Jika berbicara cerita misteri pesugihan terdapat banyak cerita yang beredar di masyarkaat. Dalam Islam Pesugihan termasuk dari kesyirikan dan merupakan dosa besar yang tidak akan diampuni oleh Allah SWT. Berikut dibawah ini beberapa cerita misteri pesgihan yang bisa kamu jadikan pelajaran.
Cerita Misteri Pesugihan Putri Ulat Bulu
Demi mendapatkan kekayaan secara instan banyak orang seringkali mengambil jalan pintas. Mereka tidak peduli meski jalan tersebut sesat yang penting bisa menikmati kekayaan melimpah ruah.
Pesugihan menjadi salah satu pilihan yang paling mudah untuk mereguk kenikmatan dunia yang pada dasarnya hanya sesaat. Kisah Narno (48 tahun) dibawah menjadi bukti nyata bahwa pesugihan memang benar adanya. Dan kebanyakan beraakhir tragis.
Kehidupan yang pas-pasan membuat Narno dikucilkan di lingkungan tempat tinggalnya. Tetangga seolah mencibir keadaan ekonomi pria yang benar-benar jauh dari standar minimal tersebut.
“Aku benar-benar orang sangat terhinakan di tempat ini,” gumamnya suatu ketika.
Ia merasa tidak jelas lagi perjalanan hidupnya dari hari ke hari dikurung kemiskinan yang mendera. Dia sudah tidak lagi tahu cara apa yang akan dia tepuh untuk mengubah nasibnya menjadi lebih baik. Narno pun sudah merasa tidak punya muka untuk sekedar bertemu dengan tetangga.
Keluhan batin Narno yang sehari hari bekerja sebagai buruh harian ini rupanya juga dialami oleh istrinya. Sebut saja Tati (41 tahun). Sang istri tercinta juga dilanda rasa bosan hidup dalam kondisi serba kesusahan.
Keimanan pasangan suami istri itupun goyah. Mendapat saran dari seorang sahabat, Narno pergi menemui orang pintar di sebuah kota kecil daerah Jawa Barat. Orang pintar yang konon sudah terkenal di kota sekitar sebagai ‘dewa’ penolong bagi warga setempat yang mengalami kesusahan dalam berbagai hal.
Tanpa berpikir panjang keduanya mencari uang untuk ongkos perjalanan menuju kota tempat tinggal si orang pintar.
Alhasil sampailah Narno di tempat tinggal si orang pintar selepas ashar. Pintu rumah diketuknya. Terdengar orang melangkah dan berdehem pelan dari balik pintu. Daun pintu terbuka lebar menunjukkan seraut wajah yang sudah dipenuhi gurat ketauaan.
Si orang tua memepersilahkan masuk dan duduk dan memperkenalkan diri, namanya Mbah Jenggot. Tepat didepannya terdapat meja kerja dengan segala aksesoris yang lazim dipakai oleh pedukunan. Sebuah wadah berisi pasir dijadikan tempat untuk menancapkan lidi dupa.
“Kamu sedang kesusahan ya? Datang kemari untuk minta tolong Mbah kan?” kata Mbah Jenggot sambil menatap tamunya
“Benar, Mbah. Kamis sedang dirundung kesusahan,” Ujar Narno hendak menceritakan lebih lanjut.
“Ya, ya.. Mbah tahu itu. Anak buah mbah sudah bilang bahwa kamu akan datang kesini minta tolong,” potong Mbah Jenggot.
Narno diminta untuk menginap malam intu oleh Mbah jenggot. Karena malam itu saat yang tepat buat Narno untuk melakukan ritual
“Malam ini kamu tidur di kamar tengah sana. Tetapi jangan kaget bila sesuatu terjadi menjelang tengah malam nanti. Kalau kamu sampai lari ketakutan, maka semua yang kamu inginkan akan hilang,” ujar Mbah Jenggot sebelum mengantarkan tamunya menuju kamar.
Narno hanya bisa patuh pada Mbah Jenggot. Diluar rumah tedengar kepak klelawar mencari mangsa. Suara burung hantu diatas pohon dekat jendela kamar. Suasana menyeramkan membuat Narno sulit tidur.
Wuuuss…! Segumpal asap muncul dari salah satu sudut kamar itu. melihat fenomena yang tidak lazim itu, bulu kuduk Narno berdiri. Merinding. Muncul gumpalan asap membumbung. Kamar pun nyaris tertutup asap putih. Tiba tiba berubah menjadi gumpalan laksa salju, sebelum akhirnya berubah menjadi seekor ulat bulu. Ukuran tubuh ulat bulu anak kambing dan terus membengkak hingga sebesar gulungan kasur.
Bulu-bulu kasar menutupi hampir sekujur tubuh ulat bulu. Melihat fenomena yang tidak wajar, mencekam, seperti itu, kini Narno tidak bisa lagi melarikan diri dari dalam kamar. Karena rasa takut yang sangat telah membuat tubuh laki-laki itu tak bisa bergerak. Semua sendi di tubuhnya serasa sulit untuk digerakkan. Tubuhnya seperti merekat kuat di atas balai-balai.
Sang ulat bulu pun merayap perlahan menghampiri tubuh narno yang menggulung diri di atas tempat tidur. Lalu serta-merta kaki-kaki ulat bulu itu mencengkeram dan menindih tubuh Narno yang nyaris mati karena ketakutan. Akhirnya, Narno pun cuma bisa pasrah. la mengira saat itulah dirinya akan dicabut nyawa oleh ulat bulu berukuran raksasa.
