Ikan merupakan salah satu sumber makanan yang murah dan menyehatkan. Salah satu yang menjadi favorit untuk dijadikan lauk yang sehat adalah ikan patin. Ikan patin masuk keladam kelompok ikan berkumis dalam Genus Pangasius dan Famili Pangasidae. Kelompok ikan Patin ini memiliki nilai ekonomi yang tinggi, salah satunya adalah Patin dan Patin Siam.
Ikan Patin adalah jenis ikan air tawar yang mendiami kawasan-kasawan sungai dan lombong-lombong. Dalam dunia perikanan, ikan Patin dikenal sebagai komoditi yang berprospek cerah. Rasa dagingnya yang lezat dan gurih mengakibatkan harga jualnya tinggi. Di alam bebas ikan ini panjangnya bisa mencapai 1,2 m. Dalam usia enam bulan ikan patin bisa mencapai panjang 35 cm sampai 40 cm.
Ikan patin memiliki badan memanjang berwarna putih kombinasi perak dengan punggung berwarna kebiru-biruan. Panjang tubuhnya bisa mencapai 120cm, ukuran yang cukup besar untuk ukuran ikan air tawar domestik. Kepala ikan patin relatif kecil . Pada sudut mulutnya terdapat dua pasang kumis pendek yang berfungsi sebagai peraba.
Ikan Patin memiliki kandungan lemak yang lebih rendah dibandingkan ikan jenis lain, terutama dua asam lemak esensial, DHA sebesar 4,74 % dan EPA sebesar 0,31 %. Kadar lemak total yang terkandung dalam daging ikan patin adalah sebesar 2,55 % sampai dengan 3,42 %, dimana asam lemak tak jenuh nya adalah di atas 50 %. Asam oleat adalah asam lemak tak jenuh tunggal yang paling banyak terkandung di dalam daging ikan patin yaitu sebesar 8,43 %.
Berdasarkan hasil dari penelitian, kandungan gizi di dalam ikan patin yang berupa lemak tak jenuh (USFA sebesar 50 %) sangatlah bagus untuk mencegah terjadinya resiko penyakit Kardiovaskular. Lemak tak jenuh juga bermanfaat untuk menurunkan besarnya kadar kolesterol total dan kolesterol LDL yang terkandung di dalam darah sehingga dapat mencegah penyakit jantung koroner. Jika di lihat dari rendahnya kadar kolesterol yang terkandung dalam daging ikan Patin ( 21-39 mg/100 gram), maka manfaat ikan Patin sangatlah bagus bagi anda yang sedang menjalankan program diet karena bisa mengurangi asupan kolesterol harian di dalam menu makanan.
Untuk melakukan budidaya ikan patin, beberapa tips berikut akan sangat bermanfaat buat kamu.
Kolam Ikan Patin
Untuk melakukan budidaya ikan Patin, kamu harus memperhatikan lingkungan yang akan ditempati. Tanah yang digunakan adalah tanah liat. Dengan jenis tanah liat, massa air yang besar tidak akan bocor merembes meresap di tanah sehingga bisa dijadikan dinding kolam. Untuk memudahkan pengairan, sebaiknya kemiringan tanah untuk pembuatan ikan berkisar antara dua sampai lima persen. Air yang digunakan adalah air yang bersih. Air yang digunakan juga harus air yang tidak terlalu keruh, bebas bahan bahan kimia dan limbah pabrik. Tambahkan larutan penghambat jamur agar air tidak mudah tercemar dengan jamur jamur liar. Untuk suhu air cukup dengan suhu standar yaitu 26 sampai 28 derajat celcius. Untuk lebih memaksimalkan pertumubuhan Ikan Patin, Keasaman air harus berkisar antara PH 6,5 sampai 7.
Pemupukan
Sebelum ikan patin ditebarkan sebaiknya kolam diberikan pupuk. Pupuk untuk kolam bisa menggunakan pupuk kandang atau pupuk hijau. Jumlah pupuk yang diberikan cukup sebanyak 50-700 gram per meter persegi. Pemberian pupuk bertujuan untuk menumbuhkan makanan alami bagi ikan Patin.
Pemberian Pakan
Makanan menjadi salah satu faktor yang paling berpengaruh dalam pertumbuhan ikan Patin. Makanan juga menjadi indikator apakah kamu akan berhasil membudidayakan ikan patin atau tidak. Pakan ikan yang diberikan untuk ikan Patin adalah Pelet, kamu juga bisa menambahkan pakan alami seperti kerang, ikan, sisa daput dan lain lain. Pakanan lain ini bisa menjadi tambahan karena mengandung protein yang tinggi. Pakan diberikan kepada ikan Patin sebanyak 2 kali sehari pada waktu pagi dan sore. Jumlah takaran pakan adalah 3-5 persen dari berat badan ikan patin, jumlah pakan akan berubah seiring berat ikan Patin yang bertambah. Untuk mengetahu beratnya cukup ambil sampel 5-10 ekor ikan Patin.
Memilih Induk
Ciri-ciri induk patin yang telah matang gonad dan siap untuk di pijahkan. sebagai berikut ini.
A. Induk Betina
1. Umur 3 tahun
2. Ukuran 1,5-2 kg
3. Perut membesar kearah anus
4. Perut terasa empuk dan halus jika di raba
5. Kloaka membengkak dan berwarna merah tua
6. Kulit pada bagian perut lembek dan tipis
7. Jika di sekitar Kloaka ditekan akan keluar beberapa butir telur yang berbentuk bundar dan besarnya seragam.
B. Induk jantan
1. Umur 2 tahun
2. Ukuran 1.5-2 kg
3. Kulit perut lembek dan tipis
4. Jika di urut akan keluar cairan sperma berwarna putih
5. Kelamin membengkak dan berwarna merah tua
Penetasan Telur
Sekitar 4 hari, telur yang telah dibuahi akan segera menetas. Pantaulah kondisi air sebelum telur menetas. Sebaiknya ganti dengan air bersih ketika air kolam sudah mulai kotor.
Perawatan Benih Ikan Patin
Siapkan akuarium atau bak ukuran 80 cm x 45 cm x 45 cm. Masukkan kurang lebih 500 ekor benih per akuarium yang kamu buat. Tempatkan aerator di setiap akuarium dan jaga suhu akuarium agar tetap di suhu ruangan. Setelah berusia 3 hari berikan makanan pertama pada benih yaitu kuning telur ayam yang telah direbus. Kemudian mulai berikan makanan hidup berupa kutu air atau jentik nyamuk. Jika sudah cukup besar, masukkan benih benih tersebut ke kolam utama.
Pemanenan Ikan Patin
Untuk pamenenan ikan Patin kita bisa menyesuaikan permintaan pasar yang biasanya antara 200 gram sampai 1 kilogram. Setelah 6 bulan ikan patih sudah bisa mencapai bobot sekitar 700 gram.