ARTI CINTA – Siapa yang tdak pernah merasakan jatuh cinta, rasa suka yang teramat dalam dan rasa sayang yang terlampau kuat? Rasanya semua orang pernah merasakan jatuh cinta. Entah pada apa atau pada siapa, jatuh cinta adalah hal yang manusiawi dan fitrah dari yang Maha Kuasa.
Cinta bisa merasuki hati siapa saja yang sedang dimabuk asmara. Rasanya tidak terlampau tinggi mengibaratkannya seperti itu.
Jika cinta adalah sebuah perasaan dan kata sifat, maka akan sangat sulit untuk mengartikan dan mendefinisikannya. Namun dengan beberapa pengibaratan, maka cinta bisa diartikan dan didefinisikan. Beberapa dari arti dan definisi itu diuraikan dalam beberaa poin-poin di bawah ini.
Cinta Adalah Pengorbanan
Cinta adalah sebuah pengorbanan yang hanya bisa dilakukan dengan perasaan suka dan gembira. Seseorang yang mengalami jatuh cinta akan rela mengorbankan apa saja yang dia punya untuk yang dicintainya.
Harta, tenaga, pikiran, bahkan nyawanya juga dikorbankan dengan suka hati tanpa beban. Jika melihat yang dicintainya bahagia, maka itu sudah lebih dari cukup. Tidak ada yang bisa mengalahkan perasaan cinta yang seperti itu.
Cinta Adalah Kerelaan
Cinta dalam arti yang dalam juga merujuk pada kata kerelaan. Cinta yang dalam adalah kerelaan tanpa batas. Merelakan apa saja yang akan terjadi pada diri dan yang dicintainya karena percaya bahwa itu adalah jalan cinta.
Meski jalan itu tidak selalu mulus dan bagus, sebaiknya cinta tidak membuat seseorang terpuruk. Justru dengan mengetahui bahwa cinta adalah kerelaan, seseorang sadar bahwa cinta adalah perjalanan menuju keikhlasan atas kepergian. Meski amat sulit ada awalnya, namun dengan berjalannya waktu, semua akan baik-baik saja.
Cinta Adalah Perjuangan
Cinta adalah perjuangan yang ternilai maupun tidak ternilai. Perjuangan yang membuat seseorang pantas untuk mencintai dan dicintai oleh yang dia harapkan. Dalam memperjuangkan sesuatu, cinta adalah jembatan antara awal dan akhir. Bersama dengan proses, cinta akan semakin kokoh dan persaan akan semakin erat.
Jika perjuangan itu ternilai, maka cinta seseorang telah terbayar lunas, diterima dengan pantas. Namun jika perjuangan itu tidak ternilai sedikit pun, maka perjuangan hanyalah sebuah basa basi yang dianggap basi, kering tanpa arti.
Cinta Adalah Benci
Cinta adalah benci dalam cara yang lain. Cinta yang teramat dalam membuat seseorang bisa membenci apa saja membuatnya tidak berarti di mata yang di cintainya. Bukan hanya itu saja, benci juga merasuki sukmanya ketika yang dicintainya merasa kecewa terhadapnya.
Mungkin cinta adalah satu-satunya benci yang paling manis, seperti gula kapas yang ada di pasar malam. Kamu tidak suka dengan harga dan ukurannya, tapi kamu suka warna dan rasanya. Benci dan cinta, cinta dan benci, tanpa sadar, kita jatuh cinta dalam tanya-tanya.
Cinta Adalah Keselarasan
Cinta adalah keselarasan dalam hidup, harmoni dalam jiwa. Jika hidup tanpa cinta maka hidup ini serasa tidak tenang. Ada perasaan yang mengganjal seperti menaruh beban di salah satu sisi tubuh. Berjalan terasa berat, langkah menjadi terhuyung, jatuh pada perasaan sepi tanpa ujung.
