Menengok Adat Istiadat Sunda dalam Meminta Hujan

Beragam suku di Indonesia beragam pula adat istiadatnya. Salah satu suku yang cukup banyak di Indonesia adalah suku sunda. Selain masyarakatnya yang dikenal lemah lembut, mereka juga saling menghargai, religius dan spiritual. Sebagaimana pepatah sunda, “pameo silih asuh asih dan silih asuh”, yaitu saling mengasihi, menyempurnakan atau memperbaiki diri dan saling melindungi.

Suku sunda memiliki adat istiadat yang telah diwariskan turun-temurun. Mulai dari upacara adat masa pernikahan, kehamilan, kelahiran, masa kanak-kanak, kematian dan lain-lain. Salah satu keunikan adat istiadat sunda adalah tradisi “babangkongan” yang dilaksanakan pada saat musim kemarau berkepanjangan melanda.

Tradisi babangkongan merupakan tradisi yang berada di sebuah desa bernama Cigarukgak, kecamatan Ciawigebang kabupaten Kuningan Jawa Barat. Tradisi ini yang bertujuan untuk meminta hujan agar sawah-sawah tidak gagal panen. Waktu pelaksanaannya dimulai sejak terbenam matahari (ba’da maghrib) hingga pukul 12 malam.

adat-sunda
baraya-pasundan.blogspot.co.id

Tradisi ini melibatkan seorang pawang, seorang anak yatim laki-laki yang berusia 8-11 tahun, empat orang laki-laki dewasa yang cukup kuat untuk mengangkat anak yatim lalu di arak. Pertama-tama acara dimulai dengan beberapa rangkaian ritual, seorang pawang memimpin langsung doa, meminta izin kepada Yang Maha Kuasa agar acara berjalan dengan lancar.

Dalam ritual ini, unsur magis masih mendominasi, terbukti dari sesaji yang disediakan kemudian menggunakan kemenyan. Setelah ritual selesai, anak yatim tersebut dibaringkan di atas bambu yang berbentuk seperti tandu lalu ditutup dengan sehelai kain layaknya mayat yang akan dikebumikan. Setelah itu, ia diarak mengelilingi desa.

Yang menariknya, setiap warga yang rumahnya dilewati harus menyiapkan air, sedikitnya satu gayung penuh untuk disiramkan kepada anak yatim tersebut lalu memberi uang seikhlasnya untuk anak yatim tersebut. Hal ini bermaksud agar setiap muslim harus selalu mengasihi anak yatim.

Dalam arak-arakan tersebut juga diiringi dengan puji-pujian dan shalawat nabi. Ritual ini dilaksanakan setiap malam selama seminggu penuh. Setelah acara berakhir, masyarakat hanya tingal menanti datangnya hujan. Dan biasanya setelah dua minggu hujan akan turun.