Bahan dasar keramik – Keramik yaitu suatu materi atau zat yang terbuat dari senyawa non metal anorganik dengan cara beberapa proses pemanasan dan pendinginan. Materi keramik mempunyai materi yang berbentuk kristalin atau paling tidak sebagiannya berbentuk kristalin.
Keramik terdahulu yang pernah dibuat oleh manusia yaitu benda tembikar, termasuk juga patung-patung yang sudah berumur 2700 tahun, terbuat dari tanah liat, baik tanah liat atau tanah liat yang dicampur dengan bahan lain, yang dikeraskan dalam api. Lalu keramik dikilapkan dan dibakar untuk menciptakan warna dan permukaan yang halus.
Keramik untuk saat merupakan produk dalam negeri, industri dan bangunan serta dari berbagai seni keramik. Pada abad ke-20, bahan keramik yant baru dikembangkan untuk digunakan dalam rekayasa keramik , seperti dalam semikonduktor. Bahan baku keramik yang umum digunakan adalah felspard, ball clay, kwarsa, kaolin, dan air.
Bahan Dasar Keramik – Mineralogi Keramik
Keramik secara tradisional yaitu berdasarkan pada mineral oksida, atau mineral-mineral lain yang mana dapat berubah menjadi sebuah oksida-oksida luluh, seperti hidroksida, sulfida, halida, karbonat, phospatat dan lain-lain. Mineral-mineral ini merupakan gabungan dari sebagian besar unsur yang ada dipermukaan bumi ini.
Bagaimanapun juga, berkaitan dengan keunggulan oksigen dalam kerak bumi, hampir dari setengah unsur yang telah dikenali terjadi secara normal sebagai oksida, dan biasanya oksida kompleks seperti silikat. Struktur silikat meliputi dari sejumlah besar unsur-unsur di dalam tabel periodik. Jadi, kita bisa secara nyata mengatakan bahwa “ sebagian dari dunia ini adalah keramik…”
Deret unsur-unsur yang relatif besar dimana sering terdapat dalam keramik yant meliputi: O, Al, Si, Ca, Mg, Ti, Na, K. Hal ini menarik untuk dicatat, bahwa beberapa dari keramik, menunjukkan konsentrasi yang agak tinggi pada air laut. Sebagian besar MgO dengan kemurnian tinggi (suatu bahan tahan api) sekarang ini disediakan dari air laut.
Bahan Dasar Keramik – Batu Beku
Bagaimanapun juga, sebagian besar mineral penting di dalam keramik berasal dari transformasi batu beku yaitu dari perapian (igneous rock), seperti halnya granit atau basal dimana kristal terbentuk dari magma. Batu-batu ini yaitu silikat kompleks, dimana komposisinya bisa menggambarkan kandungan dari oksida biner yang sederhana seperti clay, silika, alumina, alkali dll.
Silika, oksida yang relatif besar di Bumi merupakan dasar dari klasifikasi ini. Batu dengan proporsi SiO2 yang tinggi (biasanya mengandung alumina yang tingi – dimana merupakan komponen kedua terbesar di dalam kerak Bumi, mengandung 16% berat) dikenal dengan nama asidik (acidic), dan silika rendah (biasanya mengandung magnesia yang tinggi {[3,1% dari kerak bumi] dan/atau kalsia [5,7% dari kerak bumi]): didefinisikan sebagai dasar.
Alumina sedikit tidak umum dalam batuan dasar, tapi sebaliknya: magnesia juga tidak umum dalam batuan asidik. Hal ini sangat menguntungkan dalam produksi bahan tahan api khususnya: kontaminasi silang dari bebatuan dasar dan asidik yang akan menyebabkan kehilangan ketahanan api yang signifikan, yaitu secara signifikan dapat menurunkan titik lebur yang mengkontaminasi bahan.
Kristalisasi dari batuan beku dari perapian ini menjadikan formasi dari silikat dan mineral-mineral lain yang penting dalam pemrosesan keramik. Istimewanya, hal ini juga dipercaya dimana kerusakan dari beberapa silikat, membentuk sebuah formasi mineral tanah liat.
Bahan Dasar Keramik – Silika
Salah satu bahan baku dasar untuk keramik tradisional yaitu lempung, silika SiO2, dan Fledspars (K, Na) AlSi3O8, dan dari beberapa industri kimiawi lain. Tidak ada mineral-mineral yang dipakai dalam pemrosesan tradisional, keramik bisa diperlakukan sebagai “komposisi tetap”. Yaitu, mereka tidak mempunyai komposisi yang diberikan oleh formula kimia.
Sebagai contoh, kandungan silika pada lepung Kaolin. Secara umum bervariasi pada 45% berat hingga 50% berat, dan alumina 35 % berat hingga 40% berat. Keseimbangan tersebut dipengaruhi oleh komponen yang mudah menguap (air dan organiks), dari 10% berat sampai 15% berat. Jumlah ini bisa dibandingkan dengan formula kimiawi ideal dari mineral-mineral silikat terpilih berikut:
Mineral Formula Kimia Ideal;
- Piropillit Al2(Si2O5)2(OH)2
- Kaolinit Al2(Si2O5)(OH)4
- Monmorilonit (Al1,67 Na0,33 Mg0,33)(Si2O5)2(OH)2
- Mika Al2K(Si1.5Al0,5)2 (OH)2
- Ilit Al2-xMgxK-1-x-y(Si1,5-yAl0.5+YO5)2(OH)2
- Halosit Al2(Si2O5)(OH)4 2H2O