Seolah-olah seperti musik tanpa simponi dan nada kehilangan harmoni. Seribu bait puisi menjadi sampah serpihan serpihan kertas tanpa arti, sedangkan lagu bak pasar yang mendadak gagu. Maka cinta yang abadi adalah cinta yang berkeselarasan dan berharmoni.
Cinta Adalah Perihal Sederhana
Banyak orang berkata cinta adalah sesuatu yang rumit, mungkin benar. Tetapi kerumitannya sangat sederhana, sesederhana kita. Mencintai dan dicintai adalah perihal sederhana, atau yang disederhanakan. Untuk memperoleh kebahagiaan tidak serumit aku dan kamu, dua persona yang tidak pernah bisa sama.
Namun bahagia bisa jadi sederhana, melihat wajah yang sama di pagi buta adalah salah satunya. Kesederhanaan yang disederhanakan. Oleh apalagi kalau bukan sesuatu yang bernama cinta, cinta yang sederhana.
Cinta adalah Perlawanan
Cinta adalah benteng, cinta adalah pertahanan, cinta adalah yang mengawali dan cinta pula yang mengakhiri. Barangkali kegelisahan kita pada dunia dan segala kebimbangan tak berujung yang kita alami adalah akibat dari ketiadaan cinta pada Sang Sebab dari segala sebab.
Tanpa cinta, kita tidak akan pernah sadar bahwa jauh di dalam diri, bersemayam sebuah kekuatan yang dapat merubah segala keadaan menjadi serba bisa diusahakan. Cinta. PadaNya.
Dengan memahami bahwa, dengan cintalah kita dilahirkan, dengan cintalah kita diurus, dengan cintalah kita diperjalanankan di muka bumi ini, maka segala keputusasaan dan kesedihan seharusnya tidak dapat menggoyahkan keyakinan kita pada esok hari yang bisa lebih baik jika saja kita usahakan.
Cinta adalah perlawanan terhadap kebodohan yang memasung pikiran kita. Maka carilah ilmu sepanjang umur kita masih tegak dan sanggup menahan terik. Sebab siapa saja yang tak punya cinta, tidak akan tahan lelahnya belajar; siap-siaplah menanggung perihnya kebodohan.
Cinta adalah perlawanan terhadap tirani yang mengekang kreatifitas kita. Maka jangan pernah takut untuk menjadi vokal; menyuarakan keluh kesah orang banyak pada tangan-tangan yang bergerak semena-mena.
Cinta adalah perlawanan terhadap perpecahan. Maka sayangilah orang-orang di sekitar kita dengan hati yang indah. Terima kenyataan bahwa semua orang berbeda dan menarik karena hal itu; terima mereka apa adanya, jangan menuntut apa yang mereka tidak sukai. Maafkan kesalahan-kesalahan, jangan lupakan kebaikan-kebaikannya.
Cinta adalah penghilang perbedaan. Dengan cinta hilanglah sekat-sekat tipis yang membedakan diri kita dan orang lain. Dengan cinta, orang lain akan terranggap lebih baik daripada diri kita, dan kita … merendahkan diri dengan santun, memuji dengan tulus, lalu berjalan dengan harmoni untuk membangun sesuatu yang lebih baik.
Cinta adalah Energi
Tanpa cinta, kekuatan hanya tinggal nama. Betapa kemudian banyak tindakan heroik dimulai karena sebuah cinta. Memangnya apa dasar orang-orang hebat terdahulu rela untuk mengorbankan nyawa demi hal yang dicintainya? Cinta.
Bagaimana mungkin seorang Umar bin Khattab, lelaki bertubuh jangkung, kekar, dan ditakuti setan itu kalap tak terkendali lalu menangis tersedu-sedu sampai jenggotnya mengembun air mata ketika Rasulullah saw. dikabarkan meninggal? Cintalah yang mendorong semua itu. Cinta adalah energi yang lebih perkasa dari Umar.
