Apakah kamu sering menemui TK Aisiyah, SD Muhammadiyah, SMP Muhammadiyah, dan SMA Muhammadiyah?
Bahkan di banyak kota besar terdapat Universitas Muhammadyah. Sebagai contoh Universitas Muhammadyah Surakarta (UMS), Universitas Muhammadyah Malang (UMM), Universitas Muhammadyah Yogyakarta (UMY), dan lain-lain.
Tak hanya dalam bidang pendidikan, di bidang sosial juga sering kita temuai lembaga amil zakat dan sedekah atau panti asuhan berlabel Muhammadyah.
Dibidang kesehatan terdapat rumah sakit PKU Muhammadyah di berbagai kota di Indonesia. Sebenarnya siapakah tokoh dibalik organisasi besar Muhammadyah yang telah berdiri ratusan tahun ini?
Adapun tokoh pendiri Muhammadyah adalah Ahmad Dahlan. Pendirian organisasi Muhammadyah ini sebenarnya didasari oleh keprihatinan Ahmad Dahlan terhadap kondisi umat Islam pada masa itu.
Perjuangan yang tidak mulus. Penuh dengan halangan, rintangan, onak, serta duri. Bagaimana perjuangan Ahmad Dahlan? Berikut ini garis besar kiprah Ahmad Dahlan sebagai tokoh Islam sekaligus pahlawan nasional.
Latar Keluarga
Ahmad Dahlan lahir di Yogyakarta pada 1 Agustus 1868. Nama asli beliau adalah Muhammad Darwis. Beliau merupakan anak keempat dari tujuh bersaudara. Semua saudaranya perempuan kecuali yang paling bungsu.
Jika ditelusur, dalam darah Ahmad Dahlan mengalir darah Maulana Malik Ibrahim. Beliau merupakan keturunan ke-12. Maulana Malik Ibrahim adalah salah satu tokoh wali songo yang berjasa menyebarkan Islam ke Pulau Jawa.
Riwayat Pendidikan Ahmad Dahlan
Ahmad Dahlan melaksanakan ibadah haji pada usia 15 tahun. Beliau tinggal di Mekah selama lima tahun. Disinilah Ahmad Dahlan belajar pemikiran-pemikiran pembaharuan Islam. Beliau berguru kepada tokoh seperti Muhammad Abduh, Al Afghani, Rasyid Ridho, dan Ibnu Taimiyah.
Pada tahun 1888 beliau pulang ke kampung halamannya dan mengganti namanya dengan Ahmad Dahlan. Selanjutnya tahun 1903, Ahmad Dahlan kembali ke Mekah dan menetap selama 2 tahun. Di masa inilah beliau berguru kepada Syekh Ahmad Khatib. Hasyim Asyari sebagai pendiri NU juga pernah beguru kepada Syekh Ahmad Khatib.
Meskipun NU dan Muhammadyah sering berselisih pendapat, namun sebenarnya pendiri NU dan Muhammadyah pernah menimba ilmu pada guru yang sama.
Kiprah dalam Merebut Kemerdekaan
Salah besar jika banyak yang berfikiran bahwa Islam tak ada peduli dengan nasib bangsa. Ahmad Dahlan yang mumpuni dalam bidang agama juga terlibat aktif dalam politik memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
Ahmad Dahlan bergabung dengan Boedi Oetomo pada tahun 1909. Organisasi ini adalah organisasi pemuda berskala nasional pertama yang kemudian melahirkan tokoh-tokoh nasionalis yang berperan merebut kemerdekaan Indonesia.
Ahmad Dahlan sebagai guru memberikan pelajaran-pelajaran kepada anggota Boedi Oetomo. Banyak anggota yang merasakan kebermanfaatan dari pengajaran Ahmad Dahlan.
Mereka menyarankan Ahmad Dahlan untuk mendirikan sekolah sendiri yang dimanajemen secara rapi dan di dukung organisasi kuat serta bersifat permanen.
Mendirikan Organisasi Muhammadyah
Ahmad Dahlan kemudian menerima saran tersebut dan mendirikan organisasi bernama Muhammadiyah pada 18 November 1912. Pergerakan Muhammadiyah terfokus pada bidang kemasyarakatan dan pendidikan.
Ahmad Dahlan adalah tokoh pencerah yang mengajarkan Islam sesuai perkembangan zaman. Beliau mengajarkan Al Qur’an beserta terjemahan dan tafsirnya agar masyarakat dapat memahami Islam secara keseluruhan.
Pada zaman dahulu orang-orang hanya belajar membaca, melagukan, dan menghafalkan Al Qur’an tanpa tahu maksud dari Al Qur’an itu sendiri.
Reformasi sistem pendidikan yang dilakukan Ahmad Dahlan sangat signifikan. Menurutnya sistem pendidikan pesantren pada masa itu tidak memiliki jenjang yang jelas serta metode pengajarannya tidak efektif. Pengajaran pesantren hanya mengandalkan hafalan tanpa dibekali pengetahuan umum.
Perjuangan yang tidak mudah tentu saja. Lantaran hal yang dilakukan berbeda dengan kebiasaan pada umumnya, tak jarang Ahmad Dahlan di ancam dibunuh dan dianggap kyai palsu.
Namun, hal tersebut tidak menyurutkan langkah Ahmad Dahlan untuk mencerahkan masyarakat dengan nilai-nilai Islam. Bahkan sampai saat meski sudah wafat ini ia tetap memberikan pencerahan pada masyarakat Indonesia.