Bingung Mau Tinggal Dimana Setelah Menikah? Beberapa Solusi Ini Bisa Membantumu…

Permasalahan terbesar yang dihadapi pasangan ketika ingin menikah adalah masalah rumah. Kebanyakan keluarga perempuan tidak akan menerima pinangan atau pernikahan belum dianggap sempurna tanpa ada jaminan rumah atau tempat tinggal.
Hal itu dimaksudkan untuk menentramkan hati keluarga perempuan. Selain itu, sebagai ukuran kesungguhan calon mempelai pria dalam mencari nafkah harta untuk kehidupan keluarganya nanti. Seandainya kamu belum sanggup membeli rumah atau tempat tinggal dengan hasil keringatmu atau uangmu sendiri, ada beberapa solusi yang bisa kamu lakukan;

1. Mengontrak rumah.
Satu hal yang jelas, tinggal berdua secara mandiri, biar di rumah kontrakan yang mungil, akan lebih bebas ’berekspresi’ dari pada tinggal bersama dengan orang tua atau mertua. Kita akan dapat mengenal karakter lebih intens karena tiap orang langsung kelihatan aslinya. Kalau di rumah mertua, mungkin masih ada jaim-jaimnya kan? Tapi kalau di rumah sendiri, ibaratnya mau nangis bombay juga sudah gak perlu ditahan-tahan lagi (tadinya mungkin takut dibilang menantu cengeng). Yang bakatnya tidur melulu gak pernah bantu-bantu juga segera terdeteksi. Diharapkan, dengan langsung terlihat sikap keseharian aslinya ini, masa adaptasi awal-awal nikah akan dapat segera dilalui dengan mudah.

2. Tinggal menetap dengan keluarga.
Pertimbangan apakah sebaiknya tinggal di rumah orang tua, biasanya terkait dengan banyak faktor. Misalnya kesiapan dana, kesiapan infrastruktur, kemudahan transportasi ke tempat kerja atau aktivitas lain, kondisi orang tua atau mertua, dan lain-lain.

Memang, selalu ada manfaat mudharat di setiap pilihan. Kata seorang ustadz, selama masih tinggal bersama orang tua, “lidah tidak dapat selamanya berkata lurus dan kuping harus lebih tebal.” Bagaimanapun, meskipun banyak kesamaan, akan ada saja ditemukan perbedaan-perbedaan kecil yang dapat mempengaruhi harmoni hubungan kita dengan orang tua, akan banyak hal yang bertabrakan nantinya dalam soal pengasuhan anak atau cucu dan urusan rumah tangga lainnya.

3. Membeli rumah secara patungan.
Misalnya, kamu membayar setengah harga rumah sedang sisanya dibayar oleh saudaramu. Selanjutnya kamu membayar kepada saudaramu dengan angsuran yang ringan yang tidak memberatkan kedua belah pihak.

4. Sangat tidak disarankan untuk meminjam uang dari bank-bank riba, hanya untuk memenuhi keinginan memiliki tempat hunian.
Jika kondisi keuangan pas-pasan jangan memaksakan untuk memiliki rumah secara langsung. Sebab, itu akan menghabiskan harta kemudian membuat kamu tenggelam dalam tumpukan hutang demi mendapatkannya. Nantinya, kamu akan memulai hidup dengan penuh tekanan. Keindahan bulan madu akan hilang karena tekanan cicilan rumah, tagihan lembaga keuangan atau lilitan utang lainnya.