Cinta pulalah yang menggerakkan tangan Ibrahim as. mengambil sebilah pisau yang ditujukan untuk leher anak kecintaannya, Ismail as. Bagaimana mungkin seorang Ayah tega menyembelih anaknya? Apa yang mendorong Ibrahim as. melakukan itu semua? Cinta. Cinta pada Rabbnya yang memberi energi pada Ibrahim as. dan cinta pulalah yang menjelitakan hati Ismail sehingga pasrah menerima keputusan Rabbnya lalu berkata, “Semoga aku termasuk golongan orang-orang yang sabar.”
Dan cinta … yang menyebabkan tangan ayah-ayah kita kasar, bahunya kekar, kulitnya kehitaman, dan bau keringatnya selalu tercium setiap kakinya menyentuh pelataran. Dialah yang sanggup menikam hatinya sendiri setiap malam ketika melihat kita, anak kesayangannya, belum tercukupi setiap kebutuhan. Lalu dia menangis tanpa air mata. Hatinya berpeluh mengadu pada Tuhan untuk tetap diberikan kekuatan agar tetap berlanjut kehidupan keluarganya dari peras keringat dan banting tulang yang ia lakukan setiap hari.
Lalu ibu, yang mengorbankan waktunya meregang nyawa 9 bulan agar kita, anaknya yang bandel dan suka membentak ini mengenal dunia, menikmati hangatnya sinar matahari dan sendunya hujan. Apa yang membuat ia rela bahkan berkata, “Selamatkan anakku saja.” ketika sesuatu yang buruk terjadi? Cinta. Cinta adalah energi yang menggerakkan seseorang untuk bertindak melebihi kapasitas dirinya. Cinta adalah energi … dari Tuhan.
Cinta adalah Misteri
terkadang dalam hidup ini kita masih belum mengerti apa yang dimaksud dengan kata cinta. Di sini saya akan menerjemahkan makna dari cinta adalah misteri dengan menggunakan puisi yang bertemakan misteri cinta.
“Sejak dulu aku katakan semuanya
Ada sebutir cinta yang merekah di hati ini
Bukan hanya sekedar sebuah kobaran yang merekah
yang Membakar jiwa yang melelah
Dan menantikan sebuah kepastian yang memudar
Arti cinta sejati sudah aku temukan
yang Sejatinya tidak ada pada kata-katanya
Tiada pula melekat di hamparan samudera
Dan tenggelam seperti layaknya matahari
Serta merta merekah bersama cakrawala
Cinta sejati adalah yang ingin mengerti
yang Mau memahami bahwa dunia ini sangatlah berarti
Dan hilangkanlah rasa gundah meski harus dengan mendengki
Sengatan dunia yang meracun, tiada goresan
Tapi cinta akan selalu membelainya
dan Bekasnya akan selalu terukir
Indah buruk rupanya jua akan terlihat
Cinta tidak seburuk dari tuah kita
Dan itu semua bukan semata hanya keluar begitu saja, ibarat air hujan yang bocor dari yang menetes di atap rumah. akan Tetapi dikarenakan waktu yang berjalan, saya dapat mengartikan cinta dengan amat sangat. Sehingga sangat berharga bila kita masing-masing dapat membagi opini kita tentang cinta ke dalam puisi.
Cinta Adalah Misteri Yang Indah
Wahai sahabatku…
andaikan kamu menemukan dirimu sedang mencintai…
Mencintai seorang yang tidak membalas cintamu..
Karna dia telah meletakkan rasa cintanya kepada yang lain..
Janganlah merasa risau dikau terbuang…
Karena cinta yang sejati tidak memilih tuk singgah di dalam hati…
Wahai sahabatku…
Seandainya kamu menemukan dirimu sedang mencintai…
Dicintailah seseorang yang mengharapkan rasa cintamu…
Karna jika dia begitu ingin mendapatkan sebuah tempat di hatimu..
maka Janganlah kamu lukai dia…
Karena cinta yang dia miliki adalah suatu kehormatan bagimu…
Sadarilah ketika kita berurusan dengan rasa cinta..
