Sejarah perjuangan umat muslim dalam menegakkan dan membela yang benar merupakan berjihad di jalan Allah Subhanahu wata’ala dalam menegakkan agama islam di muka bumi.
Kita sering mendapatkan kisah-kisah teladan para rasul dan orang-orang terdahulu supaya bisa di ikuti dan dapat diambil manfaatnya.
Sejarah tentang keemasan masa-masa rosul dan kejayaan umat islam ketika masa itu begitu indah untuk kita pelajari, dan merupakan suatu kenikmatan tersendiri jikalau kita bisa mengamalkannya.
Bukan berarti kita harus berperang seperti para sahabat menggunakan pedang dan baju zirah, tetapi kita bisa melanjutkan perjuangan mereka dengan berusaha menggunakan pena kita untuk belajar.
Dan tak pernah berhenti untuk membela yang benar dan menjauhkan yang bathil, serta terus-menerus melestarikan kekayaan yang dimiliki islam dengan menjaga sunnah-sunnahnya.
Perang Yarmuk
Perang Yarmuk, perang yang terjadi antara kaum muslimin melawan kerajaan Romawi yaitu pasukan Bizantium.
Kerajaan yang pada saat itu merupakan kerajaan paling super power saat itu, tepatnya pada tahun 13 H sebelum penaklukan Damaskus.
Perang ini terjadi pada masa Kekhalifahan Umar bin Khattab radhiyallahu anhu, lebih tepatnya pada pada tahun 636 Masehi, pada khalifah Rasyidin kedua.
Mengapa perang ini disebut Perang Yarmuk? Karena perang ini terjadi di sungai Yarmuk, sebuah sungai yang aliran sungainya menuju ke sungai Yordan.
Dengan seluruh pasukan Romawi menggunakan peralatan perang yang lengkap dan terlatih. Belum Begitu banyaknya jumlah pasukan Romawi yang mereka turunkan untuk berperang.
Pasukan Romawi yang berjumlah sekitar 240.000 orang dan pasukan kaum muslimin yang hanya berjumlah 45.000, versi lain menyebutkan jumlah kekuatan Muslimin ketika itu lebih sedikit lagi, yaitu 25.000 bala tentara.
Dalam perang Yarmuk, pasukan Romawi memiliki tentara yang bisa dibilang sangat banyak, dengan segala pengalaman perang yang mumpuni, peralatan perang yang lengkap, logistik yang lebih dari cukup.
Walaupun begitu pasukan Islam dibawah komando Khalid bin Walid radhiyallahu anhu tidak gentar sedikitpun untuk menghadapi pasukan Romawi Timur dibawah pimpinan raja Heraklius.
Mereka semua tetap bisa dikalahkan oleh pasukan kaum muslimin saat itu.
Tentunya dengan bantuan dari Allah Subhanahu wata’ala dan izin-Nya, yang entah itu merupakan bala tentara para malaikat ataupun bertambahnya semangat para sahabat ketika itu.
Seperti yang disebutkan dalam firman-Nya,
Ingatlah, ketika kamu mengatakan kepada orang mu’min: “Apakah tidak cukup bagi kamu Allah membantu kamu dengan tiga ribu malaikat yang diturunkan (dari langit)?” ya (cukup), jika kamu bersabar dan bertakwa dan mereka datang menyerang kamu dengan seketika itu juga, niscaya Allah menolong kamu dengan lima ribu Malaikat yang memakai tanda.Qs.3:124-125
Ini merupakan salah satu dari banyaknya bukti yang nyata, bahwa sesungguhnya kemenangan itu hanya berasal dari Allah Subhanahu wata’ala Tuhan yang Maha Kuasa.
Pertempuran dalam perang Yarmuk ini oleh beberapa sejarawan dipertimbangkan sebagai salah satu pertempuran paling penting dalam sejarah dunia.
Karena perang ini merupakan tananda akan gelombang besar pertama penaklukan Muslim di luar Jazirah Arab, dan dengan cepat Islam masuk ke Palestina, Suriah, dan Mesopotamia yang mayoritas rakyatnya menganut agama Kristen.
Pengangkatan Panglima Perang Khalid bin Walid RA
Mungkin tak ada yang tahu apa yang ada dalam di pikiran Khalid bin Walid radhiyallahu anhu ditunjuk sebagai panglima dari kavaleri yang berjumlah 45.000 pasukan.
