Menelusuri Candi Cetho yang Misterius dan Penuh Aura Spiritual

Candi Cetho terletak di lereng Gunung Lawu pada ketinggian sekitar 1496 meter dpl, tepatnya berada di Dusun Cetho, Desa Gumeng, Kecamatan Jenawi, Kabupaten Karanganyar. Candi Cetho diperkirakan dibangun pada masa kerajaan Majapahit sekitar abad ke 15 Masehi. Kompleks Candi Cetho biasa digunakan untuk pemujaan kaum Hindu dan penganut kepercayaan asli kejawen.

Laporan ilmiah tentang penemuan Candi Cetho pertama kali dibuat oleh Van de Vlies pada tahun 1842. Kemudian penggalian lebih lanjut untuk menemukan objek terpendam lainnya dilakukan pada tahun 1928 oleh Dinas Purbakala Hindia Belanda.

Pada tahun 1970 dilakukan pemugaran Candi Cetho oleh Sudjono, asisten pribadi Presiden Soeharto. Pemugaran kala itu banyak mengubah struktur asli candi Cetho sehingga banyak menimbulkan kritikan dari para pakar Arkeologi.

Kompleks Candi Cetho terkenal dengan kesan misteriusnya dan kental dengan aura spiritual. Di kompleks Candi Cetho terdapat banyak aneka sesajen dan bau dupa yang sangat menyengat. Terkadang kabut tebal juga suka menyelimuti kompleks Candi Cetho menambah kesan misteriusnya. Tak heran kalau Candi Cetho biasa digunakan sebagai tempat untuk uji nyali.

Pemberian nama “Cetho” diberikan oleh masyarakat sekitar yang juga merupakan nama dusun dimana candi tersebut berada. Dalam Bahasa jawa, Cetho mempunyai arti “jelas”. Disebut jelas, karena di dusun ini kamu bisa melihat pemandangan pegunungan yang mengitari dusun Cetho dengan jelas, yaitu Gunung Merapi, Gunung Merbabu, Gunung Lawu, Gunung Sumbing dan Gunung Sindoro.