Kepedihan dan kesedihan akan selalu engkau rasakan…
maka Jangan menjadikannya sebuah beban didalam hatimu…
Sekalipun berbeda cara kau atasi semua..
Andaikan kata kita mencintai seseorang yang mencintai kita..
Cinta itu memilih tidak akan pergi….
Tiada satupun yang akan menjadi kambing hitamnya…
Relakan saja cinta itu pergi darimu..
Karna setiap yang berlaku ada sebuah maksud tersembunyi..
Apabila datang suatu masa akan berganti masa berlalu…
Jangan biarkan hatimu memilih cinta…
Karna cinta bukanlah sebuah dipilihan…
Dialah yang nantinya akan memilihmu…
Dan dia pula yang akan memilih singgah di hati manapun…
Terimalah misteri cinta dalam segala suasana..
Nikmatilah kendati cinta akan berikanmu sebuah bahagia…
Karena cinta akan selamanya menjadi sebuah misteri…
Bersyukurlah kepada rasa cinta..
Pabila dia pernah singgah padamu…
Cinta adalah Kenangan
Cinta itu cepat datang ke hati kita, namun sulit untuk pergi dan dilupakan, ketika kita merasa cinta kepada seseorang kemudian orang tersebut pergi dari hidup kita, rasa itu hanya menjadi sesak dan menjadi kenangan tak terlupakan.
Segala sesuatu yang kamu jalani bersama akan terus melekat dan sulit untuk dilupakan dalam memori kita, kadang kamu akan tersenyum-senyum sendiri apabila mengingat kenangan indah tentang cinta di masa lalu, apalagi ketika masa-masa sekolah.
Cinta tak harus saling memiliki
Kalimat ini terdengar klise dan sering kita dengarkan dalam lirik-lirik lagu musisi negeri kita, namun kalimat cinta tak harus saling memiliki memang ada dalam kehidupan nyata.
Restu orang tua dan penyebab lainnya menjadi penyebab timbulnya kalimat ini, kadang kita merasa bahagia apabila orang yang kita sayangi bahagia, dan merasa sakit apabila orang yang kita sayangi disakiti.
Ini adalah salah satu bentuk pengorbanan cinta teratas dalam sebuah hubungan, ketika mencintai tanpa memiliki menjadi sebuah keharusan untuk kebaikan seseorang yang kita sayangi.
Cinta adalah Buta
Yang namannya cinta itu adalah urusan yang menyentuh hati pribadi, bukan orang lain, meskipun orang lain berkata apapun tentang orang yang kita cintai, mata kita seperti buta, tak melihat apa yang di lihat oleh orang lain. Segalanya terasa baik-baik saja.
Kadang orang kaya rela menikah dengan gadis miskin yang tidak mempunyai apapun, atau kadang orang cantik menikah dengan laki-laki yang biasa saja dan sebaliknya, semuanya karena cinta itu buta.
Cinta adalah Seni
Cinta adalah seni yang harus dimengerti dan juga diperjuangkan. Ketika manusia berpisah dengan cintanya kadang merasakan perasaan asing, kegelisahan dan kesendirian. cinta bukanlah sebuah tindakan pasif, melainkan fokus pada tindakan aktif berupa “memberi”.
Kita harus mengerti dengan setiap pertanda kecil, karena cinta kadang tidak menampakan wujudnya dan hanya menampakan tanda-tanda yang harus kita sambut dan perjuangkan. Seringkali hanya berupa makna simbolis saja.
Cinta adalah Tanggung Jawab
Ketika kita menjalin cinta sampai ke tahap hubungan paling atas, yakni pernikahan, kita bukan hanya berbicara tentang “aku”, melainkan “kita”, setiap kelakuan yang dilakukan pasangan kamu, mencerminkan pribadimu juga di mata masyarakat. Bila pasanganmu baik maka baik pula dirimu.
