Agresi Militer Belanda 1, Penyebab, Tujuan, dan Dampaknya

AGRESI MILITER BELANDA 1 – Pada artikel ini akan dibahas mengenai salah satu peristiwa penting yang terjadi ketika Indonesia berada dalam masa penjajahan Belanda. Mari kita sedikit melihat ke belakang melihat betapa liciknya bangsa belanda yang menjajah Indonesia pada saat itu.

Untuk mengingat kembali perjalanan menuju kemerdekaan Indonesia, ada baiknya kita juga harus mempelajari kembali sejarah bangsa ini ketika dalam masa penjajahan. Kalau begitu langsung saja kita bahas mengenai peristiwa Agresi Militer Belanda 1 untuk melihat perilaku kejam Belanda pada negara ini.

Pengertian Agresi Militer Belanda 1

agresi militer belanda 1
sejarahpusdikzi.wordpress.com

Agresi Militer Belanda 1 merupakan sebuah operasi militer yang dilakukan oleh bangsa belanda kepada Negara Indonesia pada tanggal 21 Juli 1947 hingga tanggal 5 Agustus 1947. Dalam bahasa Belanda peristiwa ini dikenal dengan nama Operatie Product yang dalam bahasa Indonesia berarti “operasi produk”.

Belanda beralasan bahwa apa yang mereka lakukan ketika Agresi Militer Belanda 1 merupakan aksi polisional. Artinya bahwa Belanda beralasan bahwa semua itu dilakukan guna memulihkan keamanan negara Indonesia. Hal tersebut mereka lakukan dengan tujuan mempertahankan penafsiran mereka terhadap perjanjian Linggarjati.

Alasan tersebut mereka gunakan agar bisa kembali melakukan penjajahan di atas bumi Indonesia. Setelah peristiwa Agresi Militer Belanda 1, selanjutnya Belanda juga melakukan aksi yang disebut dengan nama Agresi Militer Belanda 2 pada tanggal 19 Desember 1948.

Penyebab Munculnya Peristiwa Agresi Militer Belanda I

agresi militer belanda 1
myrepro.wordpress.com

Peristiwa ini dimulai dengan terjadinya perselisihan antara bangsa Indonesia dengan para penjajah Belanda mengenai penafsiran hasil dan ketentuan yang telah disepakati pada Perundingan Linggarjati. Berdasarkan penafsiran Negara Indonesia, operasi Agresi Militer Belanda 1 melanggar hasil Perundingan Linggarjati.

Sedangkan bangsa Belanda terus memaksa kehendak mereka untuk menjadikan Negara Indonesia sebagai negara persemakmuran Belanda dengan Belanda sebagai negara induknya. Tentu hal tersebut ditolak dan ditentang oleh bangsa Indonesia yang menginginkan kedaulatan dan terlepas dari campur tangan Belanda.

Tujuan dari Dilakukannya Agresi Militer Belanda 1

agresi militer belanda 1
kakakpintar.com

Dibalik peristiwa ini Belanda memiliki beberapa tujuan yang ingin dicapai, agar dapat merebut kembali kedaulatan Negara Indonesia. Berikut tiga aspek yang menjadi tujuan Belanda ketika melakukan Agresi Militer Belanda 1.

  1. Aspek Politik, Belanda ingin mengepung ibu kota Republik Indonesia dan menghilangkan kedaulatan Indonesia yang telah kita capai dengan susah payah.
  2. Aspek Ekonomi, mereka berkeinginan menguasai sumber daya alam terutama makanan dan bahan-bahan ekspor lainnya.
  3. Aspek Militer, Belanda ingin menghancurkan Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Kronologis Peristiwa Agresi Militer Belanda 1

sejarah-interaktif.blogspot.com

Peristiwa Agresi Militer Belanda 1 diprakarsai oleh H.J. Van Mook yang berencana membentuk sebuah negara boneka dan ingin menguasai kembali wilayah Indonesia. Demi mencapai tujuannya Belanda akhirnya tidak mengakui hasil Perundingan Linggarjati, bahkan merusak kertas hasil perundingan tersebut.

Hingga pada akhirnya Belanda melakukan operasi militer pada tanggal 21 Juli 1947 dengan menyerang daerah-daerah di Pulau Jawa dan Sumatra. Pada saat itu pihak TNI belum siap menghadapi serangan yang datang secara tiba-tiba, sehingga membuat pasukan TNI terpencar-pencar.

Pada keadaan yang seperti itu, akhirnya pasukan TNI berusaha mendirikan tempat pertahanan baru dan melancarkan strategi perang gerilya untuk menghadapi pasukan Belanda. Hal ini membuat gerakan Belanda menjadi terbatasi yang hanya terdapat di kota-kota besar dan jalan raya. Sedangkan di luar kota dikuasai oleh TNI.

Agresi Militer Belanda 1 ternyata mengakibatkan reaksi yang hebat berasal dari dunia Internasional. Pada tanggal 30 Juli 1947. Permintaan formal sehingga masalah Indonesia langsung dimasukkan dalam daftar acara Dewan Keamanan PBB.

Pada tanggal 1 Agustus 1947, Dewan Keamanan PBB memerintah penghentian permusuhan antara kedua belah pihak. Kemudian gencatan senjata mulai berlaku pada tanggal 4 Agustus 1947.

