Memiliki atasan yang sibuk sehingga jarang berinteraksi dengan anak buah, bisa saja menyenangkan bila dibandingkan dipimpin oleh seorang mikro manajer. Salah satu kekurangannya adalah karyawan kurang mendapat arahan ketika bekerja, artinya karyawan harus kreatif dan bisa membuat keputusan tepat tanpa tergantung dengan atasan.
Padahal arahan dari atasan cukup penting bagi karyawan agar dapat bekerja lebih baik. Apa hendak dikata, atasan akhir-akhir ini sibuk dengan proyek besar dan harus marathon rapat setiap hari. Susah sekali bertemu atasan meskipun hanya mengucapkan selamat pagi.
Menghadapi situasi seperti ini membuat beberapa karyawan menjadi frustrasi karena merasa diabaikan, bila keputusan yang diambil salah bisa mengancam karir di perusahaan, apalagi produktivitas kerja berhubungan dengan kenaikan gaji dan promosi jabatan. Terlebih bila anda menempati posisi baru sehingga perlu arahan dari atasan. Ada dua pendekatan yang bila dilakukan bila perhatian dan arahan atasan tak kunjung didapat:
Mencuri waktu di sela kesibukan atasan
Sejujurnya, atasan yang mengabaikan anak buah meskipun dengan alasan kesibukan bukanlah atasan yang baik. Tugas atasan (manajer) adalah memanaj (mengelola karyawan), bagaimana bisa mengontrol pekerjaan bila waktu bersama karyawan terlalu sedikit. Anda harus pro aktif mendekati atasan supaya dia bisa kembali mendampingi dan memperhatikan pekerjaan anda.
Anda bisa mengambil inisiatif “standing meeting” dengan atasan di sela-sela kesibukannya. Metode ini cukup efektif untuk mendapat masukan dan arahan dari atasan, situasi juga terlihat lebih santai. Atasan biasanya mengapresiasi inisiatif ini dan kesempatan promosi jadi terbuka lebar.
Dalam “standing meeting” ini, jangan beri kesempatan atasan membicarakan hal di luar yang anda butuhkan. Langsung saja “to the point” permasalahan yang anda hadapi sehingga atasan bisa fokus pada masalah tersebut.
Dapatkan pemecahan masalah dari sumber lain
Bila atasan anda benar-benar tidak ada waktu untuk karyawan, carilah sumber lain yang bisa diajak kerja sama memecahkan masalah anda. Misalnya saja ada manajer divisi lain yang dengan suka rela memberi bantuan atas masalah yang anda hadapi. Sebagai umpan balik, anda juga turut membantu proyek yang sedang dikerjakannya. Lambat laun dia bisa menjadi mentor sebaik atasan anda.
Anda harus hati-hati dengan mentor dari divisi lain. Hormatilah waktu dan tanggung jawab yang dia pikul dalam divisinya, jangan merepotkannya bila pekerjaannya belum tuntas. Selain manajer divisi lain, kolega anda juga bisa menjadi teman bertukar pikiran, kecuali dia suka mencuri ide dan kesempatan teman sejawat.
Sebagai contoh bila anda orang baru di pekerjaan anda, orang yang sebelumnya pernah duduk di posisi anda bisa menjadi mentor anda. Mintalah bantuannya untuk mengecek pekerjaan anda sebelum diserahkan kepada manajer. Setidaknya itu sedikit membantu anda belajar menyelesaikan pekerjaan dengan lebih baik.
Mendapatkan arahan dari atasan adalah salah satu kunci supaya karir anda menanjak, hati-hati bila atasan memang sengaja menghambat karir anda. Masih ada langkah kedua sebagai tempat menambah pengetahuan dan pengalaman menyelesaikan pekerjaan anda.