Tanggung Jawab cinta bukan hanya di dunia, melainkan sampai akhirat, bila kamu salah mendidik orang yang di jadikan pasanganmu dan keturunannya dengan salah, maka bisa-bisa kamu ikut terjurumus pula ke dalam api neraka. “swarga nunut neraka katut”.
Cinta Adalah Memperbaiki
Cinta akan mendorong kita peka terhadap permasalahan-permasalahan yang terjadi di sekitar, lalu menggerakkan kaki dan pikiran kita untuk berusaha dengan tulus memperbaiki keadaan. Cinta tak akan pernah membuat kita menjadi seseorang yang apatis dan menjadi seseorang yang pamrih. Dengan kata lain, seseorang yang bergerak untuk memperbaiki karena cinta tak pernah meminta imbalan, bahkan dari cermin sekali pun. Sebab semuanya telah ia dapatkan dari ketulusannya, dari senyum orang lain yang merasakan manfaat dari sesuatu yang diperbaiki itu.
Cinta adalah memperbaiki. Kita menjadi cahaya di jalan-jalan gelap, menerangi orang lain yang melintasi jalan itu. Cinta adalah memperbaiki, menjadi tambal bagi lubang-lubang yang mencelakakan orang lain.
Cinta adalah proses seseorang merubah sikap nya dari yang tidak baik menjadi lebih baik. Cinta memiliki Khasiat yang sungguh luar biasa terhadap diri sendiri.Terkadang cinta membuat kita tampak lebih dewasa dari sebelum nya .
Cinta adalah proses seseorang untuk mengutarakan rasa kasih sayang. Salah satu contoh cinta memperbaiki adalah di mana seseorang merubah sikap dan prilaku demi pasangan nya.
Kedewasaan tumbuh di saat seseorang mulai menyadari bahwa yang di lakukan selama ini tidak benar. Proses pendewasaan ini yang di sebut masa memperbaiki diri, mungkin salah satu faktor dari perubahan nya karena cintanya terhadap seseorang.
Cinta adalah Anugrah
Cinta adalah anugerah dari Tuhan, setiap insan pasti memiliki rasa cinta di dalam hatinya. Cinta itu juga merupakan keajaiban hati yang mampu membuat kita mau mengerti, sebuah kekuatan untuk kita bertahan.
Cinta sejati itu ada bila kita mau memiliki nya. Cinta itu adalah luka, namun dibalik luka itu tersimpan kekuatan yang akan membuat nya lebih dewasa. Cinta tidak pernah meminta, ia senantiasa memberi, cinta membawa penderitaan tetapi tidak pernah berdendam, tidak pernah membalas dendam.
Dimana ada cinta di situ ada kehidupan, manakala kebencian membawa kepada kemusnahan. Cinta datang kepada orang yang masih mempunyai harapan walaupun mereka telah dikecewakan.
Kepada mereka yang masih percaya, walaupun mereka telah dihianati. Kepada mereka yang masih ingin mencintai, walaupun mereka telah disakiti sebelumnya dan kepada mereka yang mempunyai keberanian dan keyakinan untuk membangunkan kembali kepercayaan.
Cinta dapat memngubah pahit menjadi manis, debu beralih emas, keruh menjadi bening, sakit menjadi sehat, penjara menjadi telaga , derita menjadi nikmat dan kemarahan menjadi rahmat.
Cinta mampu melunakan besi, menghancurkan batu, membangkitkan yang mati hatinya dan meniupkan kehidupan padanya serta membuat budak menjadi pemimpin…..inilah dasyatnya cinta !
Cinta itu merupakan perasaan yang ada pada setiap diri insani, ia laksana setetes embun yang turun dari langit, bersih dan suci……cuma tanahnyalah yang berlain-lainan cara menerimanya.