Guna mengawasi pelaksanaan gencatan senjata, dibentuk Komisi Konsuler yang anggotanya terdiri atas konsul jenderal yang tersedia di Indonesia. Komisi Konsuler yang dikuasai oleh Konsuler Jenderal Amerika Serikat Dr. Walter Foote dengan anggotanya Konsul Jenderal Cina, Prancis, Australia, Belgia dan Inggris.

Komisi Konsuler tersebut diperkuat dengan militer Amerika Serikat dan Prancis, yaitu sebagai peninjau militer. Pada laporannya kepada Dewan Keamanan PBB, Komisi Konsuler memperlihatkan bukti bahwa pada rentang tanggal 30 Juli 1947 – 4 Agustus 1947 pasukan Belanda masih mengerjakan gerakan militer.

Pemerintah Indonesia menolak garis demokrasi yang diajukan oleh bangsa Belanda. Hal ini dilakukan berdasarkan kondisi pasukannya sesudah diperintahkan melakukan gencatan senjata. Meskipun demikian penghentian tembak-menembak sudah didiskusikan, tapi belum mendapatkan solusi yang bisa meminimalkan jatuhnya korban jiwa.

Dampak yang Ditimbulkan Agresi Militer Belanda 1

agresi militer belanda 1
sejarahpusdikzi.wordpress.com

Dampak yang diperoleh bangsa Indonesia akibat ada agresi militer I oleh pihak Belanda yaitu sempat dikuasainya lebih dari satu daerah-daerah perkebunan yang lumayan luas. Dimana semuanya kebanyakan berada di wilayah Sumatera Timur, Palembang, Jawa Barat dan Jawa Timur.

Meski PBB sudah ikut mendukung mencegah agresi militer yang dilakukan Belanda pada Indonesia melalui perintah untuk penghentian tembak-menembak, tidak berarti bahwa Agresi Militer Belanda 1 langsung berhenti. Mereka terus berupaya melakukan gerakan pembersihan untuk mengamankan wilayah yang sudah didudukinya.

Dalam gerakan pembersihan ini kerap pula pasukan Belanda melakukan tindakan yang kejam, terlebih lagi di daerah-daerah yang sudah mereka duduki tetapi tidak mampu dikuasai. Seperti daerah di sekitar Karawang-Bekasi. Pasukan Indonesia yang beroperasi di sekitar bergerak di bawah pimpinan Lukas Kustrayo.

Setelah pembentukan BKR ia segera bergabung, dan pasukan yang dibentuknya beroperasi di sekitar Bekasi. Setelah Belanda menyerang pada bulan Juli 1947 Lukas tetap beroperasi di sana dan tetap mengganggu Kedatangan Belanda di daerah itu, juga setelah diadakan penghentian tembak-menembak.

Kegiatan Lukas terlalu membuat jengkel Belanda, karena itu Lukas diberi julukan ”Tijger van West Jawa” (Harimau Jawa Barat). Belanda kemudian terus mengupayakan mengejar Lukas dan pasukannya, tetapi tetap tidak pernah berhasil.

Setelah Belanda mendapat kabar bahwa Lukas berada di desa Rawagede, mereka langsung menyerbu desa itu pada tanggal 9 Desember 1947, namun lagi-lagi Lukas dan pasukannya lolos. Karena marah dan frustasi karena mereka kegagalannya, pasukan Belanda menembaki rakyat desa Rawagede dan membunuh 491 orang.

Kekejaman Belanda lainnya adalah pembantaian terhadap rakyat Sulawesi Selatan pada bulan Januari 1948 yang operasinya dipimpin oleh pasukan Kapten Wasterling.

Juga kejadian kapten api maut di Jawa Timur, yaitu ketika pasukan Indonesia yang tertawan oleh Belanda dimasukkan di dalam gerbong kereta api. Gerbong tersebut kemudian ditutup rapat tanpa ventilasi, sehingga menyebabkan seluruh tawanan mati lemas dikarenakan kepanasan dan kehabisan oksigen.

Perlawanan Bangsa Indonesia

historia.id

Tanpa kenal lelah, para tokoh Indonesia di luar negeri membela kepentingan Indonesia. Mereka berupaya memperlihatkan kepada dunia internasional bahwa Indonesia layak dan mampu merdeka dan berdaulat. Keberhasilan perjuangan diplomasi terbukti dari timbulnya reaksi keras terhadap tindakan agresi militer Belanda.

India dan Australia mengajukan resolusi kepada Dewan Keamanan PBB. Amerika Serikat menyerukan sehingga Indonesia dan Belanda menghentikan permusuhan Polandia dan Uni Soviet mendesak sehingga pasukan Belanda ditarik dari wilayah RI.

Di tengah reaksi dunia internasional, terhadap tanggal 3 Agustus 1947, Belanda menerima resolusi Dewan Keamanan PBB untuk menghentikan tembak-menembak.

Itulah tadi sedikit kilas balik mengenai sejarah Agresi Militer Belanda 1. Peristiwa ini menjadi sebuah kenangan yang tidak akan pernah dilupakan oleh bangsa ini. Dengan begitu diharapkan para generasi penerus juga harus terus menanamkan dalam hati bahwa kemerdekaan Indonesia merupakan sesuatu yang sangat berharga dan harus dijaga.