan astronomis.
Galileo Galilei lahir di Pisa, Toscana pada tanggal 15 Februari 1564. Ia merupakan seorang astronom, filsuf, dan fisikawan Italia yang memiliki peran besar dalam revolusi ilmiah dan perkembangan teleskop.
Hasil karyanya dalam keilmuan antara lain adalah penyempurnaan teleskop, berbagai pengamatan astronomi luar angkasa, dan hukum gerak pertama dan kedua – dinamika.
Selain itu, Galileo juga dikenal sebagai seorang pendukung Copernicus, yaitu orang yang mendukung mengenai peredaran bumi adalah bulat dan mengelilingi matahari yang matahari merupakan sebagai sistem tata surya.
Akibat pandangannya terhadap copernicus yang disebut itu ia dianggap merusak iman, maka ia diajukan ke pengadilan gereja Italia tanggal 22 Juni 1633.
Pemikirannya tentang bumi adalah bulat, dan matahari sebagai pusat tata surya sangat bertentangan dengan ajaran Aristoteles maupun keyakinan gereja-gereja, bahwa bumi adalah bulat dan menjadi pusat alam semesta.
Ia dihukum dengan hukuman pengucilan dan tahanan rumah sampai pada akhir wafatnya.
Baru ketika tahun 1992, seseorang bernama Paus Yohanes Paulus II menyatakan secara resmi bahwa keputusan penghukuman itu adalah salah, dan dalam pidato nya pada tanggal 21 Desember 2008 Paus Benediktus XVI menyatakan, bahwa Gereja Katolik Roma telah merehabilitasi namanya sebagai seorang ilmuwan.
Menurut pendapat Stephen Hawking, Galileo dapat dianggap sebagai penyumbang terbesar dalam ilmu sains modern. Ia juga sering disebut-sebut sebagai “bapak astronomi modern”, atau“bapak fisika modern”.
Hasil usahanya dapat dikatakan sebagai terobosan terbesar dari Aristoteles. Konfliknya dengan Gereja Katolik Roma adalah sebuah contoh dan bukti awal konflik antara otoritas agama, dengan kebebasan berpikir pada masyarakat Barat terutama dalam hal sains.
Hasil usahanya dapat dikatakan sebagai terobosan terbesar dari Aristoteles. Konfliknya dengan Gereja Katolik Roma adalah sebuah contoh dan bukti awal konflik antara otoritas agama, dengan kebebasan berpikir pada masyarakat Barat terutama dalam hal sains.
Sejarah Penemuan dan Perkembangan Teleskop
Pada awalnya teleskop tidak sengaja ditemukan di sebuah toko yang menjual alat-alat kacamata. Ketika salah satu penjualnya mencoba mencocokan kedua buah lensa ke udara, ia secara tidak sadar dapat melihat dengan jelas seekor burung melalui kedua lensa kacamata yang ia cocokan.
Dari dialah konsep pertama teleskop terbentuk dan terus dikembangkan dalam dunia sains, teleskop mulai digunkan dari kebutuhan meta-mata ketika perang, sampai kebutuhan penelitian dalam dunia astronomi.
Tahap awalnya teleskop hanya dibuat dalam rentang panjang gelombang yang tampak saja seperti yang dibuat oleh Galileo, Newton, Foucault, Hale dan Meinel.
Kemudian setelah berkembang ke panjang gelombang radio pada tahun 1945, kini teleskop dapat meliput seluruh spektrum elektromagnetik, dan setelah semakin majunya penjelajahan angkasa setelah tahun 1960.
Penemuan tentang adanya pembawa informasi lain yaitu gelombang gravitasi dan neutrino telah membuka spekulasi untuk membangun sistem deteksi bentuk energi yang bisa berperanan sama dengan teleskop klasik.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pengamatan pada lima abad lalu, telah membawa manusia untuk memahami benda-benda langit terjauh dari selubung mitologi.
Galileo Galilei dengan teleskop refraktor-nya telah mampu menjadikan mata manusia jauh lebih tajam dalam mengamati benda-benda langit yang tidak bisa diamati kalau hanya melalui mata telanjang.
Karena teleskop yang diciptakan Galileo bisa mengamati objek lebih tajam, ia bisa melihat berbagai perubahan bentuk penampakan pada planet Venus, seperti Venus Sabit atau Venus Purnama sebagai akibat dari perubahan posisi Venus terhadap Matahari.
Kemudian teleskop Galileo terus disempurnakan oleh para ilmuwan lainnya, seperti Christian Huygens pada tahun 1629-1695 yang berhasil menemukan Titan, satelit Saturnus, yang berada hampir 2 kali lipat jarak orbit Bumi – Yupiter.
Perkembangan teleskop juga diimbangi pula dengan perkembangan perhitungan gerak benda-benda di langit, dan hubungannya antara satu dengan yang lainnya melalui Johannes Kepler pada tahun 1571-1630 dengan Hukum Kepler yang ditemukannya.
Dilanjutkan dengan Isaac Newton pada tahun 1642-1727 dengan hukum gravitasi. Dengan dua teori perhitungan inilah yang memungkinkan pencarian berlanjut, dan penelitian tentang perhitungan benda-benda langit selanjutnya.
Perkembangan teleskop juga diimbangi pula dengan perkembangan perhitungan gerak benda-benda langit dan hubungan satu dengan yang lain melalui Johannes Kepler (1571-1630) dengan Hukum Kepler.
Dan puncaknya, Sir Isaac Newton (1642-1727) dengan hukum gravitasi. Dengan dua teori perhitungan inilah yang memungkinkan pencarian dan perhitungan benda-benda langit selanjutnya.
Pada tahun 1704, Issac Newton mengumumkan konsep baru dalam desain dasar teleskop. Newton menyatakan bahwa lensa dapat memecah cahaya putih menjadi spektrum cahaya berwarna yang membentuknya hingga menyebabkan apa yang kita sebut sekarang dengan lenturan kromatik.
Newton menghindari masalah tadi dalam teleskop rancangannya, solusi yang diberikannya adalah dengan memakai cermin yang melengkung, yang apabilan digunakan untuk mengumpulkan sinar maka akan memancarkan kembali ke titik fokusnya.
Perkembangan teleskop sangat berbanding lurus pada perkembangan perhitungan gerak benda-benda langit dan hubungan antara satu dan yang lainnya.