Jika ia jatuh ke tanah yang tandus, tumbuhlah oleh karena embun itu kedurjanaan, kedustaan, perselingkuhan, penghianatan, dan perkara yang tercela dan hina. Namun jika embun itu jatuh pada tanah yang subur, disana akan tumbuh kesucian hati, keikhlasan, kesetiaan, kepercayaan, kasih sayang, budi pekerti yang tinggi dan perangai serta sifat yang terpuji. Cinta cinta cinta…….adalah keabadian dan kenangan merupakan hal yang terindah yang harus kita miliki.
Cinta bukanlah kata -kata murah dan lumrah di tuturkan dari mulut ke mulut namun cinta adalah anugrah Tuhan yang teramat indah dan suci bila setiap manusia dapat menilai kesuciannya !
Cinta adalah Dunia Akhiratmu
Sering sekali kita mendengar kata “Aku Mencintai mu sampai mati” baik itu dalam tulisan ataupun dialog sebuah film bertema percintaan. kalimat tersebut sebetulnya tidak salah, namun kurang tepat.
Untuk kamu terutama Muslim, pasti percaya bahwa ada kehidupan setelah kematian, cinta abadi adalah cinta yang tak hanya sampai pada helaan nafas terakhir di dunia melainkan juga setelah itu.
Hal yang dapat kita lakukan untuk mewujudkan rasa sayang dan cinta kepada seseorang dapat kita lakukan dengan cara saling menasehati dan mengingatkan dalam hal kebaikan, saling berbagi ilmu terutama yang berhubungan dengan akhirat.
Cinta bukan hanya tentang harta dan dunia, ada sisi-sisi agama yang harus kita perhatikan, agar kemudian, kita dan orang-orang yang kita cintai tersebut tidak jatuh ke dalam panasnya lubang api neraka.
Cinta adalah Kesempurnaan Iman
Di dalam Shahih Bukhari hadits ini masih termasuk dalam Kitab Iman (كتاب الايمان).
Berikut ini adalah matan haditsnya :
عَنْ أَنَسٍ عَنِ النَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – قَالَ لا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ
Dari Anas رضي الله عنه. bahwa Nabi صَلَّى اللهْ عَلَيْهِ وَ سَلَّمْ bersabda, “Tidak akan sempurna keimanan salah seorang dari kalian, sebelum ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri”
Dalam kitab shahihnya Imam Bukhari memberikan judul bab pada hadits ini مِنَ الإِيمَانِ أَنْ يُحِبَّ لأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ (Salah satu termasuk kesempurnaan iman ialah mencintai saudaranya sebagaimana mencintai dirinya sendiri).
Penjelasan dari Hadits:
لا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ
“Tidak sempurna keimanan seseorang dari kalian”
Maksud dari kalimat ini ialah kesempurnaan iman. Artinya adalah apa yang disebutkan setelah kalimat ini merupakan syarat kesempurnaan dari iman seseorang. Apabila sifat itu tidak dimiliki pada diri seseorang, maka iman dari sesesorang tersebut tidak sempurna. Bukan berarti dia tidak beriman atau kafir. Kita harus berhati-hati dengan hal seperti ini karena kesalahan ketika memahami hakikat kesempurnaan iman dapat mengakibatkan seseorang terperosok pada cara pemikiran takfir atau mengkafirkan orang lain.
Dalam hadits riwayat Ibnu Hibban juga dijelaskan لا يبلغ عبد حقيقة الايمان (seseorang tidak akan dapat mencapai hakikat derajat keimanan). Ibnu Hajar Al Asqalani menjelaskan: “maksudnya ialah kesempurnaan iman”.
حَتَّى يُحِبَّ لأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ
sebelum dia mencintai saudaranya seperti halnya dia mencintai dirinya sendiri
Betapa indahnya iman sesesorang yang sempurna. Betapa beratnya dia bagi kebanyakan manusia. Salah satu dari tanda kesempurnaan iman itu ialah dengan mencintai saudaranya layakanya ia mencintai dirinya sendiri. Saudara (أخيه) disini bukanlah saudara kandung, senasab, atau sedarah saja. Melainkan saudara seaqidah atau saudara muslim keseluruhan. Maka siapapun dia, dari bangsa dan suku manapun, warna kulit apapun, dengan status keduniaan yang bagaimanapun, selama ia mempunyai aqidah yang sama maka dia adalah (dianggap) saudara. Dan mencintainya layaknya mencintai diri sendiri merupakan tanda sekaligus syarat dari kesempurnaan iman.
