Kiyai, penyair, novelis, pelukis, budayawan dan cendekiawan muslim, ini telah memberi warna baru pada peta perjalanan kehidupan sosial dan politik para ulama. Ia kiyai yang bersahaja, bukan kiyai yang ambisius.
Beliau adalah Kiyai Haji Mustofa Nisri adlah lebih akrab dengan sapaan Gus Mus. Gus Mus adalah ulama Indonesia, tokoh Nahdlatul Ulama yang begitu kharismatik dan di hormati bukan hanya oleh orang islam saja, bahkan pemeluk agama lain.
Beliau selalu mengedepankan kemanusiaan dan kerukunan antar umat beragama. Tausiah-tausiahnya yang begitu menyejukkan hati, penyampaiannya yang kalem, sopan dan penuh tata kerama menjadikan ia ulama yang di cintai oleh masyarakat.
Gus Mus adalah sahabat akrab Alm. Gus Dur (Presiden RI ke 4), yang memiliki pemikiran yang mirip dengan beliau. Selalu mengedepankan kemanusiaan dan kerukukan antar umat beragama.
Selain itu, Gus Mus juga seorang penyair puisi, puisi-puisi karya Gus Mus begitu indah dan menyentuh. Banyak penggemar-penggemar dari karya Gus Mus ini. Selain penyair, beliau juga seorang novelis, seroang pelukis dan seorang suami dan ayah yang hebat untuk ke-7 ananknya.
Ia kiyai yang kharismatik, kiyai pembelajar bagi para ulama dan umat. Beliau adalah Pengasuh Pondok Pesantren Roudlatut Thalibin, di Rembang, Jawa Tengah.
Beliau pernah diminta untuk dicalonkan menjadi Ketua Umum PB Nahdlatul Ulama dalam Muktamar NU ke-31 28/11-2/12-2004 di Boyolali, Jawa Tengah, akan tetapi beliau enggan. Karena beliau mempunyai prisip kuat, dan beliau begitu mengkur diri ketika akan menjani sesuatu. Dibawah ini, biografi lengkap Kiyai Mustofa Bisri
Biografi Gus Mus (Kiyai Mustofa Bisri)
Lahir : Rembang, 10 Agustus 1944
Agama : Islam
Jabatan: Pimpinan Pondok Pesantren Roudlatut Thalibin, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah
Istri: Siti Fatmah
Anak:
- Ienas Tsuroiya
- Kautsar Uzmut
- Randloh Quds
- Rabitul Bisriyah
- Nada
- Almas
- Muhammad Bisri Mustofa
Ayah : Mustofa Bisri
Ibu : Marafah Cholil
Pendidikan :
- Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadiin, Lirboyo Kediri
- Pesantren Al-Munawwir Krapyak, Yogyakarta
- Pesantren Raudlatuh Tholibin, Rembang
- Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir
Karya Tulis Buku:
- Dasar-dasar Islam (kitab terjemahan, Abdillah Putra Kendal, 1401 H);
- Ensklopedi Ijma’ (kitab terjemahan bersama KH. M.A. Sahal Mahfudh, Pustaka Firdaus, Jakarta, 1987);
- Nyamuk-Nyamuk Perkasa dan Awas, Manusia (cerita anak-anak, Gaya Favorit Press Jakarta, 1979);
- Kimiya-us Sa’aadah (kitab terjemahan bahasa Jawa, Assegaf Surabaya);
- Syair Asmaul Husna (kitab bahasa Jawa, Penerbit Al-Huda Temanggung);
- Ohoi, Kumpulan Puisi Balsem (Penerbit Pustaka Firdaus, Jakarta, 1991,1994);
- Tadarus, Antalogi Puisi (Penerbit Prima Pustaka Yogya, 1993);
- Mutiara-Mutiara Benjol (Buku Lembaga Studi Filsafat Islam Yogya, 1994);
- Rubaiyat Angin dan Rumput (Majalah Humor dan PT. Matra Media, Cetakan II, Jakarta, 1995);
- Pahlawan dan Tikus (buku kumpulan puisi, Pustaka Firdaus, Jakarta, 1996);
- Mahakiai Hasyim Asy’ari (kitab terjemahan, Kurnia Kalam Semesta Yogya, 1996);
- Metode Tasawuf Al-Ghazali (kitab tejemahan dan komentar, Pelita Dunia Surabaya, 1996);
- Saleh Ritual Saleh Sosial (Penerbit Mizan, Bandung, Cetakan II, September 1995);
- Pesan Islam Sehari-hari (Penerbit Risalah Gusti, Surabaya, 1997);
- Al-Muna (kitab Syair Asmaul Husna, Bahasa Jawa, Yayasan Pendidikan Al-Ibriz, Rembang, 1997);
- Fikih Keseharian (Yayasan Pendidikan Al-Ibriz, Rembang, bersama Penerbit Al-Miftah, Surabaya, Juli 1997)
Organisasi:
- Mantan Rois Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PB NU) periode 1994-1999 dan 1999-2004.
