Saat ini komoditi ikan sidat di Indonesia tergolong sangat baik, permintaan setiap tahunnya selalu meningkat. Permintaan terus berdatangan utamanya dari Jepang yang menjadikan ikan menu pokok yang dikonsumsi sehari-hari. Ikan yang sangat digemari di Jepang ini sangat sulit dikembang biarkan di Jepang.
Peluang ini menjadi salah satu keuntungan kita di Indonesia untuk bisa membudidayakan ikan ini, proses budidayanya tidak terlalu sulit dan bisa dicoba. Pada proses budidaya ikan sidat biasanya dibagi atas tiga tahapan yaitu pendederan tahap I, Pendederan tahap II, dan yang terakhir adalah tahap pembesaran.
Pendederan Tahap I
Pada tahap pendederan pertama ini biasanya dilakukan sebagai proses awal penyesuaian atau adaptasi dari bibit ikan sidat yang awalnya dari kolam alami habitat aslinya dan dipindahkan dalam kolam buatan, dari makanan awal berupa pakan heterogen menjadi pakan buatan yaitu pakan homogen.
Tahap awal dilakukan pada saat bibit masih dalam wujud glass eel sampai memiliki ukuran lever, benih ikan sidat yang akan digunakan untuk proses selanjutnya hanya yang berukuran 0.17 gram per ekornya dengan jumlah kepadatan ikan mencapai 6 ikan per 1 liter air.
Penebaran benih harus segera mungkin dilakukan agar bibit terhindar dari stress dengan cara penebaran yang benar, yaitu membiarkan plastic tempat bibit kedalam kolam dalam keadaan terbuka agar biarkan ikan menyebar dengan sendirinya.
Pendederan Tahap II
Proses ini dilakukan sampai benih yang telah disebar memiliki ukuran 10 gram per ekornya. Pada umumnya kolam yang digunakan menggunakan sistem air yang mengalir dan memiliki suhu yang tepat antara 29 sampai dengan 31 derajad Celsius untuk mengoptimalkan peluang hidup ikan tersebut.
Pembesaran
Setelah bibit ikan sidat telah memasuki berat 10 gram per ekornya barulah ikan akan memasuki proses pembesaran ini, dalam tahap ini air harus tetap mengalir serta harus selalu memperhatikan suhu kolam, proses ini akan terus berlanjut hingga ikan sidat memiliki berat 200 gram per ekornya, biasanya ikan sidat memiliki masa panen setelah 5 bulan proses pembesaran.
Pemberian makan ikan sidat harus dilakukan secara rutin dengan pakan berupa cacing tanah, pellet berprotein lebih dari 40 persen, udang ataupun kepiting kecil yang masih hidup.
Demikian beberapa tahapan yang harus dilakukan untuk budidaya ikan yang secara fisik hampir sama dengan belut ini. Proses lama yang harus dilalui akan sebanding dengan dengan hasil panen yang sangat menjanjikan, saat ini saja hargannya mencapai Rp.250.000 setiap kilonya yang isinya hanya sekitar 5 ekor, sangat menyenangkan bukan.