“Cinta merupakan kecenderungan terhadap sesuatu yang diinginkan”, dari Imam Nawawi, “Sesuatu yang dicintai itu dapat berupa sesuatu yang diindera, seperti bentuk atau bisa juga berupa perbuatan seperti, keutamaan, kesempurnaan, mengambil manfaat atau menolak bahaya.”
Maka mencintai dengan kesempurnaan iman berarti mencintai apa yang terjadi (ada) dalam dirinya, terjadi pula pada saudaranya. Mencintai apabila saudaranya mendapatkan kebahagiaan sebagaimana dia mencintai kebahagiaan itu. Sekali lagi ini memang berat. Bahkan Umar bin Khattab pernah menyatakan bahwa beliau mencintai Rasulullah صَلَّى اللهْ عَلَيْهِ وَ سَلَّمْ melebihi siapapun selain dirinya. Setelah dikoreksi oleh Rasulullah صَلَّى اللهْ عَلَيْهِ وَ سَلَّمْ, barulah ia mencintai Rasulullah صَلَّى اللهْ عَلَيْهِ وَ سَلَّمْ di atas mencintai dirinya sendiri.
Itu antara Umar dan Rasulullah صَلَّى اللهْ عَلَيْهِ وَ سَلَّمْ. Kemudian bagaimana dengan kita? Apakah kita mencintai saudara sesama muslim kita seperti mencintai diri kita sendiri? Bukankah ini suatu tugas yang berat. Tetapi, seperti pesan Imam Nawawi: ia adalah pilihan (ikhtiyari). Bukan berarti Umar belum sampai pada kesempurnaan iman pada saat itu, karena yang dituntut oleh Rasulullah صَلَّى اللهْ عَلَيْهِ وَ سَلَّمْ adalah kecintaan yang lebih besar, bukan cinta yang sama kadarnya.
Maka sejarah umat ini juga telah memberi teladan terbaik bagi kita. Perhatikanlah peristiwa hijrah. Setelah sampai di Madinah, para sahabat muhajirin dipersaudarakan dengan sahabat anshar. Padahal diantara mereka tidak saling mengenal sebelumnya. Tetapi atas dasar kesempurnaan iman, cinta di antara mereka tumbuh dengan begitu cepat, kokoh batangnya, lebat daunnya, dan ranumlah buahnya. Diantara buah yang manisnya dicatat umat hingga kini ialah cinta antara Abdurrahman bin Auf dengan saudaranya, Sa’ad bin Rabi. Cinta atas dasar kesempurnaan iman membawa Sa’ad bin Rabi membagi dua seluruh (harta) miliknya. Namun cinta atas dasar kesempurnaan iman pula yang membuat Abdurrahman bin Auf untuk menolaknya.
Pelajaran Hadits
Pelajaran yang dapat kits ambil dari hadits tersebut diantaranya ialah:
- Iman dapat bertambah dan berkurang. Iman juga dapat sempurna dan bisa tidak sempurna.
- Iman tidak semata-mata keyakinan kepada Allah dan bagaimana untuk membangun hubungan dengan-Nya (hablun minallah), namun juga berkaitan erat dengan hubungan sesama manusia (hablun minannas). Iman yang sempurna mensyaratkan dua hal tersebut.
- Mencintai sesama kaum muslim sebagaimana mencintai dirinya sendiri merupakan tanda kesempurnaan iman sekaligus syaratnya. Apabila hal ini belum ada pada diri seseorang maka dapat dipastikan keimanannya belum sempurna.