Mengenal Lebih Dekat Sosok Gus Mus
Gus Mus adalah seorang alumnus dan penerima beasiswa dari Uiversitas Al Azhar Kairo (Mesir, 1964-1970), ia melakukan studi islam dan bahasa arab. Beliau lahir di Rembang, 10 Agustus 1944.
Sebelum di Kairo, beliau belajar SR di rembang selama 6 tahun di tahun 1950-1956, beliau juga belajar di Pesantren Lirboyo, Kediri, pada tahun 1956-1958, di Pesantren Krayak, Jogja, 1958-1962, dan di Pesantren Taman Pelajar Islam, Rembang, di tahun 1962-1964.
Sejak kecil, beliau diasuh dilingkungan ulama, dalma keluarga patrotis, penuh kasih sayang, dan beliau yatim sejak kecil dan diasuh oleh kakeknya K.H Zaenal Mustofa. H. Zaenal Mustofa adalah seorang saudagar yang begitu terkenal menyayangi ulama.
Hasil perpauan keluarga H. Zaenal Mustofa dan para ulama terpatri dalam berdirinya ” Taman Pelajar Islam” (Roudlatuth Tholibin), Pondok Pesantren yang saat ini di asuh oleh Gus Mus bersaudara.
Pesantren Roudlatuth Tholibin, didirikan oleh ayaha Gus Mus (K.H Bisri Mustofa) di tahun 1955, Pesantren ini secara fisik dibangun diatas tabah wakaf H. Zaenal Mustofa.
Gus Mus Menikah
Gus Mus menikah dengan Hj. Siti Fatmah pada tahun 1971. Mereka berdua di karuniai oleh Allah 6 anak (6 seorang putri, dan 1 putra). putra Gus Mus bernama M. Bisri Mustofa, dan sekarang Gus Mus mempunyai 13 cucu. Keluarga yang saling menyayangi, Gus Mus selalu menjaga hubungan saling menghormati hubungan di dalam keluarga.
Gus Mus adlah sosom yang aktif, di seorang ulama, seorang politisi juga seorang aktifis masyarakat.Belaiu pernah menjaba sebagai anggota Majelis Konstutante tahun 1955, sebagai anggota MPRS tahun 1959, Anggota MPR tahun 1971, hal ini tidak denagn sendirinya membuat Gus Mus tertarik terhadap dunia politik.
Jika kahirnya Gus Mus terjn ke dunia politik, yaitu menjadi anggota DPRP Jawa Tengah di tahun 1982-1922; Anggota MPR RI 1992-1971, itu karena pertimbangan tanggung jawab lebih yang tidak bisa dielakkan mengingat kapasitas beliau. Keputusan dan sikap politik yang sulit, beliau sangat mempertimbangkan restu keluarganya.
Di dalam setiap langkah yang akan beliau ambil, beliau selalu meminta pertimbangan dan ijin keluarga, terutama istri beliau tercinta Hj. Siti Fatmah, selain itu juga anak-anaknya.
Penutup.
Semoga dengan membaca biografi Gus Mus, kita bisa lebih mengenal sosok beliau yang begitu kharismatik. Dengannya, kita bisa belajar dan mengambil pelajaran dari kisah-kisah inspiratif beliau.
Salam.
***