Entah berapa lama si ulat bulu tidak lazim itu “bertengger” di atas tubuh Narno. Lendir berbau wangur dari tubuh ulat bulu tercium menyengat di hidung laki-laki itu. Ia pun kini dalam keadaan setengah semaput alias hampir tidak sadarkan diri karena ketakutan.
“Berikan aku kehangatan, wahai pria jantan,” begitu desah si ulat bulu yang kini menindih erat tubuh Narno. Entah berapa lama si ulat bulu raksasa menggumuli tubuh Narno. Dia hanya pasrah tak bisa bergerak atau melawan karena takut. Tak diyana sang ulat bulu berubah menjadi gadis cantik nan menawan.
Dalam “pertempuran” tidak lazim itu, ketika si putri ulat bulu telah mencapai titik klimaks, Narno merasakan ada sesuatu yang keluar dari bagian bawah perut putri ulat bulu yang menindihnya. Dari bagian tubuhnya keluar buliran-buliran emas bulat sebesar biji kelereng.
Cerita pun terus bergulir. Ritual aneh yang dilakukan Narno di rumah Mbah Jenggot secara perlahan telah mengubah kehidupannya. Ia dengan sang istri untuk beberapa lama hijrah keluar kampung guna menghindari kecurigaan tetangga. Rumah mereka yang hampir ambruk mereka tinggalkan begitu saja.
“Untuk beberapa lama kami harus meninggalkan kampung ini, Pak RT. Kebetulan ada kerabat jauh yang minta kami bekerja di perusahaan miliknya,” kata Narno pamitan kepada Pak RT. Ia hanya bersandiwara seolah-olah hendak pergi ke luar Jawa untuk bekerja.
“Syukurlah bila demikia, Pak Narno. Saya senang mendengar kalian sudah punya pekerjaan yang pasti,” sahut Ketua RT sambil berpesan agar Narno tetap menjalin komunikasi.
“Terima kasih, Pak RT. Doakan kami agar sukses di perantauan nanti.” kata Narno dengan takzim.
Waktu terus berlalu. Hari berganti minggu, minggu berganti bulan. Hampir genap setahun Narno mengubah rumah kumuhnya menjadi sebuah rumah mewah. Berbagai perabot mahal melengkapi rumah Narno sekarang. Untuk tetangga yang dulu mencibir dirinya, ia mengaku bekerja di proyek swasta dengan penghasilan yang lebih dari lumayan.
Narno juga mengaku dipercaya oleh kerabatnya mengelola badan usaha yang bergerak di bidang properti dan infrastruktur. Hebatnya lagi, dengan kekayaan harta yang berlimpah Narno maupun istrinya jadi gemar berderma.
Namun demikian para tetangga melihat terdapat perubahan drastis pada diri Narno. Mereka melihat meski kehidupan Narno telah jauh berbeda dibanding dulu, namun laki-laki tersebut kini berubah perangai jadi pemurung. Narno yang dulu ceria, kini jadi lebih banyak diam. Bobot tubuhnya juga melorot drastis membuat Narno terlihat kurus dan pucat. Tati istrinya juga sekarang jarang keluar rumah.
Fisik Narno pun kian ambruk. Hingga pada suatu ketika ia memanggil istrinya.
“Aku sudah tidak sanggup lagi melakukan semua ini,” ujar Narno mengeluhkan beberapa sendi tubuhnya yang serasa mau lepas.
“Kita pergi berobat saja ke dokter, Pak? Supaya sakitnya bisa sembuh seperti sedia kala,” sahut sang istri menyimpan kekhawatiran suaminya akan berhenti melakukan ritual pada malam – malam tertentu.
“Dokter tidak mungkin bisa menyembuhkan penyakit ini. Satu-satunya orang yang bisa menyembuhkan hanya Mbah Jenggot. Tapi itu tidak mungkin karena beliau sekarang sudah tiada,” kata Narno seraya berpikir mencari jalan keluar dari jeratan perempuan siluman putri ulat bulu.
Terlintas ide di benak Narno. Yakni, kamar tempat ritual ia bongkar jadi acak-acakan. Di sana tak lagi diberi wewangian parfum yang disukai oleh “kekasih” gaibnya. Tempat tidur pun digantinya dengan ranjang kayu yang sudah usang.
Namun ide Narno tidak berarti apa-apa. Pada malam Jumat sang siluman tetap bertandang ke kamar untuk minta dipuaskan syahwatnya.
“Narno, kemarilah,” perempuan siluman mencari Narno yang ketika itu sengaja tidur bersama istrinya di kamar depan.
“Kamu telah mengkhianati perjanjian Narno,” kata siluman ulat bulu geram. Sedetik kemudian tubuh ulat bulu melompat dan mencekik leher Narno.
Sekujur tubuh Narno pun dicabik-cabik dengan sengatnya yang mematikan. Nasib serupa dialami istri Narno. Perempuan yang sudah terbius kemewahan duniawi sesaat itu mati dalam kondisi tubuh yang mengenaskan. Teriakan minta tolong hanya berhenti sampai tenggorakan mereka.
Keesokkan harinya seisi kampung pun geger. Aparat kampung, polisi, dan sejumlah wartawan datang ke tempat Narno yang terletak di ujung desa. Masing-masing mencari tahu penyebab kematian yang dialami pasangan suami istri tersebut.
Namun sampai cerita ini ditulis, mereka tidak tahu pelaku pembunuhan sadis itu.
Begitulah siapapun yang bermain main dengan sesuatu yang telah Allah larang untuk melakukanya maka ia akan membayar entah itu didunia atau di akhirat kelak. Sekiranya Cerita Misteri Pesugihan ini bisa menjadi pelajaran untuk kita semua.