Khalid pun tak henti-hentinya beristigfar kepada Allah Subhanahu wata’ala, Ia sama sekali tidak gentar sedikitpun dengan peperangan yang akan ia hadapi.
Dengan para seluruh tentara Bizantin yang berjumlah 240.000 tentara. Ia hanya khawatir kalau sekiranya tidak bisa mengendalikan hatinya karena pengangkatannya tersebut.
Hampir semua tentara muslim bergembira dengan penunjukkan Khalid sebagai panglima perang. Karena selama ini memang Khalid bin Walid adalah seorang pemimpin yang hebat ketika berada di lapangan.
Abu Bakar radhiyallahu anhu pun tidak begitu saja menunjuk pejuang yang berjuluk Pedang Allah itu.
Sejak kecil, Khalid sudah dikenal sebagai seorang yang keras. Padahal ia dibesarkan dari sebuah keluarga yang kaya.
Sejak usia dini, ia sudah ikut ke berbagai seni peperangan dan seni bela diri. Ia juga mempelajari keahlian mengendarai kuda, memainkan pedang dan memanah.
Tidak hanya segitu, Ia juga mencurahkan perhatiannya ke dalam hal memimpin angkatan perang.
Dengan bakat asli yang dimilikinya, ditambah dengan latihan yang keras, telah membina Khalid bin Waid menjadi seorang yang luar biasa.
Kemahiran dan keberaniannya juga mengagumkan setiap orang yang telah melihatnya memimpin pasukan.
Sebelumnya, hanya Khalid bin Walid seorang lah yang pernah memorak-porandakan pasukan kaum muslimin, semasa ia masih belum memeluk Islam.
Sebelum perang berkecamuk, seorang panglima Romawi yang bernama Gregorius Theodore dalam perang ini berkeinginan untuk berduel dengan Khalid bin Walid.
Karena ia ingin menghindari jatuhnya banyak korban peperangan. Ia menantang Khalid untuk berduel, dan dalam pertempuran dua tersebut tombak Gregorius patah terkena tebasan pedang Khalid bin Walid radhiyallahu anhu.
Gregorius ganti mengambil pedang besar, dan ketika berancang-ancang ingin memulainya lagi, Gregorius bertanya pada Khalid tentang motivasinya berperang serta tentang Islam.
Jurjah : “Wahai Khalid, jawablah dengan jujur dan jangan berbohong karena seorang yang merdeka tidak akan berbohong dan jangan pula engkau tipu aku karena seorang yang mulia tidak akan menipu orang yang berharap secara baik-baik”. nyatanya.
Ia menambahkan, “Apakah Allah pernah menurunkan sebuah pedang dari langit kepada Nabi-Nya lalu diberikannya kepadamu sehingga setiap kali engkau hunuskan pada suatu kaum engkau pasti bisa mengalahkannya?”.
Khalid : Ia menjawab, “tidak”.
Jurjah : “Kalau demikian, kenapa engkau dijuluki sebagai pedang Allah?”
Khalid : “Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mengutus Nabi-Nya pada kami, lalu ia menyeru kami, tapi kami malah lari dan menjauh darinya.
Kemudian sebagian dari kami memercayai dan mengikutinya, dan sebagian lagi menjauh dan mendustakannya. Mulanya aku termasuk yang mendustakan, menjauh, bahkan memeranginya.
Lalu Allah Subhanahu wa Ta’ala melembutkan hati kami dan memberi kami petunjuk sehingga kami mengikutinya.
Kemudian beliau bersabda, “Engkau adalah pedang di antara pedang-pedang Allah yang Dia hunuskan kepada kaum musyrikin”.
Mendengar jawaban Khalid, di hadapan ratusan ribu pasukan Romawi dan Muslim, Gregorius kemudian menyatakan diri masuk Islam. Ia lalu belajar Islam sekilas, sempat menunaikan salat dua rakaat, lalu bertempur di samping Khalid.
Gregorius syahid di tangan bekas pasukannya sendiri. Namun pasukan Islam mencatat kemenangan besar di Yarmuk, meskipun sejumlah sahabat meninggal di sana. Di antaranya adalah Juwariah, putri Abu Sofyan.