Sekilas, jika kita mengamati dari jauh, beruk amat mirip dengan kera. Namun jika diperhatikan beruk jelas berbeda dari kera pada umumnya. Beruk memiliki badan berbentuk medium dan ekor seperti ekor babi. Beruk memiliki nama ilmiah Macaca namestrina.
Beruk dan Penyebarannya
Seperti halnya monyet, beruk juga pandai memanjat dan termasuk hewan terestrial atau banyak menghabiskan waktu di darat. Namun beruk termasuk primata yang menyukai air, bukan menghindari air seperti primata pada umumnya.
Beruk jantan memiliki berat antara 5-15 kg, bulu kecoklatan dan gelap pada bagian punggung. Sedangkan bulu bagian perut lebih cerah. Beruk merupakan hewan berkelompok, tetapi pada saat mencari makan mereka lebih memilih sendiri-sendiri.
Termasuk omnivora pemakan biji-bijian, jamur, dan hewan invertebrata. Usia perkawinan beruk pada umur 3 sampai 5 tahun. Beruk betina akan hamil selama 6 bulan, dan mampu melahirkan anak setiap 2 tahun sekali.
Anak beruk baru mampu disapih ketika usia 4 sampai 5 bulan. Hutan hujan tropis setinggi 2000 m merupakan habitat beruk.
Namun kadang-kadang mereka juga tinggal di perkebunan dan ladang-ladang penduduk setempat. Lokasi penyebaran beruk di Indonesia yaitu Kalimantan, Sumatera dan Pulau Bangka.
Jenis Beruk Mentawai
Disebut beruk mentawai karena habitat beruk ini terletak di pulau Mentawai Sumatera. Oleh masyarakat sekitar disebut Bokoi. Saat ini Beruk Mentawai atau Bokoi termasuk hewan langka yang harus dilindungi.
Oleh IUNC dikategorikan satwa berstatus Critically Endangered atau tingkatan terakhir sebelum dinyatakan punah. Beruk mentawai jantan memiliki panjang 45-55 cm, sedangkan beruk betina memiliki panjang 40-45 cm.
Panjang ekor antara 10-16 cm dengan berat 6-9 kg pada beruk jantan, dan 4,5-6 kg pada beruk betina.
Ciri-ciri dari beruk ini adalah pipi berwarna gelap, memiliki rambut pada dahi, dan bulu tubuh lebih panjang daripada jenis beruk yang lain.
Beruk mentawai pemakan biji-bijian dan buah-buahan. Jika pada umumnya beruk tinggal di hutan tropis dengan tinggi 2000 meter, untuk beruk mentawai dapat hidup di pohon dengan ketinggian 24-36 meter, dan hidup berkelompok sekitar 5-25 ekor beruk.
Habitat dan Persebaran Beruk Mentawai
Beruk mentawai dapat dijumpai di berbagai hutan bakau, pesisir, dan hutan yang dekat dengan pemukiman penduduk. Untuk persebarannya sendiri, Beruk mentawai tersebar di Pulau Pagai Selatan, Pulau Pagai Utara, dan Pulau Sipora Mentawai, Sumatera.
Populasi beruk mentawai kian kritis, pada tahun 1980-an populasinya masih sekitar 15.000 ekor. Namun seiring dengan bergantinya tahun dan banyaknya perburuan, pada tahun 2004. Beruk mentawai berjumlah antara 2.100 – 3.700 ekor saja.
Dari hal inilah IUCN sejak tahun 2000 mencatat bahwa beruk mentawai dalam kondisi kritis, dan menjadi salah satu dari 11 mamalia di Indonesia yang berstatus kritis selain Macan Tutul, Harimau Sumatera, Badak Jawa, dan mamalia lainnya yang berstatus Critically Endangered.
Jenis Beruk Kantoi
Beruk kantoi banyak tersebar di Hindia Timur, China, Burma, Thailand, Vietnam, dan Bangladesh. Nama ilmiah Beruk kantoi adalah Macaca arctoides.
Beruk kantoi merupakan beruk paling kecil dengan panjang hanya 3,2 cm atau bahkan ada yang hanya sepanjang 69 mm. bulunya berwarna coklat tua, sedangkan ekor dan mukanya tidak berbulu.
Jika diamati dengan cermat, poster wajah beruk ini mirip dengan lelaki tua, dengan dahi botak hingga tengkorak kepala bagian belakang. Beruk kantoi jantan berukuran 517 – 650 mm, dengan berat antara 9,9 – 10,2 kg.
Sedangkan beruk kantoi betina memiliki panjang 485 – 585 mm, dengan berat antara 7,5 – 9,1 kg. Untuk habitat beruk kantoi banyak ditemui di hutan-hutan tropis maupun subtropics.
Beruk ini menghabiskan pagi hingga siang hari untuk mencari makanan, merupakan omnivora yang memakan biji-bijian, daun, dan bunga. Pencarian makan pada beruk kentoi akan dimulai kembali di petang hari.
Sedangkan waktu siang sampai sore digunakan untuk beristirahat membersihkan bulu. Mengingat ukuran tubuhnya yang kecil, beruk kantoi menjadi incaran pemangsa seperti harimau dahan, burung pemangsa maupun anjing liar.
Biasanya jika bahaya mengancam ia akan memasang tameng perlindungan dengan menggoyangkan dahan pohon.