Ikan Nilem, Animalia Herbivora yang Ada di Perairan Asia Tenggara

Ikan nilem, asing gak sih ngedengernya? Mungkin anak perikanan udah biasa kali yah..tapi buat yang jarang main pasti asing banget yak dengernya. 😀

Selain nama umum yang dimilikinya, ikan yang satu ini juga memiliki nama lain, yaitu nilem mangut, atau melem.

Makhluk yang hidup pada habitat air ini memiliki nama latin Osteochilus vittatus. Ikan ini adalah sejenis ikan air tawar yang beranggotakan suku Cyprinidae.

Ikan ini termasuk hewan herbivora, yang diketahui hidup dan menyebar di bagian perairan Asia Tenggara, seperti Siam-Thailand, Tonkin, Semenanjung Malaya, Sumatra, Kalimantan, dan Jawa.

Nilem merupakan ikan budidaya yang memang diternakan untuk konsumsi, terutama di pulau kita ini, Jawa.

Namun kini, ikan nilem juga diintroduksi ke beberapa danau yang ada di daerah Sulawesi.

 

Ciri-ciri Ikan Nilem

wikimedia.org
wikimedia.org

Ikan ini memiliki tubuh yang berukuran sedang, dan memiliki panjang total sampai 260 mm. Tinggi badannya yang pada awal sirip dorsal berukuran 3-3,7, dan berbanding lurus dengan panjang standarnya yang tanpa sirip dan ekor.

Panjang kepalanya berukuran 4,1-4,5 yang berbanding dengan panjang standar. Dengan moncongnya yang berbentuk agak membulat tumpul dengan bibir yang agak berlipat dan dapat disembulkan keluar.

Sungut ikan ini berbentuk maksilar-dua tulang yang membentuk rahang, yang kurang lebih ukurannya sepanjang diameter mata, serta ditambah dengan sungut rostralnya lebih pendek.

Ikan nilem biasanya dibudidayakan oleh masyarakat sekitar yang ada di Pulau Jawa, terutama yang bertempat di daerah Jawa Barat.

Telur ikan ini sangat digemari karena rasanya yang lezat. Akan tetapi, pada waktu dekat ini produksinya sedang cenderung menurun.

Pada umumnya ikan nilem dipelihara sebagai produk sampingan dari kolam-kolam budidaya pemeliharaan ikan, seperti ikan nila, ikan mas, ataupun gurame.

Pernah ada suatu percobaan yang dilakukan di Danau Maninjau, Sumatera Barat menemukan bahwa, ikan nilem yang tidak diberi pakan secara khusus, maka ikan tersebut akan memakan aneka fitoplankton yang terdapat di danau tersebut, sehingga dapat berpeluang untuk digunakan sebagai pembersih air danau.

Tidak hanya itu, semenjak populernya ‘terapi kaki’ yang menggunakan Garra rufa, kini ikan melem juga menjadi alternatif lain karena masih memiliki perilaku sama, yaitu mengerumuni kaki yang dicelup ke dalam kolam, dan memakan kulit ari yang terdapat pada kaki.