BASOFIL – Antibodi adalah zat yang bisa dibentuk oleh tubuh, berasal dari protein darah jenis gama-globulin dan berfungsi untuk melawan antigen (zat asing/protein asing) yang masuk ke dalam tubuh. Berbagai jenis antibodi bekerja dengan beberapa cara untuk melawan antigen.
Umumnya yang memiliki fungsi melawan para antigen ini adalah kelompok sel darah putih (leukosit). Ada beberapa macam leukosit dengan berbagai fungsi. Berdasarkan ada tidaknya granula di dalam plasma, leukosit dibagi menjadi leukosit bergranula (granulosit) dan leukosit tidak bergranula (agranulosit).
Pada tulisan ini, kita akan membahas mengenai leukosit bergranula, yang terdiri atas Neutrofil, Eosinofil dan Basofil.
Neutrofil
Neutrofil adalah salah satu jenis sela darah putih, khususnya yang berbentuk granulosit, yang berisi pewarnaan butiran netral, kantung-kantung kecil enzim yang membantu sel untuk membunuh dan mencerna mikroorganisme setelah ditelan oleh fagositosis.
Neutrofil matang mempunya nukleus tersegmentasi (disebut segmen atau poli) sedangkan neutrofil imatur memiliki nukleus berbentuk pita (disebut band). Nukleus hanya berumur sekitar tiga hari.
Plasmanya bersifat netral, inti selnya berjumlah banyak (polimorf) dengan bentuk bermacam-macam. Neutrofil melawan antigen dengan cara memakannya (fagositosis). Selain melakukan fagositosis terhadap kuman, neutrofil juga memakan jaringan tubuh yang rusak atau mati.
Eusinofil
Eusinofil disebut dengan granulosit karena penampakannya yang granular (mempunyai butir-butir) atau sel darah putih. Sel-sel ini tetap berada dalam sumsung tulang atau sirkulasi sampai mereka tertarik ke daerah infeksi, peradangan, atau trauma oleh zat-zat yang keluar dari jaringan yang rusak yang dihasilkan oleh mikroorganisme atau limfosit B atau T.
Granulosit mengandung enzim yang penting untuk fagositosis (pencernaan) sisa-sisa sel dan penghancuran mikroorganisme. Setelah menyelesaikan fungsinya, granulosit akan mati.
Basofil
Basofil adalah granulosit dengan populasi paling minim, yakni sekitar 0,01 – 0,3% dari sirkulasi sel darah putih. Basofil mengandung banyak granula sitoplasmik dengan dua lobus. Seperti granulosit lainnya, basofil dapat ditarik keluar menuju jaringan tubuh dalam kondisi tertentu.
Saat teraktivasi, basofil mengeluarkan antara lain histamin, heparin, kondoitin, elastase, dan lisofosfolipase, leukotriena dan beberapa macam sitokina. Basil memainkan peran dalam reaksi alergi (seperti asma).
Basofil mengeluarkan bahan alami anti pembekuan heparin, yang memastikan bahwa jalur pembekuan dan koagulasi tidak terus berlangsung tanpa pengawasan. Basofil juga terlibat dalam pembentukan respon alergik.
Sel-sel ini memiliki fungsi sangat mirip dengan sel mast, yaitu sel pencetus peradangan jaringan tertentu. Akan tetapi yang berbeda adalah baseofil beredar dalam darah. Jumlah basofil dalam sel darah putih yang bersirkulasi adalah 1%