Perang Lombok adalah perang yang terjadi di daerah Lombok yang melibatkan suku asli pulau Lombok yang bernama suku Sasak dengan penguasa Bali dan Mataram saat itu, Anak Agung Gde Ngurah Karangasem.
Perang tersebut terjadi disebabkan peraturan yang diberlakukan oleh kerajaan Mataram waktu itu sangat menyengsarakan suku Sasak. Beberapa peraturan tersebut antara lain sebagai berikut:
- Gelar Raden dihapus bagi suku Sasak.
- Prasasti dan silsilah bagi suku Sasak dihapus.
- Peraturan tentang pertanahan yang hanya menguntungkan kerajaan.
- Peraturan pembagian harta warisan yang kurang adil.
- Pimpinan Sasak diberi gelar Jero.
Dengan adanya peraturan tersebut menyebabkan banyaknya terjadi pemberontakan yang dilancarkan oleh suku Sasak kepada kerajaan Mataram. Namun pemberontakan-pemberontakan tersebut hanya mengalami kegagalan karena tidak adanya persatuan yang di kalangan suku Sasak.
Baru setelah kegagalan demi kegagalan dialami, para pemuka suku Sasak mengadakan perundingan untuk menyatukan kekuatan melawan kerajaan Mataram-Bali. Setelah setuju mengadakan aliansi, para pemuka Sasak langsung menunjuk panglima perang yang mana pilihan tersebut jatuh kepada Tuan Guru Haji Ali Batu dari Sakra.
Selain itu, dalam pertemuan tersebut juga diputuskan bahwa Sasak akan meminta bantuan persenjataan kepada Belanda yang ada di Bali. Dengan banyaknya pelanggaran perjanjian yang dilakukan kerajaan Mataram terhadap pihak Belanda, semakin membuat pihak Belanda dengan senang hati akan membantu Sasak.
Dan pada akhirnya kerajaan Mataram berhasil dikalahkan oleh suku Sasak yang mendapat bantuan senjata dan pasukan dari Belanda.
Itulah sekilas tentang perang Lombok. Semoga bermanfaat.