Manusia itu makhluk sosial. Kenangan terindah yang seseorang miliki itu didapat saat bersama orang lain, begitu pula kenangan paling pahit didapat saat bersama orang lain. Saking pentingnya orang lain dalam hidup seseorang, fitrahnya manusia penasaran akan satu hal: bagaimanakah perasaan orang lain pada kita?
Rasa penasaran akan perasaan orang lain membuat reaksi yang berbeda pada tiap orang. Ada yang menjadi kepo, ada yang berusaha untuk dingin dan tidak peduli (namun masih penasaran juga di dalam hatinya), ada juga yang berusaha berbagi perasaannya agar orang lain ikut terbuka, ada juga yang menunggu orang lain untuk membuka perasaannya.
Respon tiap orang tentu berbeda-beda dan unik. Rasa ingin tahu akan perasaan orang lain membuat para psikolog ingin tahu, bagaimana cara membaca perasaan orang lain? Salah satu penelitian yang membahas hal itu ada pada membaca mata.
Apa yang matanya katakan tentang perasaannya?
Penelitian menunjukkan bahwa membaca mata bisa memberimu informasi yang paling akurat tentang perasaan orang lain. Penyebabnya adalah pupil mata bekerja pada alam bawah sadar.
Pengaruh kekuatan mata itu sangat besar. Ada mata sedih, mata bahagia, mata terharu, mata sendu, mata sayu, mata marah, mata bosan, mata keranjang.
Kemampuan membaca mata itu ada pada setiap manusia, walau seringkali belumlah jelas bagaimana kita melakukannya. Saat kita bertemu seseorang pada pertama kalinya, kita membuat penilaian tersendiri berdasarkan apa yang kita lihat dari mata lawan bicara kita.
Perubahan perasaan seseorang seringkali tertangkap oleh ekspresi pada matanya. Eckhard Hess, biopsikolog di University of Chicago, menemukan bahwa ukuran pupil mata itu dipengaruhi oleh perasaannya. Contohnya saja, jika kamu merasa senang, ukuran pupil matamu bisa membesar sampai 4 kali lipat.
Begitu juga saat kamu merasa marah atau merasakan perasaan negatif lainnya, ukuran pupil matamu mengecil. Hess menguji hal ini dengan menunjukkan foto-foto lawan jenis ke pria dan wanita heteroseksual. Saat mereka melihat foto lawan jenis, pupil mata mereka otomatis membesar. Menariknya, pupil mata partisipan justru mengecil jika ia melihat foto sesama jenis.
Pada penelitian yang sama, orang-oorang diminta melihat foto menyenangkan dari karakter non-seksual, hasilnya pupil mereka membesar juga. Jika mereka melihat foto tidak menyenangkan, seperti anak yang cacat atau sejenisnya, pupil mereka mengecil.
Pada penelitian lainnya, Hess menunjukkan 2 set foto wanita. Pada set pertama, ukuran pupil tiap wanita membesar. Pada set foto kedua, ukuran pupil tiap wanita mengecil. Hasilnya, para pria lebih menyukai foto-foto wanita yang pupilnya membesar. Namun tidak ada partisipan yang bisa menjelaskan apa yang membedakannya.
Saat diduplikasikan ke partisipan wanita yang melihat 2 set gambar pria, hasilnya sama. Para wanita lebih menyukai foto-foto pria yang pupilnya membesar. Namun sekali lagi, para wanita ini tidak bisa menjelaskan alasannya.
Hasil penelitian Hess ini, yang ia lakukan di tahun 70-an, telah sukses diterapkan untuk meningkatkan penjualan berbagai produk, seperti kosmetik, pakaian, dan rambut. Peningkatan omzet ini dicapai dengan mengubah foto-foto bintang iklannya untuk membuat ukuran pupil lebih membesar.
Pada penelitian lainnya lagi, Hess menunjukkan foto-foto pria telanjang, wanita telanjang, ibu dan bayi, bayi, dan pemandangan. Pupil pria paling membesar saat mereka melihat foto wanita telanjang. Sementara itu pupil wanita paling membesar saat mereka melihat foto ibu dan bayinya. Pada wanita, foto pria telanjang masih kalah daripada foto ibu yang sedang bersama bayinya. Hal ini menunjukkan prioritas wanita dalam seks.
Pupil yang membesar juga sinyal dalam berkencan. Mungkin inilah alasannya mengapa momen-momen romantic itu berhasil saat hanya ditemani cahaya lilin, lampu yang redup, atau hanya sinar rembulan. Alasannya ukuran pupil secara alamiah membesar pada kondisi cahaya seperti ini.
Orang-orang yang jatuh cinta saling menatap mata pasangannya sambil memperhatikan membesarnya ukuran pupil pasangan secara tidak sadar. Pembesaran ukuran pupil mempunyai efek timbale bali. Saat pria melihat wanita yang ukuran pupilnya membesar, ukuran pupil pria ini pun membesar juga. Begitu pula sebaliknya.
Sama dengan bahasa tubuh, kontak mata itu salah satu bentuk komunikasi non-verbal. Dengan kontak mata, manusia mengekspresikan perasaannya, termasuk perasaan tertarik. Kontak mata adalah perilaku yang sangat berpengaruh (baca artikel kami tentang tatapan mata). Banyak orang menghindar menatap mata lawan bicaranya pada situasi tertentu, terutama saat ia merasa malu.
Ada berbagai jenis kontak mata. Masing-masing memiliki makna yang berbeda.
Misalnya saja, kontak mata singkat yang hanya bertahan sepersekian detik berarti orang itu mengakui kehadiranmu, seperti ingin mengungkapkan, “Iya, kamu ada.”
Kontak mata selama 1-2 detik bisa berarti orang itu menyadarimu, atau dia melihat kalau kamu itu menarik.
Sementara itu, kontak mata yang selama lebih dari 3 detik, bisa jadi orang itu benar-benar tertarik padamu.